Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pembantaian Di Zaman Merdeka

Pemerintahan perdana Menteri Mugabe melakukan pembantaian terhadap suku ndebele, pengikut nkomo, dengan tuduhan berkomplot untuk menggulingkan pemerintahan. (ln)

12 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAMPAI dengan tiga tahun lalu, mereka masih bersatu alam perang gerilya menumbangkan pemerintahan kulit putih Rhodesia. Bersama-sama pula mereka mendirikan negara baru kulit hitam, Zimbabwe. Sejak itu, persatuan itu pun mulai retak. Perdana Menteri Robert Mugabe memecat Joshua Nkomo dari kabinetnya tahun lalu, dan menangkap 450 anggota partai ZAPU, pengikut Nkomo. Mereka dituduh berkomplot untuk menggulingkan pemerintah. Sejak Februari lalu pemerintah mengerahkan 11.000 tentara, termasuk 2.000 anggota Brigade ke-5 angkatan darat, yang dilatih penasihat militer Korea Utara, ke Matabereland untuk menghancurkan pemberontak. Dan mereka melakukan tugas itu dengan kekejaman. Bahkan mereka membunuh seorang wanita hamil dengan bayonet karena, kata mereka, dia "mengandungkan seorang pembangkang." Di suatu daerah pemukiman suku Ndebele, suku Nkomo, pasukan Brigade ke-5 mengumpulkan 53 pemuda dan menembak mati mereka hanya karena mereka adalah suku Ndebele. Tentara itu adalah suku Shona, suku Mugabe, yang jumlahnya empat kali lebih besar daripada suku Ndebele. Wartawan Nesqeek, Holger Jensen mengunjungi daerah Bembezi, sekitar 40 km di sebelah utara kota Bulawayo tanpa menghiraukan larangan pemerintah bagi para wartawan ke daerah itu. Pasukan Brigade ke-5, tulisnya, memaksa seorang anggota keluarga penduduk yang mereka bunuh menari di atas kubur korban. Sekurang-kurangnya 500 penduduk mereka bantai dalam tiga minggu pertama Februari saja. Ratusan penduduk Matabeleland lainnya dibunuh dalam pekan-pekan terakhir ini, menurut pengakuan Menteri Pertahanan Sydney Sekaramayi. Tak satu pun yang dapat dilalukan suku Ndebele atas pembantaian itu. Brigade ke-5 itu dilindungi oleh undang-undan peninggalan rezim kulit putih yang membebaskan tentara dari segala kemungkinan hukuman akibat kekejaman, "Demi keamanan nasional." Nkomo pun tidak bisa berbuat banyak. Dia ditahan di lapangan terbang Harare akhir Februari lalu, ketika akan menghadiri konperensi Dewan Perdamaian Dunia yang diprakarsai Uni Soviet. Joshua Nkomo, 64 tahun, dituduh akan meninggalkan Zimbabwe dengan nama palsu dan secara melawan hukum membawa 300 dollar. Suatu tuduhan yang kelihatannya sangat dibuat-buat. Seperti kata Nkomo sendiri, "Bagaimana mungkin gajah bisa menyamar sebagai sesuatu yang lain?" Tubuh Nkomo, yang telah dikenal di seluruh Zimbabwe selama 7 tahun perang gerilya melawan rezim Ian Smith, memang seperti gajah. Tingginya 1,80 m dan berat badannya sekitar 150 kg. Dan sebenarnya dolrar Zimbabwe, kalaupun ada di kantungnya tidak laku di luar negeri. "Uang itu seperti daun di pohon," katanya. Dia membantah tuduhan bahwa dia terlibat dalam pemberontakan di Matabeleland. Dia malah mengutuk pemberontak itu sebagai "kutu-busuk". Namun orang tetap curiga bahwa dia menghasut pemberontakan itu. Menurut Nkomo, itu adalah alasan yang dibuat-buat oleh Mugabe dan para pengikutnya untuk melaksanakan impian mereka membentuk negara berpartai tunggal. "Api peran suku ini membuntuti saya," kata Nkomo di parlemen sebelum dia ditahan. "Mari kita akhiri ini semua." Tetapi Menteri urusan Hukum dan Hubungan dengan Parlemen, Eddison Zvobgo, meneriakinya supaya turun dari podium. "Soal pembangkang adalah soal Nkomo," katanya. Dia juga menuduh bahwa karena Nkomo tidak berhasil menjadi perdana menteri lewat saluran yang jujur, maka dia menempuh jalan buruk. Tentara pemerintah menyerbu ke Matabeleland sesudah sejumlah bekas gerilyawan ZIPRA, pasukan Nkomo, menculik enam orang asing dan menuntut supaya para tawanan ZAPU dibebaskan. Mugabe menjawab dengan melancarkan Operasi Gurita. Ketika tentaranya tidak berhasil menemukan keenam orang yang diculik itu, dan bekas gerilyawan yang kemudian hidup sebagai gerombolan melakukan serentetan penculikan lagi, Mugabe mengerahkan lagi 2.000 anggota Brigade ke-5. Mereka membunuh, menganiaya dan memperkosa wanita suku Ndebele. "Kami dibanjiri dengan laporan tentang pembunuhan," kata Nkomo. "Ratusan mayat membusuk di semak-belukar, dimakan oieh binatang liar dan burung ruak-ruak bangkai." Tetapi menurut Menteri Pertahanan Sydney Sekeramayi, "brigade itu akan tetap dl sana sampai soal pembangkangan selesai." Negara berpenduduk 7,3 juta itu, yang akan merayakan ulang tahun ke-3, 18 April mendatang, tidak hanya dilanda oleh perpecahan akibat perang suku. Gerilyawan Gerakan Perlawanan Mozambique, yang diperkirakan mendapat bantuan Arika Selatan, meledakkan 34 tangki minyak di Beria, kota yang menghubungkan Zimbabwe dengan Samudra Hindia. Akibatnya, terjadi kekurangan minyak di Zimbabwe. Kendaraan sering harus antre sampai empat hari untuk membeli 20 liter bensin, yang harganya sekitar Rp 466 per liter. Kemarau kering yang panjang menyebabkan pula jatuhnya produksi pangan negeri itu. Bangsa kulit putih, yang selama masa penjajahan menguasai tanah perkebunan meninggalkan negeri itu-dalam jumlah besar - sekitar 1.000 orang setiap bulan. Dan dalam keadaan ekonomi yang buruk dewasa ini, Mugabe, yang tanggal 14 April nanti merayakan ulang tahunnya yang ke-55, terpaksa menunda beberapa janjinya. Dalam kampanye pemilihan tahun 1979, misalnya, dia menjanjikan akan menasionalisasi tanah pertanian orang kulit putih dan membagi-bagikannya kepada sekitar satu juta penduduk pribumi. Tetapi sekarang pemerintah jelas tidak mempunyai dana sebanyak US$ 500 juta untuk membayar ganti-rugi tanah itu kepada orang kulit putih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus