BELUM genap sebulan, Letjen Rudini, 54 tahun, mendapatkan
kejutan dua kali. Kejutan pertama dialami panglima Kostrad,
jenderal berbintang dua itu ketika pangkatnya dinaikkan menjadi
letnan jenderal 11 Februari lalu. "Saya sambut ini dengan
was-was karena hal itu merupakan puncak karir saya sebagai
prajurit," kata Rudini.
Kejutan kedua terjadi awal bulan ini. Jenderal berbintang tiga
yang belum genap tiga minggu itu, 1 Maret lalu dipanggil
Menhankam Jenderal M. Jusuf. Setelah masuk rumah Menhankam,
Jalan Teuku Umar, Jakarta, pukul 8 pagi, Rudini kaget karena
ditunjuk menjadi kepala staf Angkatan Darat (KSAD), menggantikan
Jenderal Poniman, 57 tahun. "Ini kejutan kedua yang saya alami,"
kata Rudini selesai pelantikan oleh Presiden Soeharto di Istana
Negara Selasa minggu lalu.
Pendidikan dilalui Pangkostrad kesebelas ini lewat 3 akademi
militer. Lulus Militer Akademi (MA) Yogyakarta 1948. Kemudian
ayah tiga anak ini, bersama 35 orang rekannya menikmati
pendidikan di Koninklijke Militaire Akademie (KMA) di Breda,
Negeri Belanda 1955. Rudini juga termasuk perwira "angkatan AMN"
karena ia juga lulusan dari Magelang 1960.
Dengan pelantikannya sebagai KSAD, Rudini adalah panglima
Kostrad kelima yang menjadi KSAD setelah Jenderal Soeharto,
Jenderal Umar Wirahadikusumah, Jenderal Makmun Murod dan
Jenderal Poniman. Maka dengan pengangkatan Rudini ini berarti
semua Jabatan kepala staf kini dipegang perwira tinggi
berbintang tiga: KSAL Laksdya M. Romli, KSAU Marsdya Sukardi dan
Kapolri Letjen (Pol) Anton Sudjarwo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini