Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SURIAH
Aleppo Lebih Buruk daripada 'Rumah Jagal'
HUJAN bom dan serangan udara terus-menerus menggempur Aleppo, Suriah, sejak gencatan senjata gagal pekan lalu. Badan Kesejahteraan Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengungkapkan sedikitnya 96 anak-anak tewas dan lebih dari 223 mengalami luka-luka di Aleppo timur dalam lima hari.
Tentara Suriah mengumumkan operasi untuk mengambil alih Aleppo timur dari tangan pemberontak setelah gencatan senjata yang diusung Amerika Serikat-Rusia gagal pekan lalu. Lebih dari 400 orang tewas dan 1.700 mengalami luka-luka.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyatakan situasi di wilayah yang dikuasai pemberontak itu lebih buruk daripada ”rumah jagal”. ”Mereka yang menggunakan senjata tahu apa yang mereka lakukan, kejahatan perang,” kata Ban tanpa menyebut nama negara yang dimaksud di Sidang Dewan Keamanan PBB, Kamis pekan lalu.
Aktivis Dokter Lintas Batas (MSF) mengatakan serangan brutal dari udara dan darat menyebabkan para dokter Aleppo timur seperti menunggu kematiannya sendiri. Dua rumah sakit yang didukung MSF hancur hingga rata tanah. Sejak pekan lalu, MSF menerima lebih dari 270 jenazah dan 800 pasien luka-luka.
Rusia menolak usul Amerika untuk gencatan senjata tujuh hari—demi memberikan bantuan bagi 250 ribu warga sipil yang terjebak di Aleppo. Menurut Rusia, cukup 48 jam saja dan selebihnya hanya akan memperkuat kedudukan ”teroris”.
FILIPINA
Merapat ke Cina dan Rusia
PRESIDEN Filipina Rodrigo Roa Duterte bakal membuka lembaran sejarah baru dalam hubungan internasional. Geram karena operasi pemberantasan narkotiknya dikecam keras Amerika Serikat, ia menyatakan akan membuka aliansi dengan Cina dan Rusia.
Kepada komunitas Filipina di Hanoi, Vietnam, Duterte menyatakan akan mempertahankan aliansi militer dengan Amerika lantaran traktat pertahanan yang diteken kedua negara pada 1951. Namun latihan militer bersama yang akan digelar pekan ini adalah yang terakhir.
”Saya akan membangun aliansi baru untuk perdagangan dan komersial,” kata Duterte dalam kunjungan kenegaraan ke Vietnam, pekan lalu.
Sejak terpilih sebagai presiden pada Mei lalu, Duterte memilih menentang Amerika Serikat. Dia bertekad memperbaiki hubungan dengan Cina yang buruk di bawah pemerintah sebelumnya terkait dengan sengketa Laut Cina Selatan.
Duterte menyatakan akan mengeluarkan pasukan militer Amerika dari Filipina Selatan dan menyalahkan Negeri Abang Sam sebagai pemicu pemberontakan muslim di sana. Ia juga mengungkapkan ingin membeli peralatan militer dari Rusia dan Cina.
AMERIKA SERIKAT
Warga Boleh Gugat Arab Saudi
AMERIKA Serikat akhirnya meloloskan undang-undang yang memungkinkan korban teror 11 September 2001 menggugat Arab Saudi. Kongres Amerika secara bulat menolak veto Presiden Barack Obama atas Rancangan Undang-Undang Keadilan Melawan Sponsor Terorisme (Justice Against Sponsors of Terrorism Act/JASTA), Kamis pekan lalu.
”Saya berani mengatakan ini satu-satunya hal paling memalukan yang dilakukan Senat Amerika Serikat sejak 1983,” kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest.
Obama, yang empat bulan lagi selesai masa jabatannya, menganggap Kongres melakukan kesalahan. Khawatir membuat marah Saudi, sekutu lawasnya di dunia Arab, dia juga takut JASTA bakal mengancam perusahaan, tentara, dan pejabat Amerika jika negara lain mengeluarkan aturan serupa.
Senator Charles Schumer, tokoh Demokrat sponsor JASTA, menyatakan undang-undang itu perlu agar keluarga korban 11 September mendapatkan keadilan.
Saudi, yang ekonominya tengah terpuruk akibat harga minyak yang melorot, berusaha keras melobi Kongres. Riyadh telah lama membantah tudingan bahwa mereka mendalangi para pelaku serangan. Sebanyak 15 dari 19 pembajak pesawat yang menyerang Amerika berkewarganegaraan Arab Saudi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo