Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ke beijing lawatan nuklir

Kunjungan reagan 6 hari di cina. menandatangani persetujuan penjualan teknologi nuklir. masalah taiwan masih mengganjal. cina menolak berkoalisi memusuhi moskow. kini cina partner dagang as. (ln)

5 Mei 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEIJING telah menyambut Presiden Ronald Reagan dengan udara sejuk-sejuk segar. Suhu menunjuk angka12C disertai hujan rintik-rintik. Dengan saya bicaranya yang menawan dalam jamuan kenegaraan, presiden AS itu terdengar berkata, "Yang harus kita lakukan dan pecahkan bersama, jauh lebih penting dari hal-hal yang membedakan kita." Maknanya sederhana. Bagi Reagan, kunjungan enam hari di Daratan Cina itu lebih bersifat simbolis ketimbang lawatan yang bisa membuka babak menentukan dalam hubungan kedua negara. Terpenting Senin pekan ini, AS dan RRC menandatangani persetujuan penjualan teknologi nuklir, setelah tiga tahun bernegosiasi. Ia membuka peluang besar bagi perusahaan AS untuk menjual peralatan nuklir kepada RRC, yang sebelum tahun 2000 berencana membangun 10 proyek nuklir untuk industri. Itu berarti, perusahaan-perusahaan AS akan memperoleh kontrak sekitar USS 20 milyar. "AS bergandengan dengan Gna dalam program modernisasi," begitu Reagan menandaskan pekan silam. Penjualan teknologi nuklir ini dinilainya sebagai "bab baru dalam sejarah hubungan AS - RRC". RRC yang dilihat Reagan April lampau memang bukan RRC yang ditinjau Richard M. Nixon 1972 silam dengan revolusi kebudayaan dan pengawal merahnya. Dan juga pandangan bermusuhan terhadap kapitalisme Barat. Berkat Den Xiaoping, 79, RRC mulai berubah. Orang kuat Cina itu sejak 1980 membuka pintu negerinya bagi dunia luar seraya bergerak ke arah liberalisasi ekonomi. Kini 500 perusahaan asing telah membuka perwakilannya di Beijing. Ada lagi sekitar 200 perusahaan patungan lainnya. Kendati begitu, Beijing tak akan menyetujui ajakan berkoalisi memusuhi Moskow. Soal Taiwan, masalah paling serius yang mengganjal hubungan AS-RRC, dalam kunjungan Reagan ini sama sekali tak memperoleh kemajuan. Reagan tetap dengan prinsip, "Untuk mendapat teman baru, kami tak punya niat membuang teman lama," seperti yang diutarakannya pertengahan April lalu kepada wartawan RRC di Gedung Putih. Soal Taiwan itu memang disinggung, baik dalampembicaraan Reagan dengan PM Zhao Ziyang maupun dengan Ketua Partai Komunis Gna Hua Yaobang. RRC tidak suka AS menjual senjata pada rezim Taipeh, karena Taiwan tetap dilihat RRC sebagai provinsinya yang melepaskan diri. Beijing sendiri tampaknya menginginkan tindakan nyata AS untuk menyingkirkan masalah yang merintangi hubungan itu. Tapi Reagan sudah mengatakan tak mau campur dalam soal itu. PM Zhao juga mempersoalkan kebijaksanaan AS di Timur Tengah, masalah Amerika Tengah, dan penempatan peluru kendali AS di Eropa Barat. RRC mengharapkan Washington meneruskan perundingan pembatasan senjata strategis dengan Moskow, dan cemas melihat masalah yang satu ini. Hua Yaobang juga mengingatkan AS akan kehadiran pasukan AS di Korea Selatan, yang katanya "tak baik buat reputasi Reagan." Tetapi yang terdengar di luar perundingan-perundingan resmi di Beijing itu hanyalah pernyataan diplomasi. Dan Beijing tampaknya tak suka dengan kampanye liberalisme Reagan, serta Jawabannya tentang sikap Amerika dan rakyat AS di dunia politik internasional. Pidato Reagan di hadapan sekitar 600 mahasiswa, ilmuwan, dan pemuka politik, yang rekamannya disiarkan televisi Cina, tampil di hadapan sekitar 200 juta pirsawan setelah digunting sensor pemerintah. Di layar televisi itu tak muncul pernyataan Reagan tentang kebebasan yang berbunyi, "Pertumbuhan ekonomi lan kemanusiaan baru akan memperoleh sukses besar jika rakyat merasa aman, bebas berpikir, bebas menyatakan pendapat, memilih dan menentukan jalan hidupnya" Cina juga menggunting bagian pidato yang berisikan kecaman terhadap Uni Soviet dan pernyataan Reagan tentang sikap bansa Amerika yang dia katakan cinta damai dan bukan merupakan ancaman bagi Cina. Kunjungan Presiden AS ini pada dasarnya dipersiapkan untuk mengembangkan hubungan kedua negara, memperluas pasar barang-barang AS, dan upaya meningkatkan ketahanan Cina terhadap apa yang disebut Reagan sebagai bahaya ekspansionis Rusia di Pasifik. Kantor berita Soviet, Tass, menuduh AS mendorong RRC terlibat dalam persekutuan memusuhi Moskow. Hubungan Beijing dan Moskow yang kini tetap dingin agaknya akan memperlihatkan perkembangan baru setelah kedatangan wakil perdana menteri Uni Soviet, Ivan Arkhipov, ke RRC pertengahan Mei ini. Kunjungan Arkhipov ke Peking guna membicarakan kerja sama teknik dan perdagangan kedua negara. Cina kini juga gelisah akibat penempatan 50 divisi pasukan Soviet dan peluru kendali SS 20 di perbatasan kedua negeri itu. Tapi bagi AS, Cina tetaplah sebuah pasar. Perdagangan dengan RRC, kata Reagan, adalah lapangan baru. Cina adalah partner dagang AS nomor tiga, sesudah Jepang dan Hong Kong Tahun lalu, nilai ekspornya ke neger itu tercatat US$ 2,17 milyar, sedangkan impor mencapai US$ 2,24 milyar. Sebagai tamu yang mendapat sambutan hangat di Beijing, presiden AS itu memuji kebijaksanaan Deng. "Kini ekonomi Cina tumbuh dinamis. Cina telah membuka horison baru, dan kami sangat kagum akan kesungguhan Anda," kata Reagan. Seperti Nixon 12 tahun lampau Reagan juga melihat Tembok Besar yang panjangnya 2.500 kilometer dan tinggi 8 meter, dibangun dua abad sebelum Masehi. Hari Minu, Reagan dan istrinya, Nancy, mengunjungi Xlan, Ibu kota kuno berusia sekitar 2.000 tahun yang dikenal dengan museum peninggalan bersejarah. Di Beijing, tempat Reagan kini dapat menyaksikan anak-anak muda Cina berpakaian gaya Barat, presiden AS itu menginap di Wisma Tamu Diaoyutai, di sebuah site mewah. Meski kunjungan Reagan tampaknya tak membawa perkembangan baru dalam percaturan politik internasional, Den, yang membutuhkan teknologi Barat, lebih condong pada tindakan kongkret. Hanya saja karena pemilu November depan, Reagan pasti belum siap mengimbanginya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus