Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lima di Morozovskaya

Delapan puluh bocah korban teroris Beslan kini dirawat di 20-an klinik di Moskow. Mereka adalah sandera yang selamat dari tragedi itu. Koresponden Tempo Zvet Zakharov menemui sebagian korban di Morozov. Laporannya ditulis kembali oleh wartawan Tempo Akmal Nasery.

20 September 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terletak di jantung Kota Moskow, rumah sakit anak-anak itu bernama Morozov. Warga setempat menyebutnya Morozovskaya. Tahun lalu, rumah sakit terbaik di ibu kota Rusia ini genap berusia satu abad. "Personel kami terdiri dari 2.000 karyawan, 300 dokter, di antaranya 45 profesor," ujar Mikhail Kornyushkin, Direktur Rumah Sakit Anak (RSA) Morozov, kepada Tempo pada Kamis pekan lalu.

Tapi bukan prestasi itu yang menyebabkan perhatian publik Rusia menghunjam ke Morozovskaya pada hari-hari ini. Lima bocah murid sekolah menengah nomor satu di Beslan, Ossetia Utara, yang menjadi korban penyanderaan sadistis gerilyawan Chechnya, kini dirawat di sana "Mereka mengalami luka parah di bagian mata," kata Kornyushkin.

Kelima korban, bersama 75 bocah lain-nya, diterbangkan dari Beslan dengan pesawat khusus pada awal September lalu. Anak-anak ini adalah 80 korban cilik yang selamat dari tragedi terburuk dalam sejarah Rusia modern; mereka menjadi "tameng hidup" dari satu pertarungan politik di tingkat elite. Ke-75 korban lain dirawat di sekitar 20 klinik yang tersebar di seantero Moskow.

Di antaranya Alina Kacmazova, 7 tahun. Ketika Tempo menengoknya di Morozovskaya, mata kirinya tampak luka parah sehingga kemungkinan diganti dengan mata buatan. Seorang gadis kecil lain, Helen Hubayeva, yang juga berusia 7 tahun, masih tergolek di ranjang. Dia belum bisa melihat dengan sempurna. "Masih ada pecahan benda asing di matanya yang belum kami cabut," tutur Kornyushkin.

Lain lagi kondisi Kazbek Gajivev, 11 tahun. Bocah lelaki ini belum sepenuhnya sadar. Dia mengalami gegar otak berat. Sesekali, pupil matanya terlihat bereaksi dengan cahaya. Dan dia mencoba membuka matanya dengan susah payah, walau belum sepenuhnya berhasil. Mulutnya bergerak-gerak seperti hendak mengutarakan sesuatu. Tapi tak ada suara yang keluar selain lidahnya yang berputar.

Dua pasien lain yang disambangi Tempo kondisinya sedikit lebih baik. Ada Mikhail Mkrtcyan, 9 tahun. Dia mengalami luka di mata, dagu, dan tangan, dan sudah sepenuhnya sadar. "Kondisinya jauh membaik setelah mengalami pembedahan," Kornyushkin menjelaskan. Namun si bocah sendiri belum dapat diajak mengobrol. Korban paling tua yang dirawat di rumah sakit itu adalah Diana Murtazova, 14 tahun. Menderita cukup parah di bagian leher, gadis remaja ini sudah bisa diajak bercakap-cakap ringan oleh sang dokter.

Setiap anak ditempatkan dalam sebuah kamar tersendiri bersama orang tuanya. Sedangkan seluruh biaya perawatan ditanggung oleh pemerintah. Seperti diketahui, tragedi Beslan berawal pada hari pertama tahun pelajaran baru yang jatuh pada 1 September 2004. Saat itu 32 orang anggota "Kelompok Kedua Salakhin Riadus Shakhidi", yang dipimpin oleh Magomed Yevloyev, menyandera gedung olahraga sekolah itu dan menyekap sekitar 1.200 orang. Kelompok Magomed merupakan salah satu pasukan berani mati yang dikomandani oleh Shamil Basayev.

Rekaman video yang belakangan ditayangkan pemerintah menunjukkan sesekali teroris melepaskan tembakan untuk menakut-nakuti sandera. Anak-anak dipaksa berdiri di depan jendela sebagai tameng, sedangkan anak-anak lain tanpa baju duduk di lantai dengan tangan terangkat ke atas (lihat Doa dari Tembok Kremlin, Tempo Edisi 13 September 2004). Drama penyanderaan selama 56 jam itu berakhir ketika pasukan komando Rusia menyerbu sekolah, yang berakibat gugurnya 338 orang, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak.

Dua pekan setelah pembebasan, Pemerintah Daerah Beslan menyatakan bahwa penguburan jenazah masih terus berlangsung. Rupanya, sejumlah jenazah korban tak dikenal baru saja ditemukan oleh petugas dan kaum relawan. Adapun murid-murid yang tak mengalami luka fisik mendapat terapi psikis dengan cara berlibur selama 21 hari di Soci—sebuah resor di tepi pantai Laut Hitam.

Pengalaman traumatis penyanderaan itu memang tak akan mudah lenyap dari jiwa-jiwa bening yang amat belia—seperti yang disaksikan Tempo pada lima bocah di Morozovskaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus