Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mahathir Mohamad:"Badawi Salah Seorang Kepercayaan Saya"

25 Juni 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mahathir Mohamad adalah pemimpin negara Asia yang ''berhasil". Perdana menteri yang berkuasa selama 19 tahun itu berhasil membawa Malaysia keluar dari belitan krisis ekonomi yang melanda Asia sejak akhir 1997, mengalahkan Filipina, Thailand, Korea Selatan, bahkan Jepang. Pertumbuhan ekonomi kembali normal, yaitu 6 persen.

Tapi, menurut analis Dan Levkovitz, semua keberhasilan itu hanyalah di permukaan. Menurut Levkovitz, sesungguhnya situasi ekonomi Malaysia masih rentan. Salah satu contohnya, ''Kredit bank tidak diberikan ke pihak yang proyeknya layak, tapi ke teman dekat," demikian tulis Levkovitz di The Asian Wall Street Journal.

Di mata internasional, ''rapor" Mahathir juga mulai merah ketika secara mengejutkan ia memecat Anwar Ibrahim, bekas orang kepercayaannya, pada akhir 1998. Sejak itu, politik dalam negeri Malaysia terus berkeringat. Kekuatan oposisi yang terhimpun dalam Barisan Alternatif mulai menjadi alternatif bagi rakyat Malaysia yang selama ini terpatok pada nilai: Melayu dan Islam.

Pada 17 Juni lalu, lagi-lagi Mahathir mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan. Di hadapan Malaysian Chinese Association (MCA)—salah satu partai aliansi terbesar Barisan Nasional—Mahathir menyatakan bahwa perdana menteri bisa saja orang non-Melayu. Apa pula maknanya? Apakah Mahathir yang selama ini memberi keistimewaan pada puak Melayu sudah berubah? Atau Dr. M sedang gelisah?

Mahathir jelas menganggap tidak ada ''yang salah" dengan pernyataan itu. ''Memang benar mayoritas Malaysia adalah Melayu, tapi kita tidak bisa menafikan hak warga non-Melayu," kata Mahathir dalam jumpa pers dengan wartawan setelah mengikuti serangkaian acara KTT Nonblok di Kairo, Mesir, pekan silam. ''Kalau memang ada calon dari non-Melayu yang didukung rakyat, tidak masalah," tuturnya dengan tenang.

Bukan Mahathir kalau tidak percaya diri. Dr. M tampak santai dan banyak senyum dalam menjawab pertanyaan wartawan dari berbagai negara, termasuk TEMPO, di ruang Stefni, Hotel Sheraton bintang lima. Berikut adalah wawancara khusus koresponden TEMPO di Mesir, Zuhaid Sulkhin, yang diterima sang Perdana Menteri setelah acara temu pers itu. Mengenakan setelan jas abu-abu dipadu dengan dasi biru, Mahathir tampak santai menjawab setiap pertanyaan.


Bagaimana bila orang Melayu merasa tidak aman dengan pernyataan bahwa non-Melayu boleh jadi perdana menteri?

Itu wajar. Andai kata orang non-Melayu bisa sampai ke posisi puncak, wajar jika orang Melayu merasa tidak aman, mengingat mereka adalah warga negara asli Malaysia. Namun, jika mereka mau mendengarkan pernyataan-pernyataan saya, saya yakin mereka akan merasa tenang dan aman, karena semuanya tergantung masyarakat. Jadi, siapa pun orangnya, baik Melayu maupun non-Melayu, jika rakyat tidak setuju, tidak akan jadi. Demikian juga sebaliknya.

Bagaimana Anda mengontrol gerakan di bawah yang tidak mendukung Datuk Mahathir dan Abdullah Badawi?

Tidak ada masalah dengan gerakan-gerakan di bawah yang menentang saya dan Datuk Abdullah Badawi. Jumlah mereka tidaklah banyak. Jadi, saya melihat potensi perlawanan mereka tidak sebahaya yang diperkirakan orang.

Seberapa serius Anda mempersiapkan pengganti? Badawikah orangnya?

Sebenarnya saya ingin mengundurkan diri pada 1998. Namun, karena ada berbagai sebab, salah satunya adalah masalah ekonomi, saya memutuskan tetap berada pada posisi semula. Lagipula, masyarakat Malaysia masih percaya pada saya, maka
saya tetap menerima usul agar saya menjadi perdana menteri.
Memang betul bahwa Abdullah Badawi adalah salah seorang kepercayaan saya. Boleh jadi suatu saat saya memintanya untuk menggantikan saya, tentu setelah melakukan berbagai konsolidasi dan musyawarah dengan anggota partai.

Pihak Barisan Alternatif mengklaim, kalau hitungan suara pemilihan umum itu adil, pihak BA bisa menang….

Sebenarnya pemilihan umum sudah diselenggarakan dengan adil. Namun, karena mereka kalah dalam pemilihan tersebut dan berarti ambisi mereka merebut kekuasaan gagal, mereka mengeluarkan pernyataan yang bernada bahwa pemilihan umum kemarin tidak adil, tidak jujur.
Mereka, Barisan Alternatif, tak lain adalah partai yang hanya mempunyai tujuan pendek dan sempit. Di antara tujuan utama mereka adalah memperjuangkan agar Datuk Anwar Ibrahim bisa keluar dari penjara. Di samping itu, mereka juga kurang mendapatkan simpati dari masyarakat Malaysia, karena cara yang mereka lakukan sangat tidak layak dan tidak sopan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus