Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri Sugiono (Menlu Sugiono) menyebut peran strategis Indonesia di panggung internasional. Sugiono menyebut Indonesia tidak hanya merespons tantangan dunia, tetapi turut berperan sebagai kekuatan positif dalam membentuk dinamika global secara proaktif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Sugiono menyampaikan, Indonesia terus mengukuhkan peran sebagai pemimpin di panggung global, mitra terpercaya, sekaligus sebagai tetangga yang baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sugiono menilai bahwa dunia dihadapkan dengan polycrisis, mulai dari perang di berbagai belahan bumi, krisis iklim, pangan, energi, dan air, hingga rivalitas antara kekuatan besar dunia. Di tengah semua ancaman itu, jelas Sugiono, solidaritas dan kerja sama global semakin terkikis.
"Dunia tidak membutuhkan lebih banyak perpecahan atau politik kekuatan. Yang dunia butuhkan adalah kepemimpinan kolaboratif yang membangun rasa saling percaya dan mempersatukan," kata Sugiono saat menyampaikan pidato dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jakarta Pusat, pada Jumat, 10 Januari 2025.
Ia juga menegaskan bahwa diplomasi Indonesia akan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan didasarkan pada Asta Cita sebagai panduan strategis. Adapun Asta Cita merupakan delapan misi Prabowo-Gibran. Misi ini terdiri atas 17 program prioritas dan delapan program yang hasilnya ditargetkan terlihat secara cepat.
Sugiono mendorong agar negara-negara di dunia dapat bekerja sama dalam menghadapi pelbagai tantangan internasional.
"Kita harus berani menapaki jalan yang belum dilalui, bicara dengan cara yang belum pernah disampaikan dan membangun jembatan kolaborasi yang sebelumnya belum ada," ujarnya.
Sugiono turut menyoroti sejarah panjang diplomasi Indonesia yang berperan sebagai penggagas perubahan, mulai dari Konferensi Asia-Afrika 1955, pembentukan ASEAN pada 1967, konsepsi Negara Kepulauan yang diakui dunia dalam Konvensi Hukum Laut UNCLOS 1982, hingga ASEAN Outlook on the Indo-Pacific pada 2019.
Menurut Sugiono, diplomasi Indonesia akan terus menjadi kekuatan pemersatu, menjembatani perbedaan, serta menciptakan solusi inovatif di tengah kompleksitas tantangan global. Salah satu langkah konkrit itu, jelas Sugiono, ialah kunjungan kenegaraan Prabowo dan bergabungnya Indonesia ke dalam keanggotaan BRICS.
Sebagai informasi, Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri ialah pernyataan resmi tahunan menlu untuk memberikan informasi kepada publik ihwal kebijakan luar negeri Indonesia serta visi dan prioritas diplomasi.
Pilihan Editor: Menlu Sugiono Ungkap Perang Ukraina Jadi Perhatian Prabowo