Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

18 Desember 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iran Konferensi Holocaust

Kementerian Luar Negeri Departemen Politik dan Studi Internasional Iran mengadakan konferensi internasional soal Holocaust, Senin dan Selasa pekan silam. Menurut Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, tujuan konferensi ini bukan untuk membantah Holocaust, melainkan membuka diskusi tentang peristiwa yang selama ini tabu diperdebatkan. Konferensi yang dihadiri peserta dari 30 negara dengan 67 peneliti ini membahas jumlah korban Yahudi dalam peristiwa itu. ”Kalau tim menemukan Holocaust sebagai mitos, tidak ada alasan lagi perang di Timur Tengah berlanjut,” ujar Ahmadinejad.

Israel, Amerika Serikat, Kanada, Rusia, negara-negara di Uni Eropa, bahkan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan dan Vatikan, mengkritik konferensi itu. Maklum, Ahmadinejad dikenal sebagai orang yang tidak percaya Holocaust. Kalaupun ada, menurut Ahmadinejad, korbannya tidak sebanyak seperti sering disebutkan. Dia menilai, Holocaust dimanfaatkan Israel untuk pembenaran merebut tanah Palestina.

Amerika Serikat Strategi buat Irak Ditunda

Presiden Amerika Serikat George W. Bush menunda mengumumkan strategi baru untuk menyelesaikan kemelut di Irak hingga tahun depan. Demikian pengumuman juru bicara Gedung Putih, Selasa pekan silam. Semula, Bush berjanji akan menyampaikan resep Irak versi Gedung Putih, sebelum 25 Desember. Janji ini ia sampaikan setelah mendengarkan rekomendasi penyelesaian Irak oleh James Baker dari Iraq Study Council, lembaga yang diberi wewenang Kongres untuk memberi cara penyelesaian ke Presiden, Rabu dua pekan silam.

Irak Bom Bunuh Diri Jalan Terus

Di Irak, bom bunuh diri terus terjadi. Selasa pekan lalu, sedikitnya 70 orang tewas dan 221 luka akibat aksi bom bunuh diri di Baghdad. Al Jazeera melaporkan dua ledakan bom bunuh diri itu dilakukan lebih dari satu orang di Lapangan Tayaran, Baghdad.

Modus bom bunuh diri seperti ini pernah terjadi dua pekan lalu. Targetnya adalah pria pengangguran yang tiap hari berkumpul di lapangan seputar Baghdad karena mencari pekerjaan sebagai kuli bangunan atau petugas kebersihan. Ketika itu, sedikitnya 60 orang tewas.

Kekerasan lainnya me-nimpa wartawan Associated Press, Aswan Ahmed Lutfallah. Dia ditembak hingga mati di wilayah utara Baghdad. Komite Perlindungan Wartawan menyebutkan sedikitnya 127 wartawan tewas di Irak sejak Maret 2003. Sedangkan lembaga swadaya masyarakat Iraq Body Count memperkirakan korban warga Irak sudah lebih dari 50 ribu jiwa.

Etiopia Mengistu Divonis Bersalah

Pengadilan Etiopia memvonis bersalah bekas Presiden Etiopia, Mengistu Haile Mariam, 69 tahun dengan tuduhan genosida, Selasa pekan lalu. Dia bertanggung jawab atas pembunuhan lebih dari 2.000 orang, termasuk 60 pejabat, menteri dan keluarga kerajaan. Mengistu juga terbukti menyiksa 2.400 orang selama masa kekuasaannya, 1977-1991. Dia dituduh membunuh Raja Haile Selassie dengan cara mencekik dan menguburnya di bawah toilet pada 1975. Human Rights Watch menyebutnya sebagai ”pembunuh massa paling sistematis yang pernah ada di Afrika”.

Kasusnya masuk pengadilan sejak 1992 dan mulai disidangkan pada 1994. Namun, Mengistu kabur ke Zimbabwe pada 1991 dan hingga kini hidup dalam kemewahan di sana. ”Mengistu sudah minta perlindungan dan kami menjamin posisinya masih tetap sama,” kata Menteri Informasi Zimbabwe, Paul Mangwana.

PBB Ban Ki-moon Disumpah

Mantan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Ban Ki-moon, disumpah sebagai Sekretaris Jenderal PBB menggantikan Kofi Annan, Kamis pekan silam. Ban berjanji menuntaskan reformasi PBB, menciptakan perdamaian di Timur Tengah dan Darfur, Sudan. Diplomat karier 62 tahun itu menegaskan tidak akan tunduk kepada negara mana pun dan akan bertindak sepenuhnya demi PBB.

Ban akan memulai tugas pada 1 Januari 2007 dan segera mengunjungi Uni Afrika. Dia juga merencanakan mengangkat seorang perempuan sebagai wakil. Sedangkan Annan mundur pada 31 Desember 2006, setelah 10 tahun bertugas.

Yandi M. Rofiyandi (NYT, AP, Reuters)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus