JOSE Napoleon Duarte, 58, terpilih sebagai presiden El Salvador. Ia menjanjitkan demokrasi bagi 4,9 juta rakyatnya sembari sangat mengharapkan bantuan ekonomi dan militer Amerika Serikat. Kabar kemenangan pimpinan Partai Kristen Demokrat ini mungkin bagaikan irama kalipso yang menyenangkan bagi telinga Presiden Ronald Reagan. "Amat melegakan," katanya menyambut berita itu, di Washington. Memperoleh keunggulan suara 7,2% pemilih atas saingannya, Roberto d'Aubussion -- dari Partai Nasionalis Republik, berhaluan kanan -- Duarte juga mencanangkan niat memelihara stabilitas di negerinya. Sumber Gedung Putih mengatakan, Reagan akan mendesak Kongres untuk menyetujui penambahan bantuan bagi El Salvador. "Jika tidak," kata sumber itu, "Reagan khawatir, Duarte bisa jatuh oleh gerilya sayap kiri." Diperkirakan, akhir Mei atau awal Juni nanti, presiden El Salvador itu akan berkunjung ke Washington. Bagi Amerika Serikat, El Salvador, negeri kecil seluas 21.500 kilometer persegi di Amerika Tengah ini, penting buat mengimbangi pengaruh komunis. Sejak rezim Sandinista berkuasa di Nikaragua, tetangga El Salvador itu dilihat Washington sebagai momok penabur komunisme yang menjalin kerja sama dengan Uni Soviet dan Kuba. Konon Nikaragua pula yang menggembleng gerilyawan kiri -- los muchachos -- di El Salvador. Karena itulah AS menggalang kekuatan kontra di beberapa basis militer di Honduras, salah satu sekutunya di kawasan itu. Tetapi dalam konperensi pers setelah pengumuman kemenangannya, Duarte menyatakan, tidak akan mengizinkan wilayahnya ditempati pasukan asing. "Apakah itu Amerika Serikat, Kuba, ataupun Nikaragua," katanya. Namun, 55 penasihat militer AS yang ada di negeri itu, menurut Duarte, tetap dibutuhkan untuk meneruskan latihan. Para pengamat Barat menganggap pemilihan presiden El Salvador 6 Mei itu adalah pemilihan yang jujur selama setengah abad belakangan ini. Tetapi awal minggu ini tersiar kabar, CIA memberikan bantuan dana US$ 960.000 kepada Partai Kristen Demokrat dan US$ 437.000 bagi Partai Konsiliasi Nasional, dalam upaya mencegah kemenangan d'Aubussion. El Salvador yang memperoleh kemerdekaan tahun 1839 setelah dijajah Spanyol, sejak awal 1930-an mencatat rangkaian kemelut politik disertai kudeta silih berganti. Politik dalam negeri El Salvador 50 tahun terakhir ini ditandai banyak kekerasan dan korban jiwa. Tahun 1979 adalah awal kekacauan yang berlanjut sampai kini. Presiden Carlos H. Rumero Mena disingkirkan junta gabungan sipil dan militer. Tujuh tahun sebelum itu, 1972, sebetulnya polarisasi golongan kiri dan kanan sudah terjadi. Junta ini menjanjikan pemilihan umum yang jujur dan kehidupan demokrasi bagi negeri itu. Januari 1980, Duarte -- salah seorang anggota Junta -- tampil memegang jabatan presiden. Siapakah Duarte? Dia pernah jadi wali kota San Salvador, ibu kota El Salvador. Namanya mencuat sebagai kandidat presiden dalam pemilihan umum 1972. Waktu itu Duarte dikalahkan oleh Kolonel Arturo Armando Molina Barraza dari Partai Konsiliasi Nasional. Setelah melancarkan kudeta yang gagal tahun itu, dia dipenjarakan rezim militer dan baru dibebaskan 1979. Oleh Washington, kini Duarte dipandang sebagai tokoh moderat yang diharapkan menciptakan iklim yang baik untuk demokrasi. Tetapi kalangan oligarki El Salvador menganggapnya sebagai demagok profesional, tokoh yang dikatakan tak bertanggung jawab karena memikirkan kepentingan bisnis. Setelah memenangkan kursi kepresidenan, minggu silam, dia mengumumkan akan melaksanakan rujuk nasional, mengajak berunding gerilyawan kiri dan akan menghentikan berbagai kekerasan. Empat setengah tahun tercemplung dalam kericuhan politik, El Salvador mencatat 30.000 korban. Perang saudara ini membuat ribuan rakyat El Salvador mengungsi ke negeri tetangganya. Kami pengangguran di negeri itu tercatat 40%. Pada tahun 1981 AS memberikan bantuan ekonomi US$ 133 juta, dan US$ 26 juta lagi untuk bantuan militer buat menunjang pemerintahan Duarte. Washington tampaknya sangat berkepentingan dengan kelanjutan pemerintahan Duarte, tokoh pendiri Partai Kristen Demokrat yang berwatak serius ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini