Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Majalah Time menobatkan Greta Thunberg, remaja aktivis yang meneriakkan masalah perubahan iklim ke penjuru dunia, sebagai Person of the Year kemarin, 11 Desember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Time, Thunberg terpilih dari puluhan orang dan organisasi termasuk para pengunjuk rasa di Hong Kong, Ketua parlemen Amerika Serikat Nancy Pelosi, dan Presiden AS Donald Trump.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dia telah berhasil menciptakan perubahan sikap global, mengubah jutaan kecemasan yang tersamar, di tengah malam menjadi gerakan di seluruh dunia yang menyerukan perubahan mendesak. Dia telah menawarkan panggilan moral kepada mereka yang bersedia untuk bertindak, dan melemparkan rasa malu pada mereka yang tidak," Time menuliskan secara ringkas alasan memilih Greta sebagai sosok tahun ini.
Thunberg juga selama ini fokus pada perhatian dunia pada ketidakadilan lingkungan yang diprites oleh generasi muda masyarakat adat selama bertahun-tahun.
Karena dia, ratusan ribu remaja "Gretas" dari Lebanon ke Liberia, telah mengesampingkan sekolah nya untuk memimpin grupnya menentang perubahan iklim di seluruh dunia.
Thunberg memulai gerakan globalnya dengan mengesampingkan sekolahnya pada Agustus 2018. Dia menghabiskan hari-harinya di depan geudng parlemen Swedia, memegang spanduk kertas hitam berlatar kata Skolstrejk för klimatet, atau Mogok Sekolah untuk Iklim.
Kepedulian remaja 16 tahun ini mendapat perhatian Paus Fransiskus, keduanya lalu bertemu. Setelah itu dia berdebat dengan Presiden AS yang kemudian menginspirasi 4 juta orang untuk bergabung dengan mogok iklim global pada 20 September 2019.
Ini demonstrasi terbesar yang mengangkat isu iklim dalam sejarah manusia. Sejak itu, nama Thunberg menghiasi mural dan kostum Hallowen, namanya direkatkan dengan berbagai kegiatan.
Greta Thunberg pun kemudian dibandingkan dengan tokoh perempuan paling berpengaruh di Kanada Margaret Atwood, budayawan dan pejuang lingkungan, serta tokoh perang Prancis, Joan of Arch.