Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akhir tahun lalu, ia membuat keputusan penting: pensiun dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Lakhdar Brahimi, begitu namanya, seorang diplomat veteran. Ia penasihat khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk pencegahan dan penyelesai-an konflik di pelbagai belahan dunia.
Brahimi kini 72 tahun, dan ia kecewa berat terhadap perkembangan di Irak. Ia menganggap kehadiran PBB di Nege-ri 1001 Malam itu tak berguna. Brahimi tak disukai banyak orang. Bahkan- ia sempat dituduh menerima uang dari program oil for food (program PBB yang membatasi hasil penjualan minyak- Irak hanya untuk kebutuhan hidup rak-yat Irak, agar tidak digunakan untuk membeli senjata, misalnya). "Sangat mengecewakan," tuturnya.
Brahimi orang yang telah berjalan- jauh. Prestasinya cukup mencorong. Dulu, ayah tiga orang anak ini per-nah mencicipi masa mudanya di Jakarta (1956-1961)-ketika ia mewakili Front Pembebasan Nasional (FLN) Alja-zair untuk Asia Tenggara. Kini ia punya andil dalam menuntaskan misi PBB di berbagai daerah konflik-dari Kongo, Su-dan, Afrika Selatan, hingga Afganistan.
Dulu ia sibuk, sekarang lebih santai. "Dulu saya berlibur jika pekerjaan saya mengizinkan, tapi sekarang saya bekerja- jika liburan saya mengizinkannya."
Berikut adalah petikan wawancara Kurie Suditomo, Hermien Y. Kleden, dan Bina Bektiati dari Tempo dengan Lakhdar Brahimi, di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta Selatan, Ming-gu dua pekan silam.
Anda kecewa sekali dengan masalah Irak.
Irak adalah sebuah kesalahan, tidak ada yang benar di sana. Invasi AS salah, cara AS menjalankan pemerintahan di sana salah, keterlibatan PBB juga salah. Dua puluh orang PBB terbunuh di sana. Banyak orang dalam PBB yang mempertanyakan mengapa kita masih di sana, toh kita tidak bisa memperbaiki keadaan.
Ketika saya berada di sana, kami tidak dapat melakukan sesuatu yang seharusnya bisa dilakukan PBB. Ini sungguh-sungguh sangat mengecewakan.
Apakah kekuasaan AS yang menyebabkan PBB tidak bisa berperan maksimal di Irak?
Menurut saya, invasi ke Irak melawan- kehendak warga dunia. Satu-satu-nya negara yang mendukung adalah AS. Bahkan negara-negara yang tergabung dalam koalisi tidak mendukung apa yang dilakukan AS di Irak. Dan sekarang- warga AS tidak mendukung yang dilakukan pemerintahnya di Irak.
Apakah AS punya hak bertahan di Irak?
AS meminta PBB untuk terlibat. Saya termasuk yang mendukung keterlibatan PBB di Irak, karena PBB bisa berperan mengakhiri penjajahan dan mengembali-kan kemerdekaan kepada warga Irak. Tapi, ketika dilihat kembali, kontribusi kami sama sekali tidak efektif. Jadi, banyak orang bilang, adalah salah jika PBB meneruskan misi di Irak.
Tapi, bukankah sangat aneh jika PBB tidak melakukan apa-apa di Irak?
Ya, ini adalah pertanyaan besar. Jika PBB memutuskan meneruskan peran di Irak tapi di sana tetap terjadi penjajahan. Saya kira itu tidak benar. PBB harus membuat penilaian. Untuk masalah Irak, kami harus mengatakan terus terang kepada publik bahwa keadaan di Irak tidak memungkinkan kami membantu.
Mungkin saja, kami membuat peni-laian salah bahwa kami seharusnya membantu. Tapi menurut saya-ini merupakan pendapat pribadi saya-jika PBB tidak bisa berperan dengan benar, yaitu berpihak dan membantu rakyat Irak, keberadaan PBB di sana tidak ada gunanya.
Jadi, apa hambatan terbesar PBB di Irak?
Hambatan terbesar adalah invasi. Invasi itu adalah dosa asal.
Tapi sejak semula PBB tahu bahwa invasi berakibat perang.
PBB memang tidak menyetujui perang-. Apa yang harus dilakukan PBB adalah menolong orang dan menyelesaikan konflik. Jika terjadi konflik, PBB akan datang kepada mereka, berbicara dengan mereka, dan mencoba membuat kompromi-kompromi.
Dalam kasus Irak, penjajahan menyebabkan persoalan dan menimbulkan konflik. Baik konflik antara penjajah dan warga Irak maupun juga sekarang konflik antarwarga Irak. Jika PBB terlibat di sana, dengan keberadaan AS se-bagai penjajahan, posisi PBB seperti terjepit dan hanya memiliki sedikit ruang dalam menjalankan fungsinya.
Ini tidak mempermudah keadaan, karena solusinya pun tidak ada. Apakah menurut Anda tentara AS harus mening-galkan Irak begitu saja?
Ya, seperti saya bilang, persoalannya sangat rumit. Kita tahu siapa saja yang bertanggung jawab di Irak. Penjajahan AS telah menciptakan keadaan sa-ngat rumit. Apalagi ditambah posisi kelompok-kelompok di Irak yang makin membuat kompleks keadaan. Jika PBB terlibat, keadaannya makin rumit. Jika tidak terlibat, juga tidak membaik.
Anda setuju saat ini sedang terjadi perang sipil di Irak?
Ya, itu benar sekali. Saya menyatakan hal ini lebih awal daripada orang lainnya. Ini membuat keadaan makin tak tertolong karena yang paling dirugikan adalah rakyat Irak sendiri.
Jadi, semua pihak yang terlibat di Irak harus mengakui telah terjadi perang sipil?
Kita harus menyatakan dengan pasti, memang ada perang sipil di Irak. Sebab, jika kita tidak menjelaskan dengan pasti dan benar tentang keadaan di Irak, kita juga tidak akan bisa menemukan solusi yang tepat.
Jadi, yang pertama harus dilakukan- adalah membuat diagnosis yang realis-tik. Apa yang bisa dilakukan sekarang- adalah menjabarkan situasi apa ada-nya, dan tidak berpura-pura dengan- menyatakan yang lain. Sebab, jika menjelaskan keadaan di Irak dengan keberpura-puraan, semuanya makin rumit.
Situasi di sana sudah sangat buruk, sangat berbahaya. Sedikit sekali perbaikan dilakukan di sana, termasuk oleh PBB. Jika pihak-pihak yang terlibat tidak memahami hal itu, sangat tidak mungkin untuk bergerak ke arah yang lebih baik.
AS kini berusaha menggandeng Iran untuk mencari penyelesaian perang sipil di Irak.
Saya kira ini hal baik dan langkah yang penting. AS memiliki duta besar- yang sangat baik di Irak. Zalmay Khalilzad (yang asli Afganistan) sangat paham situasi di sana. Sangat disayangkan dia tidak ditugasi di Irak lebih awal. Dia bisa menjadi tumpuan harapan agar keadaan di Irak membaik.
Apakah menurut Anda pembicaraan antara AS dan Iran akan efektif?
Saya tidak tahu, tapi saya berharap ada hasil yang baik. Dua negara itu pernah bertemu sebelumnya membicarakan masalah Afganistan (Iran punya pengaruh kuat atas wilayah utara Afganistan yang berbatasan langsung dengan negaranya).
Anda begitu paham soal anatomi -konflik. Tidak mengherankan jika Anda mendapat julukan trouble shooter.
Sebelum menjadi utusan khusus, saya sudah menjadi trouble shooter (sambil tertawa). Itu sebutan yang menyenangkan, tapi terlalu berlebihan.
Tapi jika Anda tidak bergabung lagi dengan PBB, maka Anda tidak bisa menjadi "trouble shooter" dalam tubuh PBB sendiri. Apalagi saat ini PBB -sedang mereformasi diri, seperti menentukan kelangsungan misi 80 ribu anggota -pasukan penjaga perdamaian di berbagai belahan dunia.
Kami memang sedang berusaha membuatnya lebih efektif dan berbiaya -tidak terlalu mahal. Yang perlu dicatat, PBB telah melakukan aktivitas penjagaan perdamaian secara baik dan murah dibandingkan dengan pihak mana pun. Pasukan penjaga perdamaian dari AS, misalnya, sangat mahal. Program peacekeeping PBB juga lebih sukses diban-ding AS. Tapi PBB tetap ingin le-bih baik lagi.
Saya memimpin tur ke beberapa negara yang ditempati pasukan perdamaian PBB untuk mencari formulasi yang le-bih baik. Semua itu saya tulis dalam Brahimi Report (laporan ini dipresentasikan di depan Sekretaris Jenderal PBB dan panel pada 2000).
Apa yang penting dalam reformasi PBB?
PBB harus melakukan banyak hal, misalnya mewujudkan manajemen -lebih baik.
Bagaimana dengan pemberantasan korupsi di PBB?
Ya, setahu saya, hanya ada satu orang yang dituduh korupsi US$ 160.000 (sekitar Rp 1,4 miliar) dalam 10 tahun proyek yang bernilai miliaran dolar. Itu pun tanpa bukti keras. Tapi, ya, saya sendiri ingin tahu apakah benar terjadi korupsi di PBB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo