Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Kanada Mélanie Joly mengaku paham betul posisi sulit Indonesia sebagai presidensi kelompok negara G20, setelah invasi Rusia ke Ukraina. Namun bagaimana pun, masalah yang muncul dan mengganggu agenda G20 perlu diselesaikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi tujuan (pertemuan) saya dengan presiden hari ini, dan juga menteri luar negeri RI, adalah untuk menemukan cara, guna memastikan bahwa ini (masalah perang Ukraina) dapat dirasakan oleh Indonesia," kata Joly dalam sebuah acara diskusi virtual bersama FPCI di Jakarta, Senin, 11 April 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan peserta kampanye relawan nasional We Are Together di Kremlin di Moskow, Rusia 4 Maret 2021. [Sputnik / Alexei Druzhinin / Kremlin via REUTERS]
Menurut Joly kecaman apa pun sangat penting dan semua pihak perlu memberikan tekanan besar untuk mengisolasi rezim Rusia, demi mengakhiri invasi ini. Sebab, yang dipertaruhkan adalah nyawa masyarakat Ukraina.
"Jadi, memiliki segala bentuk penghukuman sangat penting dalam konteks ini," ujarnya.
Sebelumnya pada Kamis 31 Maret 2022, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, mengatakan tak sudi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di acara G20 yang berlangsung di Bali, pada November mendatang. Dia mengatakan telah menelepon Presiden RI Joko Widodo, yang menjadi tuan rumah G20 untuk mengutarakan pendapatnya itu.
Selaras dengan Trudeau, Joly menyebut G20 nantinya tidak akan jadi 'business as usual' jika Presiden Putin hadir. Kanada, begitu juga dengan anggota kelompok negara G7 lainnya seperti Amerika Serikat, sudah memberikan sanksi berat terhadap Putin dan kroninya.
"Tujuan kami adalah untuk mengakhiri perang dan untuk mengakhiri perang, kami memberikan tekanan maksimum terhadap rezim Rusia dengan mengisolasi Rusia, di setiap proses diplomatik (kami sampaikan), hingga mereka mundur terlebih dahulu," kata Joly.
Joly menambahkan wacana untuk mengundang Presiden Volodymyr Zelensky masih dirasa penting karena pengaruhnya yang menggemakan kemerdekaan Ukraina ke seluruh bangsa.
Konflik geopolitik di timur Eropa telah berpengaruh pada dinamika forum internasional G20. Selain Trudeau, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, kompak tak mau satu meja dengan Putin di forum G20 nanti.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengancam pihaknya akan memboikot sejumlah pertemuan di G20 tahun ini jika Rusia hadir. Yellen mengacu pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral yang dijadwalkan pada 20 April 2022 mendatang di Washington D.C.
Menjawab segala tekanan itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan, kepanitiaan G20 akan tetap mengundang seluruh anggota forum, termasuk Rusia. Preseden prosedural KTT G20 yang berlaku, jadi alasan keputusan Indonesia.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.