IA tampak pucat dan letih. Tapi ia tetap bertutur tegas menjawab pertanyaan jaksa dan hakim yang menyidangkan perkara tindak pidana korupsi yang dituduhkan atas dirinya. Itulah Yuri Mikhailovich Churbanov, 51 tahun, bekas wakil pertama menteri dalam negeri Uni Soviet, yang diadili di Pengadilan Militer Moskow, sejak Senin pekan lalu. "Saya mengaku bersalah telah menyalahgunakan jabatan. Tapi saya menolak tuduhan menerima suap," ujar Churbanov seusai jaksa membacakan tuduhan. Dalam tuduhan yang terangkum pada 1.500 lembar folio ketik, Churbanov, yang diadili bersama delapan bekas pejabat teras Negara Bagian Uzbekistan, disebutkan telah menerima suap dan hadiah senilai 700.000 rubel -- sekitar Rp 1,7 milyar. Semua upeti itu, yang diterimanya selama menjadi orang Nomor 2 di Kementerian Dalam Negeri, sebagai imbalan untuk lindungan yang diberikannya dalam kasus penggelapan dan manipulasi hasil produksi kapas di Uzbekistan. Berbeda dengan penampilan Churbanov, kedelapan terdakwa lainnya tampak kuyu mendengar tuduhan yang dibacakan jaksa. Bahkan, pada sidang hari pertama itu, seorang di antara mereka terpaksa dipapah ke luar sidang, dan dua terdakwa lainnya diobati dalam ruang sidang. Pengadilan atas kesembilan terdakwa, semuanya bekas anggota angkatan bersenjata Soviet, yang juga dianggap sebagai "pengadilan atas pemerintahan Brezhnev" sekaligus membongkar kasus korupsi Mendiang Menteri Dalam Negeri Nikolai Shchelokov, bekas atasan Churbanov. Shchelokov, bekas tangan kanan Mendiang Presiden Leonid Brezhnev, yang disebut-sebut menerima suap, yang keseluruhannya bernilai 750.000 rubel. Bekas orang Nomor 1 Kementerian Dalam Negeri ini, yang tak tergeser dari posnya selama 16 tahun, bunuh diri pada 1984, sebulan setelah dicopot dari jabatannya. Tragedi Shchelokov itulah, kabarnya, yang menyeret Churbanov menjadi terdakwa utama dalam pengadilan tindak pidana korupsi terbesar di Soviet selama setengah abad terakhir. Sidang pengadilan militer terhadap kesembilan terdakwa akan menghadirkan sekitar 500 saksi, termasuk istri Churbanov, Galina Brezhnev, dan diperkirakan akan memakan waktu dua bulan. Churbanov, yang mengawali karier sebagai perwira polisi, mulai melesat ke panggung partai dan pemerintahan setelah menjadi menantu Presiden Brezhnev. Ia berstatus duda ketika menikah dengan Galina, janda dua kali, yang 17 tahun lebih tua, pada 1971. Tempo sembilan tahun sebagai menantu orang Nomor 1 Kremlin ia sudah diangkat sebagai wakil menteri dalam negeri. Selama masa kepemimpinan Brezhnev korupsi memang merajalela di Soviet, dan dilakukan oleh orang-orang dekatnya. Selain Shchelokov dan Churbanov, tokoh penting yang juga disebut-sebut terlibat "skandal kapas" adalah Sharaf Rasidov, Ketua PKUS di Uzbekistan. Rasidov, yang juga sahabat kental Brezhnev, bunuh diri pada 1983, tak lama setelah pembentukan tim penyelidik kasus manipulasi kapas di Uzbekistan. Tokoh lain yang juga dituduh korupsi adalah Jenderal Simeon Tsvigun, kakak ipar Brezhnev, yang mati mendadak pada 1982. Keterangan resmi pemerintah menyebut Isvigun meninggal karena sakit. Tapi, banyak yang menduga Jenderal itu matl bunuh diri. Maka, orang kuat PKUS, Mikhail Gorbachev, menggambarkan era kepemimpinan Brezhnev (1964-1982) sebagai "periode stagnasi". Juga, ternyata, periode korupsi -- gejala biasa ketika kekuasaan jadi tak terkendali. FS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini