SUASANA begitu hening, ketika Presiden Soeharto memanjatkan doa pada acara selapanan cucunya, Ragowo Hediprasetyo, Kamis pekan lalu di Jl. Cendana, Jakarta. "Agar jabang bayi ini kelak menjadi manusia yang saleh dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, patuh dan hormat kepada kedua orangtua serta para sesepuh. Lebih-lebih lagi, ia nantinya bisa berguna bagi masyarakat, negara, dan agama," kata Presiden dengan khusyuk. Yang didoakan sedang tertidur nyenyak dikelilingi keluarga Presiden Soeharto, keluarga Prof. Soemitro, dan kedua orangtua jabang bayi, Kapten Prabowo serta Siti Hediati Prabowo. Selapanan adalah upacara adat Jawa untuk menebus bayi yang lahir, pada usia 35 hari. Dalam upacara ini, dilakukan pemotongan rambut. Presiden Soeharto mengawali memotong rambut cucunya yang kedelapan itu, setelah kedua plpl sang bocah dicium bergantian. Ketika giliran Prof. Soemitro, Mas Didiet - panggilan sang cucu terbangun sebentar seperti orang kaget. Tapi setelah itu tidur lagi. Baru bangun kembali setelah semua keluarga dapat giliran memotong rambutnya. Dan Mas Didiet, yang lahir 22 Maret lalu di RSAB Harapan Kita, menangis keras. Tapi Pak Harto lantas menggendongnya dan sang cucu pun tenang kembah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini