Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah negara donor menghentikan bantuan untuk UNRWA, lembaga PBB yang mengurusi pengungsi Palestina. Penghentian bantuan karena diduga beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berhentinya bantuan dari negara-negara donor seperti Amerika Serikat dan Inggris, membuat Perserikatan Bangsa-bangsa kelimpungan. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta negara-negara donor kembali menyalurkan bantuan. Ia berjanji akan meminta pertanggungjawaban setiap pegawai PBB yang terlibat dalam aksi teror ke Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Setiap pegawai PBB yang terlibat dalam aksi teror akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk melalui tuntutan pidana,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan. “Sekretariat siap bekerja sama dengan otoritas yang kompeten yang mampu mengadili individu-individu sesuai dengan prosedur normal Sekretariat untuk kerja sama tersebut.”
Latar Belakang Berdirinya UNRWA
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina ( UNRWA ) didirikan pada tahun 1949 setelah Nakba atau bencana di mana lebih dari 700.000 warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka selama berdirinya Israel.
Badan ini mulai beroperasi pada 1 Mei 1950. Sejak itu UNRWA memberikan pendidikan, perawatan kesehatan, bantuan kemanusiaan dan layanan sosial kepada warga Palestina di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, Yordania, Suriah dan Lebanon.
UNRWA didanai hampir seluruhnya oleh negara-negara anggota PBB. Saat ini, badan tersebut memiliki total 30.000 karyawan, 13.000 di antaranya bekerja di Jalur Gaza.
Di wilayah kantong tersebut, UNRWA memberikan layanan kepada 1.476.706 pengungsi yang terdaftar, dengan 183 sekolah, 22 fasilitas kesehatan dan tujuh pusat perempuan serta fasilitas lainnya, menurut data PBB. Sekolah UNRWA dihadiri oleh 286,645 siswa di Gaza dan rata-rata 3,4 juta orang mengunjungi fasilitas medisnya.
Mengapa Dana untuk UNRWA Dihentikan oleh Negara-negara Donor?
Beberapa negara barat, termasuk Kanada, Australia, Italia, Finlandia, Belanda dan Swiss, untuk sementara menghentikan atau membatalkan pendanaan mereka ke UNRWA setelah Israel menuduh pegawainya terlibat dalam serangan Hamas 7 Oktober.
Langkah ini dilakukan setelah AS menghentikan pendanaannya untuk UNRWA pada hari Jumat, dengan mengatakan bahwa tuduhan tersebut ditujukan terhadap 12 karyawan yang “mungkin terlibat” dalam serangan Hamas yang memicu serangan militer Israel di Gaza.
Sebagai tanggapan, UNRWA mengatakan pihaknya telah memecat beberapa pegawai yang dituduh Israel terlibat dengan kelompok militan Palestina. Kepala badan tersebut, Philippe Lazzarini, telah berjanji untuk “bertanggung jawab, termasuk melalui penuntutan pidana” setiap pegawai UNRWA yang ditemukan terlibat dalam “aksi teror.”
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan pada hari Sabtu bahwa dia “sangat prihatin” dengan tuduhan terhadap badan tersebut. “Kami sedang berbicara dengan mitra dan akan menghentikan sementara pencairan dana baru-baru ini,” tulisnya di platform media sosial X.
Sementara itu, Norwegia dan Irlandia telah menegaskan tidak akan memotong dana untuk badan tersebut.
Direktur Dewan Pemahaman Arab-Inggris, Chris Doyle, membela lembaga tersebut dengan alasan kesulitan dalam mengawasi ribuan karyawan secara terus-menerus. “UNRWA memiliki 13.000 staf yang bekerja di 350 instalasi di Gaza yang melayani 1,7 juta pengungsi Palestina. Saat ini mereka menampung 1 juta (pengungsi). Mereka memecat 12 anggota staf berdasarkan tuduhan,” Chris Doyle, direktur Dewan Pemahaman Arab-Inggris, menulis di X.
“Bagaimana bisa sebuah lembaga sebesar itu yang beroperasi di zona perang, di wilayah yang diduduki Israel, diharapkan dapat mengawasi 24 jam, tujuh hari seminggu?” tambahnya.
Serangan Israel terhadap UNRWA
Pemerintah Israel selama beberapa waktu menyerang UNRWA, menuduhnya memicu sentimen anti-Israel. Tuduhan ini telah dibantah oleh UNRWA.
Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz pada hari Sabtu mengatakan pemerintahnya akan berusaha menghentikan operasi lembaganya di Gaza setelah perang. “Kami telah memperingatkan selama bertahun-tahun: UNRWA melanggengkan masalah pengungsi, menghalangi perdamaian dan berfungsi sebagai sayap sipil Hamas di Gaza,” tulis Katz di X.
Setidaknya 136 dari 13.000 staf UNRWA di Gaza telah tewas akibat serangan Israel sejak perang pecah pada 7 Oktober.
Sekolah, fasilitas dan tempat penampungan mereka telah berulang kali menjadi sasaran pemboman Israel, dengan ratusan ribu warga sipil Palestina yang kehilangan tempat tinggal terbunuh saat mencari perlindungan di fasilitas badan tersebut. Setidaknya 26.422 warga Palestina telah tewas dan 64.797 luka-luka sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
AL ARABIYA | REUTERS
Pilihan editor: Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa, Tuntut Netanyahu Mundur