Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mimpi buruk di libanon apa lagi, Israel ?

Penyerbuan Israel ke Libanon berhasil merebut kubu gerilyawan Palestina di beirut, gerilyawan palestina belum lumpuh. Yasser Arafat menantang dan pantang menyerah diantara runtuhan kota beirut.(ln)

26 Juni 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEIRUT terkepung sudah. Gerak maju pasukan Israel tidak tertahankan Tapi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) rupanya bertekad untuk bertempur terus. Seperti terdengar dari pidato Yasser Arafat yang tetap menantang. "Mereka inginkan perang, itulah yang mereka dapatkan. Pertempuran di Beirut baru satu permulaan. Kota Beirut akan jadi gelanggang kematian bagi para penyerang, bagaikan Stalingrad bagi orang-orang Arab," demikian Arafat berapi-api dalam sebuah pidato radio (17 Juni). Tantangan pemimpin PLO itu segera dimanfaatkan Israel, keesokan harinya. Pasukannya bergerak dari Beirut Selatan ke Beirut Timur. Manuver itu selanjutnya menusuk ke "garis hijau" yang memisahkan Beirut Timur yang Kristen dan Beirut Barat yang Islam. Kubu gerilyawan Palestina yang terkuat di Beirut Barat kemudian direbut Israel, sementara serangan artilerinya dilancarkan terhadap kubu-kubu PLO yang lain. Roket-roket Katyusha PLO disambut oleh tembakan-tembakan kapal perang Israel. Pengeboman Israel yang banyak menjatuhkan korban di kalangan penduduk sipil Beirut itu akhirnya dihentikan oleh sebuah gencatan senjata terbatas 48 jam untuk seluruh Libanon. Gencatan senjata itu semestinya berakhir Senin lalu. Ternyata PLO belum mau menghentikan perlawanannya. Israel menjanjikan pasukannya tidak akan melepaskan tembakan ke kubu-kubu gerilyawan Palestina yang terkepung, kecuali bila diserang lebih dulu. Kelonggaran ini antara lain dimaksudkan agar duta khusus Amerika Philip Tabib memperoleh kesempatan lebih luas untuk berunding dan kalau bisa "melunakkan" PLO. Sasaran Israel jelas: perlucutan senjata semua gerilyawan Palestina di seantero Libanon. Menteri Pertahanan Israel Ariel Sharon, menandaskan bahwa tujuan penyerbuan Israel belum dapat di katakan berhasil selama gerilyawan Palestina masih bertahan terus di kubu-kubu mereka. Philip Habib dikabarkan memikirkan satu upaya lain, misalnya menentukan keadaan darurat perang, agar pihak militer Libanon mendapat peluang untuk berperan. Mereka diharapkan memisahkan kekuatan PLO dan Israel di sana. Tapi Yasser Arafat dari tempat persembunyiannya berpesan kepada Sekjen PBB agar satu komisi internasional tingkat tinggi segera dikirim ke Libanon khusus menyelidiki kejahatan Israel. Kejahatan yang dikatakan Arafat itu sebaliknya bagi Israel adalah upaya yang "sah" untuk menciptakan batas-batas aman bagi kelangsungan hidup negara itu. Tapi bila ditinjau pelaksanaannya, upaya tersebut lebih mirip pembantaian yang tidak kenal rasa kasihan. Buktinya, pengeboman Israel melabrak dinding-dinding apartemen di Beirut, dan nampak seorang lelaki berkebangsaan Libanon menjerit histeris, "Kita ini benar-benar binatang, binatang! " Ia berdiri di antara puing-puing reruntuhan. "Kita cuma bisa saling bunuh!" umpatnya lagi. Kemudian lelaki itu dalam gerak lemah-lembut memungut sepenggal daging manusia, menguburkannya diam-diam, tanpa air mata. Selama 2 pekan penyerbuan Israel yang dahsyat itu diperkirakan paling sedikit 10.000 orang Palestina dan Libanon yang tewas dan luka-luka. Di Kota Sidon saja, menurut sumber Palang Merah, 1500 orang tewas. Lebih dari 100 prajurit Israel tewas di samping 600 orang luka-luka. Pihak Suriah tidak memastikan berapa korban jatuh di pihak mereka, sejak pesawat tempur Israel F-15 dan F-16 yang gesit dan sengit itu menghantam gugusan peluru kendali di Lembah Bekaa. Seorang jurubicara Palestina mengatakan, "Saya lihat posisi mereka di daerah perbukitan itu. Mereka dihajar habis-habisan." Suriah menderita kerugian besar dan segera menyetujui gencatan senjata terpisah dengan Israel pada hari ketiga, 9 Juni. Menurut sumber Israel, seluruh gugusan peluru kendali Suriah sudah dihancurkan, berikut 29 MiG yang rontok dalam duel paling seru sepanjang sejarah pergolakan Timur Tengah. Tapi Suriah mengakui hanya 16 pesawatnya hilang, sementara berhasil melumpuhkan 16 pesawat musuh, satu hal yang dibantah keras oleh Israel. Dalam gencatan senjata terpisah itu, bukan tidak terjadi tembak-menembak antara pasukan-pasukan mereka. Bahkan Suriah menggunakan kesempatan itu untuk menambah kekuatan pasukannya. Pertempuran tampaknya akan berlanjut. Ariel Sharon, Menteri Pertahanan Israel, memperhitungkan gerilyawan Palestina masih berkekuatan sebanyak 20.000 orang. Mungkin karena itu Menlu Israel Yitzak Shamir menandaskan, "Saya tidak yakin akan ada pengunduran tentara Israel dari wilayah Libanon, setidaknya sebelum tercapai prinsip penyelesaian dan kami mencapai tujuan kami." PM Israel Menachem Begin, yang berada di New York pekan silam, menegaskan hal yang sama. Dalam satu pidato dia berkata: "Pasukan Israel tidak akan meninggalkan Libanon sampai sebuah zona bebas militer yang layak tercipta antara kedua negara." Menurut Begin, zona itu semestinya membentang sepanjang 27 sampai 30 mil (43,2 sampai 48 km) di utara perbatasan Israel. Jarak ini diajukannya sebagai syarat utama untuk menjamin keamanan Israel. Dalam sidang Majelis Ilmum PBB pekan silam, Begin antara lain mengusulkan 3 langkah pendekatan ke arah kontrol persenjataan strategis di Timur Tengah. Dikatakannya Israel bersedia mengikat perjanjian semacam itu dengan tetangga mana saja di kawasan itu. Usul Begin ini mengisyaratkan -- demikian analisa sumber intelijen Barat -- bahwa Israel memiliki senjata nuklir atau punya kemampuan untuk membuatnya. Namun Begin dalam pidatonya menghimbau seteru-seteru Arab-nya dengan kata-kata merdu: "Mari kita bertemu, mari kita berjabat tangan, merundingkan perdamaian, mempersiapkan persetujuan, dan kita semua akan mengubah jalan sejarah bagi bangsa-bangsa kita." Sebelum Begin naik mimbar PBB itu, ternyata utusan negara-negara Arab dan Afrika meninggalkan tempat duduk mereka. Delegasi Uni Soviet dan sekutu Blok Timur-nya kecuali Rumania memboikot sidang khusus tentang soal persenjataan itu. Dalam pidatonya Begin menggambarkan serangan Israel sebagai usaha pertahanan untuk melindungi wilayah Israel Utara dari roket-roket Palestina. Selanjutnya dalam sebuah wawancara televisi Ameriha Begin bahkan berkata bahwa Libanon telah menjadi gudang senjata Uni Soviet untuk seluruh Timur Tengah. Diperlukan 10 gerobak raksasa yang bekerja siang malam selama 6 minggu berturut-turut hanya untuk mengangkut semua senjata itu ke Israel, katanya. Acara Begin yang tidak kurang penting di AS ialah pertemuan dengan Presiden Ronald Reagan di Gedung Putih. Diduga Reagan Senin lalu memberi tekanan agak keras pada Begin, khususnya yang menyangkut Libanon. Sesudah babakbelur karena perang saudara antara penduduknya yang Muslim dan Kristen (tahun I975-76), Libanon kemudian secara tidak berdaya membiarkan pasukan Suriah bercokol di sebagian wilayahnya. Dengan alasan untuk mencegah meluasnya perang antara penganut Islam dan Kristen di Libanon, Suriah leluasa menempatkan 30.000 pasukannya di sana. Suriah, yang terpaksa melepaskan dataran tinggi Golan kepada Israel akibat kalah Perang Juni '67, kemudian memasang peluru-peluru kendali SAM-6 buatan Soviet di Lembah Bekaa, Libanon. Dengan aksi militer Israel akhir-akhir ini semua peluru kendali milik Suriah tersebut sudah hancur. Hingga Ariel Sharon dengan puas berkomentar, "Inilah titik balik dalam serangan kita." Tapi bagi Israel ternyata tidaklah mudah membasmi PLO. Kubu-kubu pertahanan PLO melancarkan perlawanan di Tyre, Sidon dan Damur, ketika barisan tank Israel bergerak menuju Beirut. Dan kini gerilyawan Palestina yang bermarkas di Beirut Barat bersumpah mereka tak akan menyerah. "Kami akan bertempur dari jalan ke jalan, dari rumah ke rumah," cetus jurubicara PLO Bassam Abu Sherif. Mendengar Israel akan melucuti senjata PLO, Salah Khalaf alias Abu Iyad, seorang pemimpin PLO, menolak keras perlucutan dalam bentuk apa pun, meski itu dimaksudkan sebagai imbalan bagi PLO untuk ikut berperan dalam perundingan otonomi di Tepi Barat dan Jalur Gaza. "Kami bukan kelompok iring-iringan domba yang bisa dipindah-pindahkan begitu saja," tukas Iyad lewat siaran radio "Suara Arab Libanon." Sementara itu ketua misi PLO di Cina, Tayeb Mahmoud, mengecam Suriah yang, katanya, "menikam Palestina dan pasukan Libanon dari belakang." Presiden Hafez Assad dituduh berkhianat karena pasukannya mundur dan membiarkan Israel menyerbu Libanon dan mengepung Beirut. Yasser Arafat dalam sebuah wawancara harian Jerman Frankfurter Rundschau mengatakan 2/3 dari kekuatan organisasinya masih utuh. Arafat yang juga terkurung di Beirut Barat bersama 6. 000 pasukan PLO rupanya berusaha keras mempertahankan moril anak buahnya. Kubu-kubu PLO berada dalam posisi rawan, terkurung dan terjepit dari segala arah, bukan saja oleh tentara Israel tapi juga oleh pasukan Falangis (Kristen) Libanon. Falangis membantu serangan kilat Israel. Ada 6.000 gerilyawan Palestina tertangkap ketika Israel menumpas kubu-kubu mereka di Libanon Selatan. Di antara para tahanan itu menurut Mayjen Moshe Nativ, terdapat pula orang Austria, Bangladesh, Kuwait, Irak, Yaman Selatan, Pakistan, Nigeria, Aljazair, Libya, Arab Saudi, Sri Lanka, Iran, Somalia dan Mali. Walikota-walikota Arab baik di Tepi Barat Sungai Yordan dan Jalur Gaza (kedua wilayah yang diduduki Israel sejak Perang 6 hari, Juni 1967) tetap mengakui PLO sebagai satu-satunya organisasi yang mewakili rakyat Palestina. Meskipun begitu, PLO terpojok sendiri. Yordania, semua negara Arab, bahkan Irak, tidak menunjukkan kesetia-kawanan yang berarti. Muammar Ghaddafi memang ada menyerukan supaya diadakan KTT Liga Arab, sementara Soviet mengirimkan 5 kapal perangnya dari Laut Hitam ke Laut Tengah, Cina mengirimkan bantuan US$ 1 juta. Tapi cuma Iran, yang bukan Arab, sanggup mengirimkan beberapa ratus sukarelawan yang sekarang berada di Libanon pendudukan Suriah dan Beirut Barat tidak banyak lagi agaknya yang dapat dilakukan Arafat, kecuali menunggu hari-hari terakhir yang berat, seorang diri. Masalahnya kini ialah apakah ia akan mengakui Israel dan bersedia membawa Arab Palestina hidup berdampingan dalam damai bersama seteru turun-temurun. Mungkin pertimbangan Arafat belum sejauh itu, mungkin baru terbatas pada perdamaian untuk Libanon seperti yang sudah diusulkan oleh bekas PM Libanon Saeb Salam kepadanya Ahad lalu. Andaikata PLO bersedia memisahkan kepentingan mereka dan kepentingan Libanon, besar kemungkinan rakyat negeri ini punya peluang untuk terlepas dari keadaan runyam sejak 7 tahun silam. Tapi ini baru harapan samar-samar. Raja Fahd dari Arab Saudi memang memberikan bantuan darurat bagi penduduk sipil Libanon 20 milyar real= Rp 3.640 juta. Kuwait dan Persatuan Emirat Arab melakukan hal yang sama. Namun akibat serangan Israel belum jelas akan menghentikan permusuhan di Libanon. Presiden Elias Sarkis berusaha ke arah itu, tapi jelas ia harus menunggu. Sementara itu, PBB memperpanjang penempatan pasukan Unifil untuk 6 bulan lagi. Tapi apa yang dapat Unifil lakukan untuk Libanon? Pasukan berbaret biru itu dinilai seorang diplomat Barat agak lemah. "Sekarang Unifil menderita pukulan berat," katanya sesudah pasukan itu menonton saja terobosan tentara Israel. Tanpa atau dengan Unifil, Libanon dengan kantung-kantung gerilyawan Palestina yang tersebar dari selatan sampai Beirut, diduga masih akan menjadi sebuah periuk mendidih di Timur Tengah. Sejak tahun 1970, ketika Yordan menggencet orang-orang Palestina, PLO bersarang di Libanon. Dengan bantuan persenjataan Soviet dan uang Libya, PLO memperkuat diri di Libanon, sambil menembaki penduduk sipil Israel di seberang perbatasan negeri itu. Ariel Sharon sudah sejak lama berniat membasmi basis, senjata dan peralatan PLO, tapi dia baru mendapat peluang sesudah dubes Israel di London, Shlomo Argov, tertembak (3 Juni). Sekarang perimbangan kekuatan sudah berubah. Apakah kini terbuka jalan bagi Begin, seperti katanya, "merubah jalan sejarah bangsa-bangsa?" Apa yang diutarakannya di forum PBB pekan lalu, mengingatkan orang pada gagasan Israel Raya, kebangkitan Yudea dan Samaria yang, katanya, membentang dari sisi Sungai Nil sampai Sungai Tighris dan Euphrat di Irak. Gagasan yang bernapaskan semangat Zionis yang terlalu kentara ini, toh tidak mendapatkan bumi yang subur di kalangan para pemimpin Israel. Tokoh-tokoh seperti Simon Peres, Bar Lev, Mordechai Gur bahkan Yitzak Shamir, mungkin lebih realistis. Israel, menurut seorang pengamat, adalah super power di Timur Tengah dalam bidang militer, tapi soal Arab Palestina jelas sejak lama tidak bisa diselesaikan secara militer. Serangan Israel ke Libanon lantas diduga akan memberi peluang ke arah penyelesaian Arab Palestina? Persetujuan Camp David September 1978 antara lain menyebutkan bahwa akan dibentuk pemerintahan sendiri yang berotonomi lewat pemilihan di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Disebut juga penarikan mundur tentara Israel dan sesudahnya akan ada perundingan antara Israel, Mesir, AS dan rakyat di wilayah yang dipersengketakan, tentang status akhir Tepi Barat dan Jalur Gaza. Tapi konsep ini terutama yang menyangkut Tepi Barat, dianggap sudah tidak cocok untuk menjamin keamanan wilayah Issrael kini. Otonomi, menurut Begin, akan diberikan dalam bidang administrasi, perpajakan, pendidikan dengan catatan segala sesuatu yang menyangkut pertahanan-keamanan sepenuhnya berada di tangan Israel (TEMPO 31 Oktober 1981). Rakyat Palestina sungguh mengalami mimpi buruk tentang tanah-air yang dirindukan. Tapi banyak pengamat meramalkan bahwa dalam keadaan yang paling buruk pun Arab Palestina akan bertahan. Sampai sekali waktu nanti mereka bangkit kembali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus