Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Badung - Mantan Menteri Luar Negeri Thailand, Kasit Piromya, mengungkap harapan agar Indonesia menjadi negara pelopor di Asia Tenggara yang bisa menyelesaikan perang Israel Palestina. Menlu yang menjabat pada 2008-2011 itu menilai Indonesia memiliki peran penting untuk menyelesaikan konflik itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saya telah menunggu selama tiga tahun agar Indonesia mengambil alih kepemimpinan atas nama ASEAN dalam membentuk posisi ASEAN bersama mengenai masalah konflik Israel-Palestina," kata Piromya saat menghadiri konferensi pers ASEAN Parliamentarians for Human Rights (APHR) yang bertajuk demokrasi dan HAM di Kuta, Badung, Bali, Minggu, 8 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Piromya menuturkan Indonesia memiliki keunggulan karena merupakan negara demokrasi terbesar di kawasan. Eks aktivis Aliansi Rakyat untuk Demokrasi itu berharap Presiden Prabowo Subianto yang baru dilantik pada 20 Oktober lalu dapat mengambil alih peran penting dalam menyelesaikan perang di Timur Tengah.
"Sudah saatnya presiden baru Indonesia menggalang seluruh negara anggota ASEAN lainnya untuk bersatu dan berbicara dengan satu suara di PBB," ujarnya.
Menurut Piromya, ada kebutuhan bagi ASEAN untuk menentang kekejaman yang dilakukan oleh para pemimpin Israel. Dia mendesak agar seluruh negara di ASEAN juga membela hak-hak warga Palestina
"Sudah saatnya kita bersatu dan bergerak maju dalam front bersama," tuturnya.
Prabowo sebelumnya menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina saat memberikan pidato perdana usai dilantik dalam Sidang Paripurna MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Minggu, 20 Oktober 2024.
“Kami mendukung kemerdekaan Palestina,” kata Prabowo.
Seperti dilansir dari Antara, pada Juli 2024 para menteri luar negeri ASEAN melalui komunike bersama pada pertemuan puncak di Vientine, Laos, mendeklarasikan kecaman untuk Israel atas serangan di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 39.200 warga Palestina. ASEAN mengutuk semua serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil yang telah mengakibatkan jumlah korban yang mengkhawatirkan, khususnya perempuan dan anak-anak, terbatasnya akses terhadap makanan, air bersih, dan kebutuhan dasar lainnya yang menyebabkan krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini