Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Media: PM Belanda Rutte Akan Gantikan Stoltenberg sebagai Kepala NATO

Setelah Hongaria dan Slovakia menyetujui pencalonannya, langkah PM Belanda menjadi kepala NATO semakin mulus.

19 Juni 2024 | 13.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, sekutu setia Kyiv dan pengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin, akan menggantikan Jens Stoltenberg sebagai kepala NATO, penyiar nasional Belanda NOS melaporkan, Selasa, 18 Juni 2024, setelah Hongaria dan Slovakia mendukungnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbicara dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Washington, Stoltenberg tidak mengkonfirmasi atau membantah laporan media tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dengan pengumuman Perdana Menteri (Hongaria) (Viktor) Orban, saya rasa sudah jelas bahwa kita sudah sangat dekat dengan kesimpulan... untuk memilih sekretaris jenderal berikutnya, dan saya rasa ini adalah kabar baik," ujarnya kepada para reporter, sembari memuji Rutte.

"Saya pikir Mark adalah kandidat yang sangat kuat. Ia memiliki banyak pengalaman sebagai perdana menteri. Dia adalah teman dekat dan kolega, dan oleh karena itu saya sangat yakin bahwa dalam waktu dekat, aliansi akan segera memutuskan siapa pengganti saya," katanya. "Dan itu akan baik untuk kita semua, untuk NATO dan juga untuk saya."

Sekretaris Jenderal NATO berikutnya akan menghadapi tantangan untuk mempertahankan dukungan sekutu-sekutunya bagi perjuangan Ukraina melawan invasi Rusia, sambil menjaga agar tidak terjadi eskalasi yang dapat membawa aliansi militer ini langsung ke dalam perang dengan Moskow.

Dalam dua tahun sejak Rusia meluncurkan invasi skala penuhnya, Rutte telah menjadi salah satu kekuatan pendorong di balik dukungan militer Eropa untuk Ukraina, menekankan berkali-kali apa yang dia katakan adalah kebutuhan mutlak untuk kekalahan Rusia di medan perang untuk mengamankan perdamaian di Eropa.

Di bawah kepemimpinannya baru-baru ini, Belanda telah meningkatkan belanja pertahanan di atas ambang batas 2% dari PDB yang diwajibkan bagi anggota NATO, menyediakan jet tempur F-16, artileri, pesawat tak berawak, dan amunisi untuk Kyiv serta berinvestasi besar-besaran dalam militernya sendiri.

Dukungan Rutte untuk Ukraina digarisbawahi oleh kritiknya terhadap Rusia dan Presiden Vladimir Putin, karena Belanda meminta pertanggungjawaban Rusia atas penembakan jatuh pesawat penumpang MH17 di atas wilayah timur Ukraina pada bulan Juli 2014 - yang menewaskan seluruh 298 penumpang dan kru, 196 di antaranya berasal dari Belanda.

Beberapa jam sebelum laporan NOS, Hungaria dan Slovakia telah memberikan dukungan mereka terhadap pencalonan Rutte, yang berarti telah melewati rintangan krusial dalam perjalanannya menuju jabatan tertinggi NATO.

NATO mengambil keputusan melalui konsensus, sehingga setiap kandidat harus mendapat dukungan dari 32 negara anggota. Hanya Rumania, yang Presidennya Klaus Iohannis juga bersaing untuk jabatan tersebut, yang secara resmi menentang pencalonan Rutte.

Dukungan Hongaria menyusul pertemuan Orban dengan Stoltenberg minggu lalu, di mana kedua belah pihak sepakat bahwa Hongaria tidak akan menghalangi keputusan NATO dalam memberikan dukungan untuk Ukraina namun sepakat bahwa mereka tidak akan terlibat.

Orban Membatalkan Oposisinya

"PM Mark Rutte menegaskan bahwa ia sepenuhnya mendukung kesepakatan ini dan akan terus melakukannya, jika ia menjadi Sekretaris Jenderal NATO berikutnya," tulis Orban di platform media sosial X.

"Mengingat janjinya, Hongaria siap untuk mendukung pencalonan PM Rutte sebagai Sekretaris Jenderal NATO."

Orban sebelumnya menentang pencalonan Rutte karena ia telah menyatakan opini-opini "bermasalah" yang mencakup gagasan bahwa Hongaria harus meninggalkan Uni Eropa.

Hongaria telah berselisih dengan negara-negara NATO lainnya karena Orban terus membina hubungan dekat dengan Rusia dan menolak mengirim senjata ke Ukraina, dengan menteri luar negeri Budapest bulan lalu melabeli rencana untuk membantu negara yang sedang dilanda perang ini sebagai "misi gila".

Turki dan Slovakia juga telah mengubah arah pada tawaran Rutte, dengan Turki mengatakan akan mendukungnya pada akhir April dan Slovakia mengumumkan dukungannya lebih awal pada hari Selasa.

Slovakia, yang berbatasan dengan Ukraina, telah menekankan perlunya kepala NATO berikutnya untuk membantu menangani perlindungan wilayah udara Slovakia, kata Presiden Peter Pellegrini, setelah pemerintah Slovakia sebelumnya menyumbangkan sistem S-300 ke Ukraina, dan sekutu-sekutunya menarik baterai Patriot yang telah ditempatkan sementara di sana.

Masa jabatan Stoltenberg akan berakhir pada 1 Oktober, 10 tahun setelah menjabat pada tahun 2014, hanya beberapa bulan setelah Rusia mencaplok Krimea.

Selama masa jabatannya, Stoltenberg mengawasi pergeseran NATO dari aliansi yang terutama terlibat dalam misi manajemen krisis di tempat-tempat yang jauh seperti Afghanistan kembali ke akarnya yaitu pertahanan melawan Rusia.

Empat negara telah bergabung dengan NATO sejak Stoltenberg menjabat - Montenegro, Makedonia Utara, Finlandia, dan Swedia.

Dengan memberikan jabatan tertinggi kepada Rutte, aliansi ini akan memberikan kesempatan kepada seorang wanita, Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, untuk memimpin NATO untuk pertama kalinya - sesuatu yang telah dilobi oleh beberapa anggota.

Kallas, seorang kandidat yang terutama disebut-sebut oleh negara-negara Eropa Timur, dipandang terlalu hawkish terhadap Rusia oleh beberapa negara anggota Barat.

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus