Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Memburu tukang kritik

Pemerintah beograd, setelah tito wafat, letupan protes bermunculan. banyak yang dituduh memusuhi pemerintah, termasuk milovan djilas, bekas wakil presiden. (ln)

5 Mei 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMERINTAH di Beograd kian tak suka mendengar kritik. Tampaknya, para cendekiawan d sana arus lebih berhati-hati, apalagi setelah polisi menggerebek pertemuan 28 intelektual, Jumat ketiga bulan lalu. Dituduh memusuhi pemerintah, mereka, termasuk bekas wakil presiden Milovan Djilas, ditahan. Tapi Djilas hanya satu malam mendekam di penjara, penahanan terpendek yang dalaminya selama setengah abad mengkritik pihak penguasa, hampir-hampir tanpa henti. Siapa Djilas? Sarjana hukum lulusan Universitas Beograd ini terjun ke dunia politik tahun 1933. Mula-mula, ia menentang diktator kerajaan, lalu bersama-sama Josep Broz Tito mengalang perlawanan terhadap Jerman. Setelah Yugoslavia merdeka, Djias pernah tercatat sebagai seorang menteri dalam kabinet yang dibentuk Tito. Namun, tahun 1948 Djilas bangkit menentang Kremlin. Dengan konstitusi baru (1953) Yugoslavia resmi menjadi republik dan partai omunisnya berubah nama menjadi Liga Komunis. Waktu itulah Djilas terpilih sebagai salah seorang dari empat wakil presiden, bahkan merangkap Ketua Umum Majelis Rakyat. Sekonyong-konyon, April 1954, Djilas didepak keluar akibat konflik dengan beberapa tokoh politik lainnya. Walaupun demikian, dia tak berhenti mengkritik pemerintahan Tito dan Uni Soviet. Ia dijatuhi hukuman 18 bulan penjara. Tulisannya, New Leader - yang mengecam Moskow dan memuJi pemberontakan Hungaria (1956) - membawa dia lagi ke penjara, sampai 1961. Bukunya yang paling terkenal, New Class (1957), yang diterbitkan di Barat, berbicara tentang para pemimpin komunis sebagai kelas baru, yang disebutnya kaum tiran parasit. Mungkin itulah yang mempengaruhi Tito mengubah haluan dari komunis menjadi sosialis netral, serta mengecam campur tanan Rusia di Hungaria (1956) dan Cekoslovakia (1968). Desember 1966, Djilas mendapat amnesti dari Tito. Setelah Tito wafat, kepemimpinan Yugoslavia diteruskan Presidium Liga Komunis dengan sistem bergiliran. Tapi, sejak 1981, letupan protes bermunculan, hususnya dari kalangan mahasiswa. Tahun 1982 letupan serupa terjadi pula, disusul oleh penahananpenahanan. Dan sejak tahun lalu, kritik kaum intelektual dalam aneka bentuk tulisan semakin dibenci. Dan dilarang. Pembungkaman kritik itu memuncak pada penggercbekan terhadap pertcmuan di Beograd yang melibatkan Milovan Djilas itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus