Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Langkah Mahathir (dkk.) Menghadapi Pemilu

Pemilu Malaysia masih jauh, tapi Mahathir sudah mulai berkampanye. Citranya semakin buruk di lingkungan ASEAN sejak penangkapan Anwar Ibrahim?

15 Maret 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Drama Melayu di negeri jiran belum juga mencapai "the end". Persidangan terhadap bekas Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim semakin menguak tuduhan konspirasi politik di balik pencopotannya dari jabatannya. Hakim Agustine Paul telah mengabulkan permintaan jaksa untuk menarik tuduhan homoseksual tanpa memberikan keputusan bersalah atau tidak terhadap Anwar. Akibatnya, Anwar meradang karena merasa sudah dipermalukan. Bahkan tuduhan perzinaan dengan istri bekas sekretarisnya, Azmin Mohammad Ali, yang diadukan oleh adik Azmin, Ummi Hafilda Ali, lewat sepucuk surat ke Mahathir, terbukti rekayasa belaka. "Ummi bilang kepada saya, surat itu dikonsep oleh Datuk Megat Junid," ujar Azmin, Selasa pekan lalu. Datuk Megat Junid adalah Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Urusan Konsumen Malaysia. Menurut Azmin, adiknya bersekongkol dengan Datuk Megat karena terdorong imbalan uang dan proyek. Fakta di peradilan Anwar terus menggerogoti citra Perdana Menteri Mahathir Mohamad, baik di dalam negeri maupun di lingkungan ASEAN. Tapi Mahathir tak tinggal diam, khususnya dalam menyongsong pemilu yang akan berlangsung pada awal tahun 2000. Akhir Februari lalu, ia sibuk berkampanye di Sabah, sementara Menteri Luar Negeri Malaysia yang baru?menggantikan Abdullah Badawi, yang kini menjadi wakil perdana menteri?Datuk Seri Syed Hamid Albar, mulai mengadakan perjalanan keliling negara ASEAN sembari memperkenalkan diri. Pilihan Mahathir terhadap Sabah bukannya tak beralasan. Popularitas Anwar Ibrahim cukup besar di Sabah. Selain itu, Barisan Nasional (UMNO) mendapat perlawanan gigih dari partai oposisi Parti Bersatu Sabah (PBS) pimpinan politisi asli Dayak, Pairin Kitingan. PBS sebenarnya memenangi pemilu 1994, tapi PBS menuduh UMNO membujuk anggota parlemennya menyeberang ke UMNO dengan imbalan posisi dan uang. "Mahathir putus asa," ujar Kitingan, seperti dikutip oleh Associated Press. Akan halnya kunjungan Hamid Albar, Indonesia adalah negara jiran pertama yang dikunjunginya. Kunjungan ini menjadi penting bagi kelangsungan hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia, yang agak tegang sejak Presiden B.J. Habibie menyatakan simpatinya terhadap nasib sahabatnya, Anwar Ibrahim. "Saya bertemu dengan Bapak Habibie. Dan beliau menyatakan hubungan beliau dengan Bapak Mahathir tetap terjalin baik," ujar Hamid. Sebagaimana halnya seorang utusan, Hamid menjawab pertanyaan dengan diplomatis. Misalnya, ia memahami sikap beberapa negara ASEAN terhadap kasus Anwar Ibrahim di negaranya, tapi ia juga menekankan bahwa setiap negara ASEAN seharusnya tidak melakukan campur tangan terhadap urusan dalam negeri negara lain. Berikut ini percakapan Hamid Albar, 55 tahun, dengan Hendriko L.Wiremmer dari TEMPO, pekan lalu, di Jakarta.

Apa ada pengaruh gerakan reformasi yang digaungkan di Indonesia terhadap Malaysia?

Pengaruhnya mungkin ada. Gerakan student itu universal, di Indonesia atau di mana-mana. Kalau (sementara rakyat Malaysia) melihat ada gerakan, mungkin mereka ikut juga pada awalnya. Tapi kemudian mereka bisa berpikir, oh, mungkin ini tidak perlu. Kata-kata reformasi pun ada di Malaysia.

Tampaknya, peradilan terhadap Anwar Ibrahim berlarut-larut. Kenapa?

Kita tak kuasa menentukan panjang atau pendeknya persidangan di mahkamah. Kalau kita ikut-ikutan, nanti dikatakan mencampuri kekuasaan kehakiman. Kita serahkan kepada mahkamah untuk memutuskan.

Tuduhan hubungan homoseksual terhadap Anwar tidak dibuktikan di pengadilan, tapi justru dialihkan ke tuduhan lain. Apakah karena bukti di pengadilan ternyata lemah?

Itu salah paham. Dakwaan utama adalah Anwar meminta polisi untuk tidak melakukan penyidikan terhadap hubungan homoseksual. Itu adalah kasus korupsi. Cerita tentang seksnya bukan merupakan dakwaan. Bila cerita seks dianggap tidak penting untuk membuktikan kasus korupsi itu, bukti yang diberikan akhirnya ditepikan. Tentang keputusan akhir mahkamah, kami tidak tahu. Itu tergantung mahkamah. Jadi, banyak orang salah tafsir bahwa itu kasus homoseksual. Sebenarnya bukan itu.

Anwar bersikeras bahwa peradilan itu merupakan konspirasi politik. Komentar Anda?

Sistem pengadilan kita memberikan kebebasan menerima atau menolak, menentukan satu kasus, dan membuat keputusan tanpa keterlibatan kerajaan. Jadi, terserah Anwar, jurus apa yang dia ambil untuk membela diri.

Bukankah penangkapan Anwar ini justru menaikkan popularitasnya, dan sebaliknya menurunkan popularitas Mahathir?

Pada awalnya itu memang menjadi masalah bagi kita. Tapi kita terus bekerja keras menjelaskan kepada rakyat hal sebenarnya. Mahathir berpendapat, Anwar tidak sesuai menggantikannya untuk kepentingan UMNO dan kerajaan. Dan bila kasus ini dilaporkan oleh media dengan benar, tak ada satu pun yang bisa menyatakan Malaysia tidak transparan. Ini adalah perkara yang kami banggakan karena kami punya kebebasan kehakiman.

Popularitas Mahathir tidak menurun?

Tidak menurun. Sebab, ia telah menunjukkan kemampuannya melaksanakan program bagi kemajuan negara. Contohnya caranya mengatasi krisis ekonomi Malaysia dengan tidak minta bantuan International Monetary Fund. Sebab, kami ingin menyelesaikannya dengan cara kami.

Tapi demonstrasi mendukung Anwar terus berlangsung, bahkan mahasiswa mulai berani berdemonstrasi menentang Mahathir.

Itu berlangsung dalam CNN saja, tidak ada di jalanan. Seperti di Indonesia saja, demonstrasi pun berjalan aman, orang dapat bergerak ke sana kemari. Jadi, gambaran yang diberikan media asing selalu memburukkan negara-negara ASEAN. Kita tidak boleh menjadi alat bagi media asing untuk memburukkan kita. Kita minta laporan itu berimbang.

Lalu, apa maksud Mahathir menggiatkan diri berkeliling Malaysia?

Suatu masa, Mahathir menyerahkan politik domestik kepada Anwar karena ia percaya (Anwar) 100 persen. Mahathir lebih mencurahkan perhatiannya untuk menaikkan citra Malaysia di (arena) internasional. Dengan adanya kasus ini, Mahathir giat kembali menerangkan kepada masyarakat Indonesia perihal politik Negara Malaysia. Dari segi politik, Anwar telah membangkitkan masalah bagi kami. Kalau tidak (bergerak ke bawah), semua cerita di internet dan CNN akan dipercayai orang. Susah nanti.

Jadi, bukan untuk mengimbangi gerakan yang dilakukan Wan Azizah?

Kami adalah (sebuah) kerajaan. Mayoritas kami adalah sesuatu yang kukuh. Kami tidak mau orang membalikkan kebenaran. Wan Azizah bukan ancaman bagi Barisan Nasional. Ia mau masuk politik, itu haknya.

Apa persiapan UMNO menjelang pemilu?

Kami bergerak sampai ke bawah. Dan rakyat pun selalu memilih partai sesuai dengan track record-nya. Kalau untuk memilih (partai) yang lain, kan, belum tahu track record-nya.

R. Fadjri, Hendriko L. Wiremmer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus