Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada 3-6 September 2024. Rangkaian kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia dimulai pada Selasa, 3 September 2024, dengan kedatangannya di Jakarta. Keesokan harinya, Rabu, 4 September 2024, Paus dijadwalkan menghadiri pertemuan kenegaraan di Istana Negara serta mengadakan kegiatan internal dengan komunitas Katolik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Kamis, 5 September 2024, Paus akan bertemu dengan Imam Besar Masjid Istiqlal dan tokoh agama lainnya, diikuti dengan kunjungan ke Gedung KWI untuk bertemu para penyandang disabilitas. Kemudian, Paus akan memimpin Misa Suci di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, yang dihadiri sekitar 87.000 umat Katolik. Kunjungan Paus di Indonesia akan berakhir pada Jumat, 6 September 2024, dengan keberangkatannya menuju Papua Nugini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Paus merupakan jabatan tertinggi dalam institusi agama Katolik sedunia yang berpusat di Vatikan. Lantas, apa saja sih seluk beluk Vatikan hingga bisa menjadi markas besar keagamaan Katolik sedunia?
Seluk Beluk Vatikan
Dilansir dari berbagai sumber, Kota Vatikan adalah negara merdeka terkecil di dunia, dengan luas hanya sekitar 44 hektare dan terletak sepenuhnya di dalam kota Roma, Italia. Meskipun kecil, status administratif Vatikan sangat unik dan berperan penting dalam dunia internasional.
Kota Vatikan diakui sebagai negara merdeka melalui Perjanjian Lateran tahun 1929, yang ditandatangani antara Tahta Suci dan Kerajaan Italia. Perjanjian ini menetapkan Vatikan sebagai wilayah berdaulat yang berada di bawah kekuasaan penuh Paus, yang juga berfungsi sebagai kepala negara.
Secara administratif, Vatikan memiliki sistem pemerintahan yang berbeda dari kebanyakan negara. Paus memiliki otoritas tertinggi dan dibantu oleh sejumlah badan administratif yang dikenal sebagai Kuria Roma. Kuria Roma mengelola berbagai aspek kehidupan gerejawi dan juga menjalankan fungsi administratif negara. Kuria ini mencakup berbagai kongregasi, dewan, dan komisi yang menangani segala urusan, mulai dari urusan luar negeri hingga urusan keuangan.
Vatikan juga memiliki korps diplomatik yang sangat aktif. Meskipun luasnya kecil, Kota Vatikan memiliki hubungan diplomatik dengan banyak negara dan memiliki perwakilan tetap di berbagai organisasi internasional.
Vatikan mencetak mata uang sendiri (euro Vatikan), memiliki stasiun radio, layanan pos, dan pasukan keamanan yang terdiri dari Garda Swiss, yang bertanggung jawab atas keselamatan Paus dan keamanan negara. Namun, Vatikan tidak memiliki sistem pajak atau ekonomi yang mandiri, dan sebagian besar pendapatan negara berasal dari sumbangan umat Katolik di seluruh dunia, penjualan perangko, koin, dan cendera mata.
Sebagai negara kota dan pusat Gereja Katolik, Vatikan tidak hanya memiliki peran administratif, tetapi juga peran spiritual dan simbolis yang sangat kuat, menjadikannya unik di antara negara-negara di dunia.
Vatikan Simbol Historis Dunia
Dikutip dari laman hevaticantickets.com, Kota Vatikan, pusat spiritual Gereja Katolik, memiliki sejarah panjang yang berakar pada masa Kekaisaran Romawi. Awalnya, wilayah ini adalah bagian dari Ager Vaticanus, sebuah daerah di tepi barat Sungai Tiber yang pada zaman Romawi Kuno dianggap suci dan tak tersentuh. Tempat ini menjadi lebih signifikan ketika Santo Petrus, salah satu dari dua belas rasul Yesus, dikatakan dimakamkan di bukit Vatikan setelah mengalami kemartiran pada tahun 64 Masehi.
Pada abad ke-4, Kaisar Konstantinus Agung, yang menjadikan Kekristenan agama resmi Kekaisaran Romawi, memerintahkan pembangunan Basilika Santo Petrus di atas makam tersebut. Basilika ini menjadi tempat ziarah penting bagi umat Kristen di seluruh dunia. Seiring waktu, pengaruh dan kekuatan para Paus meningkat, dan wilayah Vatikan menjadi pusat kepemimpinan Gereja Katolik.
Selama Abad Pertengahan, menurut laman cia.gov, Paus mulai mengkonsolidasikan kekuasaan temporal mereka di wilayah sekitar Roma, yang dikenal sebagai Negara Gereja. Namun, pada tahun 1870, setelah penyatuan Italia, Negara Gereja dianeksasi oleh Kerajaan Italia, dan kekuasaan temporal Paus berakhir. Meskipun demikian, Paus tetap berdiam di Vatikan, dan hubungan antara Tahta Suci dan pemerintah Italia tetap tegang hingga tercapainya Perjanjian Lateran pada tahun 1929.
Perjanjian Lateran, yang ditandatangani oleh Paus Pius XI dan Benito Mussolini, mengakui Kota Vatikan sebagai negara merdeka dan memberi Gereja Katolik kebebasan penuh dalam urusan spiritual. Dengan luas hanya sekitar 44 hektar, Kota Vatikan menjadi negara terkecil di dunia, tetapi memiliki pengaruh global yang luar biasa sebagai pusat agama Katolik.