ABIDJAN adalah ibukota Pantai Gading, negara tetangga Ghana.
Dari situ mingu lalu dapat dimonitor situasi terhangat dari
Ghana, terutama lewat siaran Radio Accra. Syahdan pemerintah
Ghana sedang melacak para pemimpin komplotan yang gagal
menggulingkan pemerintahan Jerry Rawhngs.
Mayor Akanson, Letkol. Abidoh dan Dr. Ishmael Antwi yang konon
mempunyai paspor Amerika Serikat (berikut istrinya) kini dalam
penguberan. Pasukan pemerintah cuma berhasil menangkap 9
prajurit yang, menurut kabar, sedang bersiap akan melancarkan
kudeta.
Dalam pengusutan lebih lanjut ditemukan beberapa dokumen antara
lain berisi daftar orang yang harus dimusnahkan. Antara lain
Jerry Rawlings, yang sejak September 1979 jadi kepala negara
Ghana. Ketika digeledah beberapa rumah yang dicurigai, terdapat
simpanan amunisi dan peralatan militer seperti roket dan senapan
mesin dalam jumlah yang banyak. Selain itu terdapat pula
sejumlah benda yang biasa dipakai untuk upacara agama lokal.
Kebetulan Ghana kini menghadapi masalah ekonomi yang semakin
ruwet. Bahan makanan pokok seperti roti semakin mahal harganya.
Juga sabun dan bir, yang semakin dicari orang Ghana, ternyata
bisa menimbulkan ketegangan politik.
Usaha kudeta, Oktober dan November lalu, juga telah digagalkan.
Sebetulnya sejak itu, pemerintah Ghana semakin waspada.
Rawlings semakin memperketat cengkeraman politiknya. Tetapi para
pengamat berpendapat bahwa usaha kudeta yang gagal terakhir kali
ini adalah yang paling serius.
Sejumlah anggota PNDC (Dewan Pertahanan Nasional Sementara)
dicurigai dan ditangkap. Padahal PNDC berada dalam perahu
pemerintahan yang sama dengan Rawlings. Tuduhan untuk anggota
PNDC ialah kontra revolusioner dan membangkitkan rasa kesukuan.
Pergolakan di Ghana - yang biasanya juga terpancar di Afrika
pada umumnya berpangkal pada konflik kesukuan dan masalah
teritorial. Dengan adanya frustrasi dan kesulitan ekonomi, Jerry
Rawlings, 35 tahun. harus melewati berbagai "ranjau" yang akan
menjegal kekuasaannya.
Lulusan Akademi Militer Ghana dan jadi letnan penerbang di tahun
1978, Rawlings tahun berikutnya pernah ditangkap karena dia
mengepalai pemberontakan para opsir muda. Entah bagaimana
Rawlings yang gemar olah raga tinju dan menyelam kemudian bisa
menggulingkan Dewan Militer Tinggi. Tahun 1979 itu pula dia jadi
kepala negara dan mengeser pemerintahan sipil pimpinan Dr. Hilla
Limann, pengikut Kwame Nkrumah.
Sesudah merehabilitasi nama Nkrumah, "Bapak Nasionalisme",
Limann membentuk Komite Pembersihan. Tujuan utamanya ialah
memberantas korupsi. Tetapi dia keburu dijegal oleh Rawlings
yang percaya bahwa hanya pemerintahan militer bisa mengatasi
keruwetan Ghana.
Nyatanya, setelah 14 bulan berkuasa, Rawlings tidak berhasil
6erbuat banyak. Cedi, mata uang lokal, berkali-kali didevaluasi,
dan terakhir, September lalu, didevaluasi sampai 58,2%.
Sementara harga cokelat (komoditi ekspor utama) tetap merosot di
pasaran dunia. Ghana, yang lebih banyak ke "kiri" dan ke Libya,
tidak percaya sepenuhnya kepada bantuan IMF (Dana Moneter
Internasional).
Masalah ekonomi yang mendung ini ditambah lagi dengan sejuta
orang Ghana yang diusir dari Nigeria, yang harus ditampung.
Orang Ghana di Nigeria terkenal sebagai pekerja terampil dan mau
melakukan pekerjaan kotor dengan upah rendah.
Menghadapi warganya yang akan pulang ini, Rawlings merencanakan
mereka untuk bekerja di pertanian dan tinggal di desa. Penduduk
Ghana yang jumlahnya sekitar 12 juta itu memang sebagian besar
suka hidup di kota-kota. Karena itu pemogokan demonstrasi untuk
pernyataan rasa tidak puas, cepat menyala. Biasanya merembet ke
usaha kudeta.
Isu terakhir adalah gerombolan pemberontak di perbatasan Togo.
"Ah, itu sih propaganda busuk dari Barat," demikian Rawlins
dalam Newsweek. "Memang ada kelompok makar yang akan
mendepak kami, tetapi kami tetap waspada." Seperti juga
Gaddhafi, Rawling tidak menyebut negaranya sebuah republik,
tapi "Revolusi Rakyat".
Mungkin Rawlings kelompok generasi muda yang kuat dan tangguh.
Mungkin pula karena dia tidak sedang bepergian ke luar negeri.
Sebelumnya, pemerintahan di Ghana diganti ketika kepala
negaranya sedang berada di luar negeri. Hal ini terjadi pada
Nkrumah (1966) dan Dr. Kofi Busia (1972).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini