Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kunjungan sang kamerad

Pemimpin uni soviet, mikhail gorbachev berkunjung ke india. gorbachev mengusulkan demiliterisasi samudra hindia & mengusulkan didirikannya pusat angkasa luar internasional bagi negara berkembang. (ln)

6 Desember 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IA disambut sebagai tamu agung. Begitu pesawat Ilyushin IL-62M yang membawanya Selasa pekan lalu mendarat di bandar udara Indira Gandhi di New Delhi pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev disambut dengan 21 kali tembakan meriam. Gadis-gadis India menaburkan bunga mawar di karpet merah, sementara Gorbachev dan istrinya, Raisa, melangkah didampingi sang tuan rumah Rajiv Gandhi dan istrinya, Sonia. Lalu sang tamu negara pun naik mobil tahan peluru -- satu dari delapan yang dibawa sendiri oleh Gorbachev -- menuju istana presiden melintas puluhan ribu murid sekolah yang berdiri sepanjang jalan mengibarkan bendera India dan Soviet. Ribuan tentara dan polisi India berjaga-jaga, termasuk lebih dari 200 petugas Soviet yang khusus diterbangkan dari Moskow. Di hari pertama kunjungannya, Gorbachev dan Rajiv berunding selama empat jam yang berjalan sangat lancar. Tidak heran, Gorbachev kemudian menyatakan, "Belum pernah saya menerima sambutan luar biasa seperti ini." Buat India, Gorbachev memang bukan sekadar tamu negara biasa. Dengan Soviet, India menandatangani perjanjian persahabatan pada 1971. Soviet juga merupakan pemasok senjata terbesar buat India. Bisa dimengerti bila PM Rajiv Gandhi menyambut Gorbachev secara besar-besaran dan menyebutnya "pejuang perdamaian". Gorbachev sendiri jelas menganggap penting sekali kunjungannya ke India. Kunjungan empat harinya ke India pekan lalu adalah kunjungannya yang pertama ke Asia. Yang mengherankan, Gorbachev tak sekali pun menyinggung rencana perjanjian keamanan bersama Asia-Pasifik yang diungkapkannya dalam pidato di Wladiwostok Juli silam. Ia tampaknya juga menghindar mengomentari hubungan India-Pakistan yang agak tegang beberapa bulan belakangan ini. Sasaran kecaman Gorbachev, karenanya, lebih dipusatkan pada AS. Untuk itu ia mempunyai banyak mesiu. Keputusan pemerintahan Reagan pekan lalu untuk mempersenjatai bomber B-25 yang ke-131 dengan peluru kendali nuklir, misalnya, menjadi bulan-bulanan empuk Gorbachev. Gorbachev menyebut keputusan Reagan itu "kesalahan besar". Lalu lagi-lagi ia menghantam program Perang Bintang dan menyebutnya "monster yang paling rakus dari seluruh proyek militer", yang menghambat usaha pelucutan senjata. Di New Delhi, Gorbachev agaknya berusaha tampil sebagai pendekar perdamaian dunia. Dalam pidatonya di televisi India, ia mengundang AS dan negara-negara lain di kawasan-Lautan Hindia untuk mengurangi kekuatan AL masing-masing di samudra tersebut. Ia juga menyerukan diselenggarakannya perundingan untuk menjamin keamanan jalur laut termasuk di Teluk Persia, Selat Hormuz, dan Selat Malaka. Sebagai awal langkah demiliterisasi Lautan India, Gorbachev menyarankan "agar setiap negara mengumumkan latihan dan manuver angkatan darat, laut, dan udaranya". Sebagian dari pernyataan Gorbachev itu termaktub juga dalam "Deklarasi New Delhi" -- begitu komunike bersama Soviet-India disebut. Gorbachev mengusulkan pembentukan suatu pusat internasional untuk mengembangkan teknologi angkasa luar bagi negara berkembang. Ini termasuk fasilitas peluncuran roket dan pusat latihan astronaut dan ahli lain dari negara berkembang. "Dan jika India mengizinkan wilayahnya ditempati pusat tersebut, kami akan mendukungnya," ujar Gorbachev. Bukan cuma dukungan moril dari Soviet yang diperoleh India. Sementara Rajiv dan Gorbachev berunding, para menteri kedua negara menandatangani persetujuan ekonomi: Soviet sepakat untuk memberi pinjaman US$ 2,1 milyar untuk membantu pengembangan energi di India. Termasuk di antaranya pembangunan PLTA berkapasitas 2.400 MW dan eksplorasi migas di Bengal Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus