Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pagi Berdarah Di Aziziya

Percobaan kudeta gagal yang dilakukan di kota aziziya. para penyerang berasal dari front nfsl dapat dilumpuhkan. (ln)

19 Mei 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LETUSAN senjata otomatis dan tembakan roket menyibakkan ketenangnn di Aziziya, sebuah kawasan perumahan di Tripoli, ibu kota Libya. Peristiwa ini sungguh mengejutkan, karena terjadi di sekitar tempat kediaman pemimpin Libya Kolonel Muammar Qadhafi. Kemudian pada hari yang sama, Selasa lalu, terbetik berita tentang percobaan kudeta yang gagal, dan detik-detik itu tidak jelas diketahui di mana Qadhafi sang pemimpin berada. Apakah yang terjadi? Berita simpang siur. Kantor berita Italia, ANSA, dari Tripoli mengabarkan bahwa serangan dilakukan oleh 20 komando bersenjata otomatis. Mereka, yang segera dikepung beberapa kendaraan lapis baja, mencoba melarikan diri ke sebuah gedung bertingkat. Para pembuat makar itu dengan mudah dapat dilumpuhkan, tapi bagaimana persisnya tidak dapat diketahui dengan pasti. Qadhafi yang, menurut kantor berita resmi Libya JANA, pada saat kejadian sedang menyaksikan pameran kuda, keesokan hannya menuduh Persaudaraan Muslim (Ikhwanul Muslimin) sebagai pihak yang bertanggung jawab. Tapi menurut keterangan telepon yang disampaikan kepada kantor berita AP di London dan Washington, para penyerang berasal dari Front Nasional Penyelamat Libya (NFSL). Ditambahkannya, serangan berlangsung sampa lima Jjm, sempat menewaskan sejumlah tentara tapi akhirnya dapat ditumpas oleh orang-orang Qadhafi. "Kami kehabisan amunisi," begitu alasannya. Sumber diplomatik memperkirakan, tembak-menembak terjadi selama empat jam. Mereka juga mendengar belasan kali dentaman peluru artileri. Kenyataan ini sama sekali tidak digubris Qadhafi dalam wawancara khusus yang diberikannya pada Eric Rouleau, wartawan harian terkemuka Prancis Le Monde. Rouleau telah diundang ke rumah atau "barak" Qadhafi di kompleks rawan di Aziziya itu, Selasa malam. Ia tidak melihat bekas-bekas pertempuran sedikit pun, sedangkan jumlah pasukan baret merah yang menjaga di situ juga tidak ditambah. Pada mulanya, kepada Rouleau, Qadhafi bicara tentang tiga orang infiltran yang ditangkap di perbatasan Libya-Tunisia. Mereka mengaku orang Palestina, membawa paspor Sudan dilengkapi visa Inggris dan AS. Logat Arab mereka kentara sekali bunyi Libya-nya, dan ketika diancam akan ditangkap, salah seorang melepaskan tembakan. Akibatnya, seorang polisi Libya mati, dan seorang infiltran mengalami nasib sama. Dua lainnya bukan saja menyimpan daftar alamat kawan-kawan seperjuangan mereka, tapi juga rencana pembunuhan yang akan mereka lakukan terhadap tokoh-tokoh penting Libya. Berangkat dari sini, Qadhafi membongkar percobaan kudeta, komplotannya, organisasi teroris Ikhwanul Muslimin yang dilatih di Sudan, tidak ketinggalan tuduhan pada AS dan Inggris yang mendorong mereka berbuat kejahatan. "Negara-negara yang mempersenjatai para pembunuh itu akan membayar mahal perbuatan mereka. Negara lain, Arab atau bukan, yang mengekspor teroris ke negeri kami akan menerima revolusi sebagai kiriman balasan dari kami," Qadhafi memberondong geram. Qadhafi, seperti biasa, mengancam AS dan Inggris, lalu menyatakan bahwa yang ada tak lain teroris, bukan oposisi. Ditegaskannya, "Para oposisi sebenarnya berada di antara kami di sini, bebas menyatakan pendapat mereka dalam Kongres Rakyat." Ia mengakui telah mengundang (bukan mengancam) tokoh oposisi di luar untuk pulang ke Libya, agar "dapat saya lindungi keselamatan mereka." Namun, dari mulut pemimpin yang suka gempar itu tidak sekali pun terucap nama Front Nasional Penyelamat Libya, apalagi pemimpinnya, Mohammed Youssef Magarieff. SIAPAKAH orang yang berani melawan Qadhafi ini? Berusia 40-an, Magarieff pernah menjadi duta Libya di India. Kelompok oposisi yang dipimpinnya, NFSL, paling menonjol di antara selusin organisasi anti-Qadhafi. Ledakan Selasa pagi di Tripoli itu direncanakan NFSL, sebagai puncak insiden berdarah di Biro Rakyat Libya di London. Magarieff mengharapkan dukungan moril dan politik Barat dalam upayanya membebaskan Libya dari cengkeraman Qadhafi. Dia mencita-citakan pemerintahan demokrasi Barat yang berlandaskan Islam. Tahun 1980, Magarieff membelot, lalu mulai menggalang NFSL ke Eropa Barat, Sudan, dan Marokko. Dalam proklamasinya yang pertama, 7 Oktober 1981, ia mengimbau kaum oposisi untuk menggulingkan Qadhafi. Komite Revolusioner Libya yang bertindak sebagai pengadilan rakyat menjatuhkan hukuman mati atas Magarieff in absentia. Banyak diplomat senior Libya yang kemudian bergabung dalam NFSL, di antaranya Abdel Salem Ali Aaila, Ibrahim Abdel Azziz, dan terakhir bekas dubes Libya di Yordania, Azziz Omar Shenib. Bergabung ke NFSL September 1981, Shenib membocorkan plot Libya membunuh Raja Hussein dari Yordania. Dalam kongres NFSL yang pertama, 1981, Magarieff terpilih sebagai sekretaris Jenderal merangkap juru bicara front yang sampai kini masih ditopang oleh para birokrat yang tercerai-berai. Mereka belum terlalu kuat untuk bisa melawan, apalagi menggulingkan Qadhafi. Ibrahim Ehwas, bekas kuasa usaha di Guyana, adalah juga tokoh NFSL yang terbunuh dalam insiden perbatasan yang diungkapkan Qadhafi di atas. Berita terakhir dari Libya menyebutkan bahwa Qadhafi telah menangkap 200 tokoh oposisi dalam negeri, orang-orang Ikhwanul Muslimin yang berasal dari kalangan tentara, pegawai negeri, dosen, mahasiswa, dan sebagainya. Tapi seperti halnya NFSL, oposisi yang satu ini juga tidak diberitakan luas oleh pemerintahan Qadhafi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus