Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menjelang palestina yang mandiri? menjelang palestina yang mandiri ?

Sikap Israel semakin keras menghadapi aksi orang Palestina. Beberapa pemuda palestina tewas ditembak. AS menawarkan usul baru untuk membahas pemerintah palestina yang mandiri. Plo menolak.

20 Februari 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Tepi Barat Sungai Yordan dan Jalur Gaza, Yahudi sipil sudah terlibat. Dua pemuda Palestina gugur dimangsa peluru gelap yang ditembakkan orang berpakaian sipil. Korban pertama bernama Abdul Basir Abdullah, 25 tahun, dari Desa Kaffr Qaddum di wilayah Tepi Barat Sungai Yordan. Peristiwa terjadi ketika sekelompok pemuda Palestina di sebuah jalan sedang menunggu rekannya yang bekerja di wilayah Israel. Sebuah mobil van berpenumpang 2 orang Yahudi mendekat. Tiba-tiba sopir mobil itu meloncat keluar dan langsung menghamburkan peluru dari senapan semiotomatis, sementara rekannya tetap menunggu di mobil sambil menggenggam sepucuk pistol. Kelompok pemuda tak bersenjata itu kontan bubar, ketika sebuah peluru menembus tubuh Abdullah. Kasus ini, menurut juru bicara militer Israel, diserahkan pada kepolisian, karena tak dda serdadu berada di wilayah itu ketika peristiwa terjadi. Sayangnya, ketika dihubungi koran Jerusalem Post, kepolisan wilayah Nablus belum bisa memberi keterangan detail. Di Jalur Gaza, seorang direktur Kantor Relief and Works Agency PBB Bernard Mills melaporkan, serdadu Israel telah menciduk dua remaja Palestina dari rumah mereka. Beberapa hari setelah diciduk, Iyad Mohamed Aql, 15 tahun, ditemukan tewas, dan saudara sepupunya, 18 tahun, mengalami patah tulang lengan. Pihak militer juga membantah terlibat dalam pembunuhan itu, karena merasa tak pernah menugasi serdadu di wilayah permukiman keluarga Aql. Sebaliknya, tentara malah menyalahkan keluarga korban, karena menguburkan jenazah Aql sebelum di otopsi. Yang pasti, Israel makin bersikap keras menghadapi aksi orang Palestina yang meletus sejak 8 Desember lalu. Pekan lalu militer Israel sudah mengajukan permintaan tambahan dana jutaan dolar AS. Permintaan tampaknya akan dikabulkan, mengingat pernyataan Perdana Menteri Israel Yitshak Shamir. "Saya akan melempar keluar semua biang kerok yang menghambat jalan-jalan dan mengacaukan kehidupan kita," kata Shamir. Baginya, semua aksi anti Israel oleh bangsa Palestina adalah bagian dari kampanye bangsa Arab untuk menghancurkan Israel. Pemerintah AS, yang selama ini dianggap kekuatan yang menentukan pekan lalu menawarkan gagasan sedikit baru. Yakni, sebuah pertemuan negara-negara Timur Tengah, untuk disusul perundingan langsung antara Israel dan Palestina, guna membicarakan pemerintah Palestina yang mandiri. Itulah yang akan dilobikan Menlu George Shultz dalam kunjungan ke Timur Tengah, Rabu pekan depan. Langsung, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengecam gagasan itu yang, kata juru bicaranya, tak menjanjikan berdirinya negara Palestina. Syria menerima gagasan itu dengan hati-hati, setidaknya bukan "penyelesaian tambal sulam". Yang juga menolak keras gagasan itu adalah PM Yitshak Shamir. Amerika melangkah terlalu jauh, komentarnya. Sementara itu, menlunya, Shimon Peres dari Partai Buruh, menerima baik pikiran itu. Di pihak Israel memang ada perbedaan sikap menanggapi aksi orang Palestina kini, antara Shamir yang kanan dan Peres yang kiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus