Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Melumpuhkan kembang api

Pasukan komando angkatan bersenjata singapura berhasil menggagalkan pembajakan pesawat airbus a-310 milik maskapi penerbangan singapura. dikhawatirkan rekan pembajak melakukan aksi balas dendam.

6 April 1991 | 00.00 WIB

Melumpuhkan kembang api
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
SUDAH delapan jam, ke-123 sandera hanya bisa duduk di kursi pesawat, diliputi ketegangan. Tiba-tiba terdengar teriakan beberapa orang: "Menunduk, terus menunduk!" Belasan sosok, yang sepenuhnya hitam, menyerbu masuk. Beberapa tembakan menyalak. Selesailah peristiwa pembajakan pesawat Airbus A-310 milik maskapai penerbangan Singapura itu, Rabu pekan lalu. Puncak ketegangan hanya berlangsung tiga puluh detik. Keempat pembajak ternyata tak sempat melawan sosok hitam itu, yang ternyata anggota pasukan komando Angkatan Bersenjata Singapura. Satu-satunya "perlawanan" dilakukan oleh salah seorang pembajak, dengan cara menarik seorang penumpang wanita, dan kemudian menduduki kursinya. Maksudnya, hendak berpura-pura menjadi penumpang. Toh peluru menewaskannya juga. Tiga temannya sudah terlebih dulu tersambar peluru di kokpit pesawat. Pesawat sial itu sedang menjalani rute ulang-alik yang padat antara Kuala Lumpur dan Singapura. "Baru sepuluh menit terbang, mereka beraksi," kata Alice Fernandez, salah seorang penumpang. Pembajak terus menguasai pesawat sampai mendarat di Bandar Udara Changi, Singapura. Meski ini pengalaman pertama buat Singapura, operasi penyelamatan berjalan mulus, tanpa mencederai satu pun penumpang atau awak pesawat. Angkatan Bersenjata Singapura yang kecil, total hanya 55.500 orang, memang terlatih baik. Pasukan komando yang melancarkan operasi ini, menurut sumber TEMPO, menimba ilmu dari berbagai guru istimewa. Dari satuan khusus Inggris SAS, Green Berets Amerika, sampai perwira-perwira andal Israel. Tentu saja pasukan yang sedemikian terlatih baik tak mengalami banyak kesulitan melumpuhkan pembajak yang boleh dibilang amatir. Para pembajak hanya membawa enam kembang api dan satu pisau lipat kecil yang panjangnya enam sentimeter. Senjata lain mereka dapatkan dari pesawat, yakni pisau pemotong roti. Satu-satunya ancaman yang paling menakutkan dari pembajak nekat ini adalah ketika mereka menuangkan vodka, brendi, dan semua minuman beralkohol lainnya ke seluruh penjuru pesawat. Dengan menggulung koran dan menyalakannya, para pembajak menggertak akan membakar segalanya bila tuntutan mereka tak dipenuhi. Sebelum penyerbuan, situasi tak semudah itu. Informasi tentang pembajak sebelum operasi dilancarkan serba simpang-siur. Dua awak pesawat yang dilemparkan keluar sebelum operasi dilancarkan cukup membuat para perwira khawatir. Pramugara Bernard Tan yang ditendang keluar pada tengah malam, enam jam sebelum operasi dilancarkan, memberi tahu polisi bahwa para pembajak bersenjatakan granat tangan. Dua jam kemudian, kepala pramugara Philip Cheong, yang juga dilemparkan keluar, menambahkan informasi bahwa pembajak membawa peledak yang panjangnya 30 cm. Tak satu pun perencana operasi saat itu beranggapan bahwa itu hanya kembang api. Dengan bekal informasi itu, pejabat-pejabat Singapura mencoba menahan pembajak selama mungkin. Mereka diidentifikasi sebagai empat orang Pakistan: Fidah Mohammad Khan Jadoon, Sahid Hussain Soomro, Javed Akhtar, dan Mohammad Yusef. Paling tidak, dua dari mereka dipastikan sebagai anggota Al-Zulfikar, kelompok gerilya pimpinan Murtaza Bhutto, putra bekas PM Zulfikar Ali Bhutto yang digantung rezim militer Zia Ul Haq. Tuntutan mereka jelas, pembebasan pimpinan Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang ditahan di Karachi, Heydrabad, dan Sakkar. Termasuk Asif Ali Zardari, suami bekas Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto yang dipenjara karena tuduhan korupsi dan pembunuhan. Pihak Benazir menolak mengakui aksi itu sebagai bagian dari kegiatan partainya. "Kami partai demokratis yang percaya akan perdamaian," kata Wakil Sekjen PPP Nabi Dad Khan. Sebagai upaya untuk membujuk, pemerintah Singapura menjanjikan kepada para pembajak, mereka bisa berbicara langsung dengan Benazir. Tawaran itu ditolak. Sampai di sini perundingan yang sudah berlangsung delapan jam buntu. Sebenarnya, ada cukup bahan bakar di pesawat untuk terbang sampai ke Jakarta. Ini diketahui pembajak dan mereka mendesak pilot untuk segera terbang. Di tengah situasi genting inilah keputusan menyerbu diambil. Saat itu, hitungan mundur untuk membunuhi sandera jika tuntutan tak dipenuhi sudah dimulai. Tiga menit sebelum batas waktu berakhir, pukul 6.50 pagi waktu setempat, pasukan komando menyerbu dan mengakhiri drama ini. Yang masih belum jelas adalah bagaimana pembajak bisa meloloskan "senjata" mereka. Keenam peledak itu, setelah salah satunya dinyalakan, memang betul-betul kembang api. Benda itu menyemburkan api warna-warni setinggi satu meter, sama persis dengan kembang api yang dinyalakan menyambut Lebaran atau tahun baru. Bandara Subang, tempat mereka naik, sudah dilengkapi pelacak sinar X. Ketika diuji, ternyata kembang api sejenis tampak jelas di layar monitor. Kini polisi Malaysia sibuk menginterogasi petugas keamanan bandara. Menurut sumber TEMPO, tiga dari empat pembajak masuk ke Kuala Lumpur lewat jalan darat. Masing-masing dari Johor Perlis, dan Kelantan. Satu lagi, belum diketahui dari mana masuknya. Sementara itu, pihak maskapai sendiri tampak waswas, khawatir ada pembalasan dari Al-Zulfikar. Sepanjang pembalasan itu terjadi di Singapura, mungkin pasukan komando Singapura bisa mengatasinya. "Soalnya adalah jika mereka bergerak di luar negeri. Itu di luar kontrol," kata seorang pejabat Negeri Pulau itu. Yopie Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus