Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia kemarin diawali dari 5 negara termiskin di Asia berdasarkan produk domestik bruto. Peringat pertama adalah Myanmar.
Berita kedua top 3 dunia yaitu daftar negara yang tak pernah dijajah oleh Eropa dan terakhir tentang serangan sekolah UNRWA di Gaza yang memantik reaksi internasional. Berikut selengkapnya:
Asian Development Bank (ADB) melaporkan ada 4,7 juta orang di Asia Tenggara yang jatuh ke jurang kemiskinan ekstrem akibat pandemi Covid-19 pada 2021. Sebanyak 9,3 juta pekerjaan hilang dengan yang paling terdampak adalah sektor pekerja tidak terampil, pekerja di sektor ritel dan ekonomi informal, serta usaha kecil tanpa digitalisasi.
Melansir World Economic Outlook pada April 2024, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), menyusun daftar negara termiskin di Asia Tenggara berdasarkan PDB per Kapita 2024 terendah seperti berikut:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Myanmar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Myanmar hanya memiliki PDB per kapita sebesar US$ 1.247 atau sekitar Rp 18 juta. Menurut laporan UNDP, kelas menengah di Myanmar telah menyusut hingga 50 persen sejak 2021. Lonjakan kemiskinan terjadi setelah kudeta militer yang berlangsung sejak Februari 2021.
Kelas menengah yang dapat menahan guncangan dan membantu negara lebih cepat pulih, justru kembali ke level kemiskinan. Sebagian besar dari sekitar 12 ribu keluarga dan rumah tangga di seluruh Myanmar terpaksa memangkas biaya perawatan kesehatan dan pendidikan, berutang, menghabiskan tabungan, dan mengurangi porsi makan.
2. Timor-Leste
Di posisi kedua, ada Timor-Leste yang mencatatkan PDB per kapita sebesar US$ 1.453 atau sekitar Rp 21,7 juta. Menurut Bank Dunia atau World Bank, Timor-Leste dihadapkan dengan tugas membangun infrastruktur publik dan kerangka kelembagaan setelah memerdekakan diri dari Indonesia pada Mei 2002. Akibatnya, kerapuhan ekonomi menjadi tantangan terbesar yang harus dihadapi Timor-Leste. Selain itu, sekitar 47 persen anak mengalami hambatan pertumbuhan karena buruknya layanan pendidikan. Tantangan tersebut semakin diperparah dengan hadirnya pandemi Covid-19.
3. Laos
Dalam survei Bank Dunia pada awal 2024 menunjukkan sebanyak 81 persen rumah tangga di Laos terdampak inflasi, dan lebih dari 60 persen responden terpaksa mengurangi porsi makannya. Akibatnya, tingkat kekurangan gizi di negara tersebut terus meningkat yang mengakibatkan kerugian ekonomi hingga US$ 200 juta per tahun. Pada 2017, sekitar 33 persen anak-anak berusia di bawah lima tahun di Laos mengalami kekerdilan atau stunting, 21 persen anak kekurangan berat badan, dan 9 persen tergolong sangat kurus. Adapun gizi buruk tersebut mempengaruhi PDB per kapita di Laos yang hanya sebesar US$ 1.976 atau sekitar Rp 29,6 juta.
2. Negara-negara yang Tidak Pernah Dijajah Bangsa Eropa
Bicara soal kolonialisme, ada beberapa negara yang tercatat tidak pernah menjadi sasaran penjajahan. Secara spesifik, berikut daftar negara yang tidak pernah dijajah bangsa Eropa melansir dari World Atlas:
1. Bhutan
Bhutan didirikan sebagai negara merdeka setelah pemberontakan yang menyebabkan pemisahannya dari Kekaisaran Tibet pada 1634. Kerajaan Inggris mengincar Bhutan selama 200 tahun yang berakhir pada penguasaan hampir seperlima wilayah pada 1865. Namun, Bhutan berhasil mempertahankan kemerdekaan dan diakui oleh Inggris dalam Perjanjian Punakha pada 1910. Perjanjian itu menetapkan Inggris mengakui Bhutan sebagai negara merdeka, tetapi kebijakan luar negerinya tetap dikendalikan.
2. Iran
Inggris tidak pernah menjajah Iran, tetapi tetap menguasai banyak sumber dayanya selama beberapa periode dalam sejarah. Setelah terjadi perang Inggris-Persia pada 1857, Shah yang berkuasa di Iran memberikan beberapa konsesi kepada Inggris, termasuk hak untuk menanam dan menjual tembakau Persia.
Pemberian izin kemudian dibatalkan setelah gerakan protes dan menjadi katalis bagi Revolusi Konstitusional Persia pada 1906. Revolusi itu membentuk parlemen Iran dan membatasi kekuasaan Shah yang bersekutu dengan Inggris.
3. Nepal
Pada awal 1800-an, Nepal dan Inggris bersaing memperebutkan wilayah di Subbenua India, sehingga memicu peperangan. Perang berakhir dengan penguasaan Inggris di sebagian besar wilayah, tetapi Nepal tetap mempertahankan statusnya sebagai negara merdeka.
3. Reaksi Internasional atas Serangan Israel atas Sekolah UNRWA di Gaza
Para saksi mata mengatakan serangan Rabu, 11 September 2024, terhadap sekolah al-Jaouni di kamp pengungsi Nuseirat membuat para wanita dan anak-anak terluka, sementara UNRWA mengatakan bahwa jumlah korban di antara stafnya merupakan "jumlah korban jiwa tertinggi" dalam satu insiden selama perang 11 bulan ini.
Apa komentar internasional?
Wakil Direktur Senior UNRWA di Gaza
Sam Rose, wakil direktur senior UNRWA di Gaza, mengatakan bahwa organisasi tersebut menghadapi salah satu hari tersulitnya setelah serangan terhadap sebuah sekolah yang dikelolanya yang menewaskan enam anggota stafnya.
"Para staf di kantor sangat terkejut," kata Rose kepada Al Jazeera dari Khan Younis. "Mereka berduka. Mereka putus asa."
"Skala dan kecepatan insiden yang terjadi terkadang terlalu sulit bagi kami untuk memahaminya," ujarnya, seraya menambahkan bahwa ini merupakan kali kelima sekolah al-Jaouni yang dikelola UNRWA menjadi sasaran perang.
Ketika ditanya apakah UNRWA akan terus beroperasi meskipun ada ancaman terhadapnya, Rose mengatakan, "Kami kehabisan pilihan."
"Ruang di mana kami dapat beroperasi secara geografis, dan bahkan secara konseptual dan eksistensial, semakin sempit. Dan staf kami, yang bekerja setiap hari, sepanjang waktu" tidak memiliki perlindungan yang layak mereka dapatkan, katanya.
Qatar
Kementerian Luar Negeri Qatar "mengutuk keras" pengeboman Israel terhadap sekolah al-Jaouni yang dioperasikan oleh UNRWA.
Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di X, kementerian tersebut menyebut serangan tersebut sebagai "pembantaian mengerikan" yang menegaskan "pendekatan kriminal Israel dan pengabaiannya terhadap prinsip-prinsip hukum kemanusiaan internasional".
"Kami mengulangi seruan untuk penyelidikan internasional yang mendesak, termasuk pengiriman penyelidik independen PBB untuk memastikan fakta-fakta terkait penargetan terus menerus oleh penjajah Israel terhadap sekolah-sekolah dan tempat penampungan bagi para pengungsi," kata kementerian tersebut.
Pilihan editor: Israel Tuding 3 Staf UNRWA yang Tewas dalam Serangan di Gaza adalah Anggota Hamas