Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

MOMEN

7 November 2010 | 00.00 WIB

MOMEN
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

SWISS
Pemilik WikiLeaks Cari Suaka

PENDIRI WikiLeaks, Julian Assange, mengatakan berencana mencari suaka politik di Swiss dan memindahkan situs miliknya ke sana agar dapat beroperasi dengan aman. ”Aku sedang mempertimbangkan apakah harus mencari suaka,” kata Julian Assange kepada TSR, stasiun televisi Swiss, Jumat pekan lalu.

Assange berada di Jenewa untuk berbicara di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Jumat, ketika Dewan Hak Asasi Manusia PBB menelaah catatan hak asasi manusia Amerika Serikat. Bulan lalu Swedia menolak permohonan izin kerja dan izin tinggal untuk Assange. Pria asal Australia itu telah membuat marah Pentagon karena membocorkan hampir 500 ribu dokumen rahasia perang Amerika di Irak dan Afganistan.

Sebelumnya, Assange berharap dapat mendirikan basis di Swedia. Dia ingin mengambil keuntungan karena Swedia memiliki hukum yang ketat untuk melindungi wartawan. Namun usaha penangkapan dirinya terus dilakukan. Di sana Assange dituduh melakukan pemerkosaan, yang kemudian dibantahnya.

AMERIKA SERIKAT
Hu Jintao Paling Berpengaruh

MAJALAH Forbes memilih Presiden Cina Hu Jintao sebagai orang paling berpengaruh di dunia, Jumat pekan lalu. Disusul kemudian Presiden Amerika Serikat Barack Obama di urutan kedua. Pemilihan ini dilakukan majalah Forbes melalui survei yang dilakukan terhadap 6,8 miliar penduduk dunia. Politikus berumur 67 tahun ini disebut sebagai pemimpin paling berpengaruh di dunia yang mampu memerintah secara diktator terhadap lebih dari 1,3 miliar penduduknya, yang merupakan populasi terbesar di dunia.

Forbes juga menyindir kepemimpinan di negara-negara Barat yang masih bergantung pada birokrasi dan pengadilan yang independen. ”Berbeda dengan negara Barat, Hu Jintao dapat mengalihkan sungai, membangun gedung tinggi, dan memenjarakan pembangkang tanpa pengaruh birokrat sial dan pengadilan,” tulis majalah itu.

Metode survei yang dilakukan Forbes adalah dengan menanyakan seberapa besar kekuasaan para tokoh itu mampu mempengaruhi orang-orang. Kriteria kepala negara dilihat dari seberapa besar popularitas dan pendukungnya, pemuka agama diukur dari seberapa banyak jemaah yang dimiliki, dan pemimpin perusahaan diukur dari seberapa banyak pegawainya.

ITALIA
Pemeriksaan Skandal Berlusconi

PERDANA Menteri Italia Silvio Berlusconi menghadapi pemeriksaan oleh parlemen Italia terkait dengan skandal seks dan narkotik, Rabu pekan lalu. Skandal itu dinilai telah membahayakan keamanan nasional Italia. Berlusconi, 74 tahun, akan dipanggil untuk memberikan klarifikasi sebelum Komite Keamanan di parlemen bertemu. Dinas rahasia diminta menjelaskan skandal kehidupan pribadinya dengan sejumlah gadis penghibur yang dianggap telah membahayakan keamanan nasional kepada komite.

Massimo D’Alema, presiden komite dan mantan perdana menteri dari sayap kiri, mengatakan, ”Dinas rahasia dipercaya untuk menjaga keamanan perdana menteri. Kami ingin mendengar secara langsung masalah ini,” katanya. Pemimpin Italia itu diduga telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan terkait dengan laporan bahwa stafnya memerintahkan polisi di Milan membebaskan remaja Karima Keyek, yang Mei lalu dituduh mencuri uang dan barang berharga dari seorang kenalan perempuan.

Berlusconi juga memerintahkan stafnya membayar seorang pekerja seks, Nadia Macri, 10 ribu euro. Macri berhubungan seks dengan Berlusconi di vila miliknya di Sardinia dan Milan. Macri, 28 tahun, sudah ditanyai oleh penyidik kejaksaan bulan lalu. Selain itu, sejumlah gadis berusia 17 dan 18 tahun terlibat dalam pesta seks di rumah sang Perdana Menteri. Di dalamnya juga berlangsung pesta mariyuana. Komite Keamanan menuding para gadis itu masuk kediaman Perdana Menteri tanpa pemeriksaan keamanan yang layak.

AMERIKA SERIKAT
Narkoba di Terowongan Perbatasan

KEPOLISIAN Amerika Serikat dan Meksiko menyita 30 ton mariyuana yang diselundupkan melalui terowongan sepanjang 3 mil di perbatasan antara Tijuana, Kota Meksiko dan San Diego, California Selatan, Kamis pekan lalu. ”Dua orang ditahan sebagai tersangka yang diduga anggota jaringan narkoba,” ujar seorang petugas. Penemuan ini terjadi di tengah meningkatnya perhatian terhadap terus bertambahnya korban sengketa jalur perdagangan antarkartel obat terlarang Meksiko ke pasar Amerika.

Penyitaan ini merupakan yang paling besar sepanjang sejarah Amerika. ”Sudah diperhitungkan nilai hasil sitaan ini mencapai US$ 20 juta,” kata seorang petugas. Terowongan sepanjang 548 meter ditemukan pihak bea-cukai, setelah menyisir sebuah trailer yang terparkir di gudang Distrik Otay Mesa, dekat perbatasan.

Dari hasil penyisiran truk trailer, petugas menemukan 10 ton ganja. Kemudian penyisiran dilanjutkan ke dalam gudang dan menemukan 16 ton lainnya. Adapun 4 ton ganja ditemukan terbuang di dalam kloset kamar mandi. Tentara Meksiko menyatakan para penyelundup obat terlarang masuk ke perbatasan dengan menyamar sebagai pekerja pabrik.

BELANDA
Sidang Karadzic Ditunda

SIDANG mantan Perdana Menteri Serbia Bosnia Radovan Karadzic ditunda selama sebulan agar dia dapat mempelajari berkas tuntutannya sepanjang 14 ribu halaman, yang kelak dapat berguna sebagai pembelaan dan membersihkan namanya. ”Sidang ditunda setelah mendengarkan keterangan dari saksi-saksi yang tersisa minggu ini,” ujar hakim ketua yang berasal dari Korea, O-Gon Kwon, di pengadilan Den Haag, Rabu pekan lalu.

Selain menunda persidangan, jaksa memanggil saksi dari pusat keamanan Sarajevo, yaitu seorang inspektur dengan nama samaran KDZ-485. Inspektur ini melakukan penyelidikan atas insiden Sarajevo, yang merupakan kejahatan kemanusiaan (genosida) sejak 1994 hingga akhir perang Bosnia-Serbia.

Saksi tersebut memastikan bahwa saat insiden Sarajevo terjadi, teknisi balistik dan ahli forensik dari pusat keamanan Sarajevo sudah bekerja dengan benar. Selain di Den Haag saat ini, saksi KDZ-485 sudah pernah memberikan kesaksian di pengadilan dengan terdakwa Dragomir Milosevic dan pengadilan Momsilo Perisic.

IRAN
Ahmadinejad Kutuk Rusia

PRESIDEN Iran Mahmud Ahmadinejad mengutuk Rusia karena telah membatalkan kesepakatan jual-beli peluru kendali, Rabu pekan lalu. Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada September membatalkan penjualan rudal S-300 karena sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Iran atas program nuklirnya yang kontroversial.

Saat melakukan kunjungan ke Bojnourd, kota timur laut Iran, Ahmadinejad mengatakan negaranya menganggap kontrak jual-beli dengan Rusia masih berlaku. Jika Rusia tidak memenuhi itu, Iran akan menuntut haknya. Rusia mengatakan sudah memberikan penggantian uang muka atas pembatalan kesepakatan itu.

Dalam pidato yang sama, Ahmadinejad mengatakan perundingan mendatang dengan enam negara mengenai program nuklir akan gagal jika negara-negara itu terus bersikap arogan. Teheran mengatakan mereka siap melakukan pembicaraan baru dengan kelompok enam negara—Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris, Prancis, dan Jerman—setelah 10 November.

Cheta Nilawaty, Ninin Damayanti (Reuters, The Telegraph, AFP, The Hague, The New York Times, Guardian.co.uk)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus