Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
India AS-India Sepakat Kerja Sama Nuklir
Kedatangan Presiden Ame-rika Serikat George Walker Bush ke India selama dua hari disambut 50 ribu orang pengunjuk rasa dari kelompok komunis dan muslim. Kamis pekan lalu, Bush dan Perdana Menteri India Manmohan Singh menandatangani kerja sama nuklir- untuk kepentingan sipil. ”Hari ini adalah kesepakat-an bersejarah dan penting- dalam hal energi nuklir,” kata Bush.
Perjanjian itu sudah di-rintis sejak tahun lalu. India di-sepakati akan mendapat akses atas teknologi nuklir untuk kepentingan sipil, bukan militer.
Sampai saat ini sudah ber-operasi 14 reaktor nuklir di India berkapasitas 2.503 me-ga-watt, dan delapan reaktor berkapasitas 3.590 megawatt sedang dibangun. India merencanakan kapasitas daya listrik nuklir 20 ribu megawatt pada 2020. Bush dalam yakin India akan menjadi salah satu pemain kunci di dunia pengembangan nuklir untuk sipil.
Bush juga berharap India menjadi sekutu AS dalam pengembangan energi nuklir- di kawasan Asia Selatan dan sekitarnya, sekaligus menjadi contoh bagi negara lainnya. Sikap berbeda AS di-tujukan terhadap Iran.
Pakistan Bom Sambut Bush
Diplomat Amerika Serikat dan dua warga Pakistan tewas dalam serangan bom bunuh diri yang diarahkan ke kantor konsulat Amerika Serikat di Karachi, Pakistan. Serangan itu terjadi dua hari sebelum Presiden AS, George W. Bush berkunjung membicarakan masalah pena-nganan terorisme di ibu kota Pakistan, Islamabad, Sabtu- pekan lalu. ”Teroris- dan pa-ra pembunuh tidak menginginkan kedatangan saya di Pakistan. Perjalanan saya ke Pakistan merupakan kunjungan yang sangat penting-,” ujar Bush.
Menurut polisi Karachi-, targetnya memang kantor- konsulat AS. Pengebom me-nabrakkan mobilnya yang berisi bahan peledak ber-kekuatan tinggi ke mobil diplomat. Kerasnya ledakan melemparkan mobil ke udara setinggi tujuh kaki, melewati pembatas beton tempat parkir konsulat AS. ”Dari data di lapangan dapat diambil kesimpulan itu bom bunuh diri. Kami menemukan potongan tubuh penye-rangnya,” kata Kepala Polisi Karachi, Niaz Sadiqui.
Serangan bom itu juga menyebabkan 50 warga luka-luka. Polisi memperkirakan dua bom lain disiapkan, namun belum sempat meledak. ”Ada ledakan kecil di tempat lain, namun cuma tangki bensin yang meledak,” ujar polisi. Ledakan itu tak membatalkan kunjungan Presi-den Bush.
Kuba Kasus Guantanamo Kandas
Mohammad Bawazier, sa-lah satu tahanan di Teluk Guan-tanamo yang dipaksa menerima asupan makanan ketika melakukan aksi mogok makan, mengajukan kasusnya kepada hakim federal, Kamis pekan lalu. Pengacara Bawazier menyatakan kliennya men-derita kesakitan karena dipaksa makan dengan cara memasukkan tabung-tabung makanan dalam keadaan duduk terikat.
Departemen Kehakim-an Ame-rika Serikat menolak kasus tersebut dan menya-takan perlakuan seperti itu adalah manusiawi. Bawazier- juga dinyatakan terlalu -meng-ada-ada.
Kasus Bawazier ini adalah kasus terbaru tahanan Guantanamo yang mempersoalkan perlakuan terhadap mereka ke peradilan AS. Tahun lalu, Kongres AS memutuskan tidak menerima semua tuntutan tahanan Guantanamo atas penyiksaan yang mereka derita di pengadilan AS.
Pemerintah AS telah men-dapat kritik bertubi-tubi atas perlakuan terhadap tahan-an di Guantanamo. Bahkan PBB meminta tahanan di pangkalan angkatan laut AS itu ditutup saja. Namun, hingga kini pemerintah AS tetap mempertahankan kebijakannya atas Guantanamo, meskipun tahanan di sana semakin banyak yang dibebaskan.
Rusia Hamas ke Rusia
Delegasi Hamas yang dipimpin Kepala Gerakan Politik, Khaled Meshaal, ber-kunjung ke Rusia, Rabu pekan lalu. Khaled bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan pejabat senior lainnya. Tak ada jadwal pertemuan dengan Pre-siden Vladimir Putin.
Sejak Hamas memenangkan pemilihan umum Pa-les-tina, Rusia merupakan ne-ga-ra yang pertama kali dikunjungi pemimpin Hamas. Rusia memutuskan mengundang Hamas tanpa mempe-dulikan kontroversi dan kritik Israel.
Menteri Luar Negeri Israel- Tzipi Livni sejak awal menyatakan Hamas merupa-kan kelompok teroris yang menang pemilu. Undangan Rusia kepada Hamas, menurut Livni, salah alamat. Undangan itu juga mengejutkan negara-negara Barat.
Pemerintah Israel meng-ada-kan pertemuan khusus membahas hubungan Israel-Rusia.
Malaysia Ahmadinejad Minta Dukungan Badawi
Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, Jumat pekan lalu, salat di Masjid Velayeh, Kuala Lumpur, sebelum meng-akhiri kunjungan selama tiga hari di Malaysia. Kunjungannya ke Malaysia merupakan bagian dari kampanye Iran un-tuk menggalang dukung-an menjelang sidang Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Senin pekan ini.
Saat bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Ab-dul-lah Ahmad Badawi di Kuala Lumpur, Ahmadinejad menjelaskan program nuklir negaranya. Menteri Luar Negeri Malaysia Syed Hamid Albar yakin Iran tak akan menggunakan teknologi nuk-lirnya untuk tujuan militer. ”Kami meminta komitmen Iran,” kata Syed Hamid.
Malaysia dianggap penting karena kini Perdana Menteri Badawi menjadi Ketua Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Ketua Gerakan Nonblok yang beranggotakan lebih dari 100 negara.
Arab Saudi Pemimpin Al-Qaidah Terbunuh
Rabu pekan lalu, polisi Arab Saudi berhasil meng-identifikasi satu dari tiga mayat lelaki yang ikut menyerang kompleks pemro-sesan minyak terbesar di dunia sebagai pemimpin Al-Qaidah Arab Saudi. Mereka tewas dalam baku tembak dengan polisi. Pejabat Saudi mengatakan, sejumlah orang lainnya melarikan diri setelah menyerang fasilitas Abqaiq yang memproses dua pertiga minyak negara itu, Jumat dua pekan silam.
Nama pemimpin Al-Qaidah itu adalah Fahd Faraaj al-Juwair. Laki-laki yang berumur sekitar 30 tahun itu adalah orang yang paling dicari di Saudi. Dia punya dua saudara lelaki yang terbunuh dalam pertempuran dengan militer Saudi pada 2004.
Selain Al-Juwair, Ibrahim Abdullah, Ibrahim al-Mutair, dan Abdullah Muhia Shlash al-Sulaiti tercantum pada daftar pentolan Al-Qaidah di Saudi dan orang yang paling dicari sejak Juni tahun lalu.
Afganistan Kerusuhan Berdarah di Penjara
Polisi Afganistan menya-takan sudah bisa menguasai- keadaan di penjara Pul-e-Chrakhi di Kabul setelah empat hari terjadi kerusuh-an berdarah. ”Agitasi sudah lewat,” kata Wakil Menteri Kehakiman Afganistan Mohammad Qasim Hashimzai.
Kerusuhan Sabtu dua pekan lalu melibatkan 1.300 ta-hanan, mengakibatkan li-ma orang tewas dan puluh-an luka-luka. Kerusuhan di-picu oleh perubahan kebijak-an penggunaan seragam di da-lam penjara. Peraturan baru mengharuskan para tahanan menggunakan seragam oranye terang agar mudah dibedakan dengan para pengunjung. Soalnya, Januari lalu, tujuh narapidana Taliban melarikan dengan cara menyamar seperti pembesuk.
Saat pergantian seragam itu-lah terjadi kekerasan yang dilakukan oleh sipir penjara. Para tahanan pun mengamuk. Kepala penjara menduga lebih dari 300 narapidana Taliban dan milisi Al-Qaidah menjadi pengge-rak kerusuhan tersebut.
Chechnya PM Chechnya Mundur
Perdana Menteri Chechnya Sergei Abramov menyatakan mundur, Selasa- pekan lalu, dengan alasan ke-sehatan. Dia sudah tidak bekerja sejak mengalami tabrakan mobil di Moskow tahun lalu. Ramzan Kadyrov yang selama ini memimpin milisi akan menggantikannya. Sabtu pekan lalu, parlemen melakukan uji kelayakan.
Kelompok hak asasi menga-takan, Ramzan, anak mantan Presiden Akhmad Kadyrov yang terbunuh pada 2004, bertanggung jawab atas penculikan, pembunuhan, dan penganiayaan. Namun, dia menolak semua tuduhan itu.
Abramov yang pro-Rusia ini yakin Ramzan mampu memimpin Chechnya. Kady-rov sudah menjadi pejabat perdana menteri sejak Abramov kecelakaan.
Ahmad Taufik, Leanika (BBC, IRNA, Reuter, BBC, New York Times)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo