Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Laki-laki Tertua di Afrika Selatan Meninggal dalam Usia 116 Tahun

Laki-laki tertua di Afrika Selatan, Blom, meninggal dalam usia 116 tahun setelah sakit selama tiga hari.

24 Agustus 2020 | 07.32 WIB

Fredie Blom, 116 tahun, manusia tertua asal Afrika Selatan di dunia meninggal. Sumber:  AFP via Getty Images/mirror.co.uk
Perbesar
Fredie Blom, 116 tahun, manusia tertua asal Afrika Selatan di dunia meninggal. Sumber: AFP via Getty Images/mirror.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Salah seorang lansia laki-laki tertua di dunia, Freddie Blom, dari Afrika Selatan meninggal pada usia 116 tahun setelah selamat dalam wabah flu Spanyol pada 1918 yang menewaskan semua anggota keluarganya. Keluarga Blom meyakinkan dia meninggal karena sebab alami, bukan karena virus corona

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dikutip dari mirror.co.uk, pada ulang tahunnya Blom sempat mengeluhkan lockdown untuk meredam virus corona telah menjadi tantangan karena membuatnya tak bisa membeli rokok. Selama lockdown Fredie tidak bisa menikmati kebiasaannya merokok karena berjualan alkohol dan rokok selama pandemik dilarang di Afrika Selatan atas permintaan rumah sakit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fredie Blom, 116 tahun, manusia tertua asal Afrika Selatan di dunia meninggal. Sumber: AFP via Getty Images

Blom meninggal empat bulan setelah dia ulang tahun ke-116 dan ditasbihkan sebagai salah satu laki-laki tertua di dunia oleh media-media di Afrika Selatan. Blom memiliki tiga anak dari hasil pernikahannya dengan Jeanette. Dia juga tercatat memiliki lima cucu.

Tidak disebutkan tanggal pasti salah satu manusia tertua di dunia itu meninggal. Begitu pula proses pemakamannya tak dijelaskan detail.   

Blom menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan bekerja sebagai buruh. Dia baru pensiun Ketika usianya 80 tahun-an. Pada 2018, dia sempat melakukan wawancara dengan media dan mengatakan tidak punya rahasia umur panjang.  

“Hanya ada satu hal, Tuhan. Dialah pemilik kekuasaan. Saya ini tak berdaya. Saya bisa jatuh kapan pun, namun Tuhan membantu saya,” kata Blom dalam wawancara itu.

Juru bicara keluarga Blom, Andre Naidoo mengatakan dua pekan sebelum Tuhan mencabut nyawanya, Blom masih memotong kayu. Keluarga bangga dengan Blom yang kenal sebagai orang yang kuat.

Keluarga Blom menceritakan, Blom jatuh sakit dalam tempo tiga hari saja sebelum meninggal. Blom sudah tidak mengunjungi dokter lebih dari tiga tahun lalu. Ketika itu Blom mengatakan dia cape ditusuk-tusuk terus (suntik).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus