Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Krisis Ekonomi, Warga Argentina Kurangi Beli Daging

Krisis ekonomi telah membuat sekitar 40 persen warga Argentina saat ini hidup dalam kemiskinan dan tak mampu membeli daging khusus

14 Januari 2024 | 21.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang wanita membawa bahan makanan hasil barter di pasar San Miguel, Buenos Aires, Argentina, Jumat, 15 Juni 2018. REUTERS/Martin Acosta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebuah laporan Reuter pada pekan ini mengungkap sejumlah keluarga di Argentina tak mampu lagi menggelar asado, yakni barbeque tradisional asal Negeri Tango. Pasalnya, harga daging dan sayur-mayur naik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kata asado, yang dalam bahasa Spanyol berarti panggang, merujuk pada keunikan metode memanggang yang dilakukan warga Argentina dan atmosfir sosial kumpul-kumpul bersama teman yang secara tradisional dibarengi acara makan-makan. Akan tetapi, dengan inflasi yang melonjak sampai 200 persen pada tahun lalu, maka semakin banyak warga Argentina yang memperketat anggaran pengeluaran mereka.  

“Kami telah mengurangi sejumlah pengeluaran yang sebenarnya membuat hidup kami lebih bersemangat. Pengeluaran itu di antaranya mengundang teman-teman saya untuk acara barbeque. Sekarang, hal itu mustahil dilakukan,” kata Susana Barrio, 79 tahun, seorang pensiunan di Argentina.  

Argentina adalah negara dengan perekonomian terbesar di Latin Amerika. Negeri Tango itu sekarang sedang mengalami krisis ekonomi setelah bertahun-tahun terlilit utang dan kesalahan manajemen keuangan. Diperkirakan sekitar 40 persen warga Argentina saat ini hidup dalam kemiskinan.  

Menurut data statistik, pada Desember 2023 rata-rata inflasi menyentuh 25.5 persen month-to-month. Angka itu diperkirakan bakal naik lebih cepat pada bulan-bulan ke depan setelah Presiden Argentina Javier Milei melakukan devaluasi mata uang peso sampai lebih dari 50 persen pada bulan lalu. Kebijakan itu disebutnya reformasi ‘shock therapy’ demi menstabilkan ekonomi Argentina yang sedang sakit.  

“Anda akan kehilangan jejak harga-harga,” kata Guillermo Cabral, 60 tahun, pemilik sebuah toko daging di Ibu Kota Buenos Aires.  

Sedangkan Graciela Bravo, 65 tahun, pensiunan, mengatakan dia secara hati-hati mulai menghitung berapa banyak kentang yang dia beli ketimban membeli kentang per kilogram supaya tidak ada kentang busuk yang terselip.  

Milei baru satu bulan menjabat sebagai Presiden Argentina, dimana dia digambarkan sebagai sosok anarko-kapitalis. Milei memperingatkan program reformasinya membutuhkan waktu untuk sampai membuahkan hasil dan ada sejumlah hal yang bisa memburuk sebelum kondisi lebih baik.  

Sumber: RT.com  

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus