Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Dari wolya sampai entebbe

Beberapa operasi pembajakan pesawat terbang dinilai sukses. namun, semuanya menimbulkan korban. dc-9 garuda, boeing 737 lufthansa, dan egypt air.

6 April 1991 | 00.00 WIB

Dari wolya sampai entebbe
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
PEMBAJAKAN pesawat terbang hampir semuanya diwarnai darah. Tak semua upaya penaklukan pembajak sukses. Risiko yang sedemikian tinggi kadang membuat operasi pembebasan pesawat yang dibajak berakhir tragis. Yang dilakukan oleh pasukan komando Singapura terhitung penyerbuan keempat yang berhasil baik. Sukses itu memang bukan satu-satunya di Asia. Sepuluh tahun yang lalu, Indonesia melakukan hal yang sama di Bangkok. Ketika itu, 1 April 1981, pesawat DC-9 Garuda Woyla digerebek oleh 30 anggota pasukan antiteroris dari Detasemen 81 Komando Pasukan Sandi Yudha, yang sekarang bernama Kopassus Angkatan Darat. Pertempuran yang terjadi sedikit lebih seru dan lebih lama daripada drama di Changi yang cuma 30 detik. Serbuan di Bandara Don Muang, Bangkok, itu berlangsung sekitar tiga menit. Lima pembajak bersenjata api dan granat. Perlawanan sengit pembajak membawa korban. Setelah pasukan berhasil mendobrak pintu belakang pesawat, Calon Perwira Ahmad Kirang, komandan pasukan waktu itu, segera masuk dan menembak Mahrizal, pimpinan pembajak. Mahrizal, yang sudah tertembak, dalam posisi terduduk masih sempat membalas. Tembakan balasan itu mengenai tubuh bagian bawah Ahmad Kirang yang tak terlindung jaket antipeluru. Tapi secara keseluruhan operasi tersebut bisa dikatakan sukses. Sukses lain juga dicatat oleh pasukan elite Jerman Gremzschutzgruppe 9, atau populer disebut GSG 9. Komando ini berhasil membebaskan pesawat Boeing 737 Lufthansa, Oktober 1977. Pembajak yang berjumlah empat orang itu termasuk beken dalam dunia terorisme internasional. Mereka adalah anggota Tentara Merah yang terkenal amat sadistis, pimpinan Hader Mahmoud, diduga seorang Palestina. Selain meminta tebusan sembilan juta paun, juga menuntut sebelas anggota Baader-Meinhof dibebaskan dari penjara Jerman termasuk Andreas Baader sang pemimpin. Setelah berkeliling dari Palma, akhirnya pesawat mendarat di Mogadishu, Somalia. Di sinilah akhirnya GSG 9 menyelamatkan 90 sandera. Sayangnya, pilot pesawat, Jurgen Schuman, tewas ditembak sebelum penyerbuan dilakukan. Cerita yang lebih spektakuler dilakukan oleh Pasukan Komando Israel 3 Juli 1976. Mereka harus membebaskan sandera orang Yahudi yang ditawan gerilyawan Palestina dan anggota Baader Meinof di Entebbe, Uganda. Sebenarnya, operasi militer saat itu hampir mustahil. Uganda 3.200 km jauhnya dari Israel. Lebih celaka lagi, tentara Uganda mendukung para pembajak, ikut menjaga sandera. Terbang ke Uganda dari Israel harus melewati wilayah Sudan, Arab Saudi, Mesir, dan Libya -- negara-negara musuh Israel. Tapi pasukan Israel nekat menyerbu lengan Hercules. Ketika mendarat, sebagian dari mereka menyamar menjadi Idi Amin, Presiden Uganda ketika itu. Korban pun tak bisa dihindarkan: komandan pasukan, Letnan Kolonel Yonathan Netanyahu, tewas. Juga seorang tentara lain dan tiga sandera. Yang menyedihkan, upaya pasukan komando Mesir membebaskan pesawat Egypt Air yang dibajak gerilyawan Palestina di Malta, November 1985. Serbuan pasukan komando itu menewaskan 59 orang, sebagian besar penumpang. YH

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus