Kami merencanakan menguasai sejumlah kota besar. Sebelum tentara Soviet ditarik seluruhnya, Kabul pasti jatuh, " kata Hekmatyar, pemimpin Mujahidin yang paling garang. AFGHANISTAN mulai goyang. Ibu Kota Kabul pekan lalu dihujani bom, setelah sebelumnya pejuang muslim menyerbu Kandahar, kota di wilayah selatan. Mencium gelagat, Kedubes India di Kabul langsung memulangkan semua stafrya - kata Menlu India, "Demi keamanan." ldia memang dimusuhi Mujahidin, karena mendukung rezim Najibullah. Dua pekan belakangan ini pertempuran meletus di mana-mana. Soalnya, setelah Kandahar diserbu, tentara Afghanistan tak cuma menunggu mereka melakukan operasi besar-besaran di iima provinsi. Toh, wilayah tenggara bobol. Jumat malam pekan lalu, setelah pertempuran sporadis sejak awal Juni, lebih dari 600 pejuang Mujahidin serentak menyerbu Kalat - ibu kota Provinsi Zabul, koa strategis di jalur Kabul - Kandahar. Pusat kota jadi sasaran utama. Setelah itu, mereka menyebar menguasai pos-pos strategis: bangunan pemermtah, markas milite. Kedua belah pihak menderita kerugian besar, tapi tak dirinci jumlahnya. Yang jelas, 50 tentara Afghanistan ditawan, sejumlah peralatan berat jatuh ke tangan Mujahidin. Ini berarti jalur Kabul- Kandahar dipotong. Kandahar pekan lalu gencar diserang, tapi kemudian ditinggalkan begitu saja. Itu memang sebuah taktik, kata Gulbuddin Hekmatyar, 40 tahun, pemimpin Mujahidin tergarang, dari posnya di kamp pengungsian Peshawar, Pakistan. Yakni untuk menghindarkan korban di pihak rakyat sipil. Dengan cara itu Mujahidin hendak menarik simpati rakyat. Maka, Kandahar, yang setelah serbuan itu diperkuat pertahanannya dengan tentara Soviet dari kota lain, kini dengan mudah bisa diinfiltrasi dari Kalat. Memang. Menurut sumber-sumber Mujahidin, begitu Perjanjian Damai Jenewa diteken (pertengahan Anril. kemudian tentara Soviet mulai ditarik pulang (pertengahan Mei) Mujahidin membentuk pos-pos komando "hantu" di sejumlah kota besar. Rencana ini diletakkan oleh Hekmatyar yang Rabu pekan lalu menyerahkan pimpinan persatuan tujuh kelompok Mujahidin kepada Syed Ahmad Gailani, yang selama ini bersikap moderat. Boleh jadi ini merupakan siasat baru para pejuang muslim. Dua jalur mereka tempuh sekaligus: diplomasi dan perang. Begitu menerima penyerahan kepemimpinan, kata Gailani, "Prajurit Soviet harus diberi jalan aman selama penarikan mundur." Ini tentu menggembirakan pihak Moskow, bila benar dilaksanakan. Sementara itu, dari Pakistan terdengar berita bahwa Mujahidin membentuk pemerintahan di pengasingan yang mereka sebut "pemerintahan peralihan". Maksudnya, peralihan dari rezim Najibullah kepada pemerintahan yang dipilih rakyat. Nanti, setelah Kabul dikuasai, pemerintahan peralihan- itu akan mengadakan pemilu, tutur Hekmatyar, membentuk parlemen baru. Dalam soal pcrang, tampaknya para pejuang muslim terus mendapat senjata dari Pakistan. Bahkan akhir-akhir ini terdengar adanya kontak senjata antara tentara Pakistan dan Afghanistan di perbatasan. Itulah sebabnya Mikhail Gorbachev, Senin pekan lalu, marah. Dia berjanji akan menghajar Pakistan, jika PBB gagal menghentikan bantuan negara Islam itu kepada gerilyawan. Benar saja, keesokan paginya, pihak Afghanistan mengirimkan sejumlah peluru artileri dan roket ke Kota Chaman, Pakistan. Tiga penduduk tewas, 10 orang luka-luka. Soviet menuduh di antara kamp-kamp pengungsi ada pula kamp latihan teroris. Kamp-kamp itu sekaligus dijadikan tempat untuk menyekap serdadu-serdadu Soviet yang tertawan. Menurut catatan seorang mayor jenderal Soviet bernama Valentin Khrosbostov, 311 prajurit Soviet disekap di sebuah kamp gerilyawan dekat Peshawar sejak pertengahan Mei. Sepertiga dari tawanan itu, katanya, sudah tewas dieksekusi. Adakah ini semua akan mempengaruhi Soviet melanjutkan penarikan tentaranya? Selain di Kandahar dan Kalat, tentara Afghanistan dikabarkan memperoleh kemenangan. Minggu pekan ini di Herat, kota di wilayah barat, misalnya, Mujahidin bisa diusir, sebuah Stinger bikinan AS jatuh ke tangan tentara Najibullah, seorang pejuang tewas, dua ditahan. Sejumlah kemenangan ini membuat pimpinan tentara Soviet yakin, sebenarnya kekuatan kaum Mujahidin tak seberapa. Tentara Afghanistan sendiri mampu menghadapinya. Karena itu, katanya, tak perlu ada perubahan jadwal penarikan tentara Soviet. Mungkin saja penilaian para opsir Soviet benar. Belakangan, dikabarkan bahwa pimpinan Mujahidin kewalahan menghadapi pembelotan sejumlah komandan lapangan. Bukannya mereka menyeberang ke pihak Najibulah, melainkan sekadar ogah dikomando oleh bos yang lebih banyak nongkrong di Peshawar, yang tak lagi mampu memasok senjata seperti dulu. Ini tentu karena Amerika menghentikan pemasokan senjata. Para komandan kini lebih banyak berharap memperoleh senjata dari pertempuran. Atau, melanjutkan taktik perang genlya, mereka menyerbu gudang-gudang militer Afghanistan atau Soviet. Ada yang mengatakan, tentara Afghanistan dan Soviet membiarkan serangan besar Mujahidin masuk kota, baru kemudian akan digebuk. Soalnya, para pejuang memang kurang berpengalaman dalam perang terbuka. Masalahnya kini, seberapa besar simpatirakyat terhadap Mujahidin, dan seberapa besar kebencian mereka terhadap reim Najibullah. Sebagaimana di Kalat, kota ini bisa direbut Mujahidin karena sebagian besar dari 50.000 warga kota membantu pejuang. Bila sebagian besar dari sekitar 16 juta orang Afghanistan mendukung Mujahidin, tampaknya persatuan itu sulit dilawan oleh reim Najibullah. Memang ada masalah lain. Penghuni negeri seluas 644.000 km2 (sedikit lebih besar daripada gabungan Sumatera dan Jawa) ini terdiri atas belasan suku yang tak selalu kompak. Meski praktis mereka semua Islam, kabarnya banyak yang tak setuju dibentuknya sebuah negeri berdasarkan hukum Islam - ini yang membuat Afghanistan mirip Vietnam Selatan, dulu. Sementara itu, juang Mujahidin sendiri terpecah-pecah dalam berbagai kelompok - ini yang membedakan mereka dengan Vietkong yang bersatu. Namun, melihat kenyataan di lapangan, kata para diplomat Barat, Kabul akan jatuh pertengahan Agustus nanti. Tapi, si pejuang :bercambang, yang dulunya mahasiswa teknik, Hekmatyar, sendiri tak berani menjanjikan waktu sesingkat itu. Praginanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini