Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

MOMEN

28 Juni 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CINA
Banjir Tewaskan 211 Orang

HUJAN lebat di sebagian besar Cina selatan selama seminggu terakhir telah mengakibatkan setidaknya 211 orang tewas dan 119 lainnya hilang. Lebih dari 2,4 juta penduduk Cina selatan mengungsi. Banjir akibat hujan lebat ini telah menyebabkan kerugian ekonomi sekitar US$ 6,2 miliar, dengan lebih dari 1,6 juta hektare lahan pertanian tergenang air dan sekitar 195 ribu rumah ambruk.

Departemen Urusan Sipil Cina melansir banjir juga mengakibatkan sebagian tanah longsor. Jalan dan rel kereta api terputus. Waduk yang membendung Sungai Fu di Provinsi Jiangxi jebol dan mengancam daerah dekat kota kecil Fuzhou. Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao menyerukan ”upaya habis-habisan untuk memerangi banjir dan menyelamatkan nyawa” menyusul ambruknya tanggul itu, seperti dilaporkan kantor berita Cina Xinhua.

Di Provinsi Fujian dan Guangdong, hujan mengakibatkan banjir dengan ketinggian lebih dari satu meter. Diperkirakan hujan akan terus berlangsung hingga sisa minggu ini. Provinsi yang menderita kerugian terparah adalah Fujian, Jiangxi, Hunan, Guangdong, Sichuan, Guizhou, dan Guangxi. Beberapa wilayah ini pernah dilanda kekeringan beberapa bulan lalu.

AUSTRALIA
Kevin Rudd Mundur

KEVIN Rudd mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Australia pekan lalu. Julia Gillard, yang memenangi pemilihan suara internal Partai Buruh, menggantikan Rudd dan menjadi perdana menteri wanita pertama Australia. Perubahan kepemimpinan Partai Buruh ini terjadi beberapa bulan menjelang pemilihan umum. Rudd tidak ikut pemungutan suara karena tahu akan menderita kekalahan yang memalukan.

Pengambilan sumpah Gillard, 48 tahun, sebagai perdana menteri akan berlangsung sebagai formalitas. Setelah keluar dari tempat pemungutan suara di partainya di Gedung Parlemen di Canberra, Gillard mengatakan, ”Saya melihat pemerintah yang baik kehilangan arah. Saya juga yakin saya memiliki tanggung jawab untuk memastikan dalam pemilihan mendatang Partai Buruh muncul dalam keadaan paling kuat.”

Rudd, yang memimpin Partai Buruh meraih kemenangan telak atas Partai Liberal yang berkuasa pada 2007, memasalahkan ”beberapa tokoh faksi” di tubuh partai yang bersekongkol melawan dia. Popularitas Rudd dan Partai Buruh merosot tajam setelah rencana pajak pertambangannya tidak bergulir dan skema perdagangan emisi karbon disisihkan.

AMERIKA
BP Oils Segera Cairkan Dana Kompensasi

SETELAH mendapat tekanan bertubi-tubi dari pemerintah Amerika Serikat, Kenneth Feinberg, penanggung jawab dan pengelola dana kompensasi BP Oils—yang bertanggung jawab atas kebocoran kilang minyak di Teluk Meksiko—mengatakan akan segera mencairkan uang sebesar US$ 20 miliar. Dia mengatakan Presiden Barack Obama ingin ”uang kompensasi itu dibayarkan secepatnya”.

Feinberg, yang juga mengelola dana kompensasi untuk serangan 11 September 2001, mengatakan segala sesuatunya harus dilakukan dengan transparan agar orang memahami status tuntutan mereka. ”Saya berada di sana minggu lalu. Saya akan berada di sana besok. Kita harus mempercepat proses kompensasi seperti yang diperintahkan Presiden.”

Seorang pekerja di anjungan Deepwater Horizon, Tyrone Benton, mengatakan kepada BBC bahwa ia telah mengetahui adanya kebocoran minyak di peralatan keamanan anjungan beberapa minggu sebelum kecelakaan terjadi. Menurut dia, kebocoran itu tidak diperbaiki, tapi dimatikan, dan kemudian dipergunakan alat kedua. ’’Kami melaporkannya kepada perusahaan,’’ kata Benton.

AMERIKA
Obama Pecat Jenderal

PANGLIMA militer tertinggi Amerika Serikat di Afganistan, Jenderal Stanley McChrystal, dicopot dari jabatannya setelah mengecam pejabat senior pemerintah Presiden Obama. Jenderal McChrystal digantikan oleh Jenderal David Petraeus, yang memimpin strategi penambahan pasukan di Irak.

Dalam profil yang dimuat di majalah Rolling Stone, Jenderal McChrystal dan stafnya dikutip melontarkan komentar yang merendahkan Obama dan sejumlah pejabat senior lain, termasuk Wakil Presiden Joe Biden. Jenderal McChrystal menggambarkan langkah Obama tahun lalu, yang lamban menyetujui tambahan ribuan tentara Amerika ke Afganistan, sebagai langkah yang ”menyakitkan”.

Presiden Obama mengatakan dia mengambil keputusan mengganti Jenderal McChrystal ”dengan perasaan sangat menyesal”, tapi dia menambahkan sang Jenderal telah gagal ”memenuhi standar yang semestinya diterapkan oleh seorang jenderal yang memegang komando”. Obama mengatakan artikel tersebut mengurangi kepercayaan dan ”merongrong kendali sipil atas militer yang menjadi inti sistem demokratis kita”.

Sehari sebelum dicopot, Jenderal McChrystal meminta maaf atas artikel majalah yang ditulis oleh wartawan lepas Michael Hastings itu dan mengakui, ”Itu kekeliruan yang mencerminkan penilaian serampangan dan semestinya tidak boleh terjadi.”

ISRAEL
Satelit Mata-mata untuk Iran

ISRAEL meluncurkan satelit mata-mata militer terbaru yang memiliki kemampuan mengumpulkan data intelijen musuh, seperti soal pengayaan nuklir Iran. Satelit yang diberi nama Ofek-9 itu diluncurkan ke orbit oleh sebuah roket Israel pada Selasa pekan lalu dari pangkalan udara Palmachim di selatan Tel Aviv. Satelit ini akan bergabung dengan tiga satelit lain di wilayah mata-mata Israel.

Kementerian Pertahanan Israel mengatakan satelit itu telah mencapai orbit yang tepat. Satelit itu merupakan ”satelit pengawasan dengan kemampuan teknologi canggih”. Satelit ini dilengkapi kamera beresolusi tinggi yang mampu memberikan informasi dan data kepada Israel tentang keberadaan rudal dan peluncurnya di permukaan bumi.

Salah satu tujuan peluncuran satelit ini adalah memantau program nuklir Iran. Sejalan dengan Barat, Israel percaya kegiatan pengayaan uranium Iran ditujukan untuk memproduksi senjata nuklir. Yuval Steinitz, Menteri Urusan Finansial Israel, mengatakan kepada media massa setempat, ”Israel meningkatkan kemampuan intelijennya terutama untuk menghadapi ancaman nuklir yang terus meluas dari Iran.”

RUSIA
Perang Gas Rusia-Belarusia

RUSIA memangkas pasokan gas ke Belarusia akibat adanya perseteruan pembayaran gas antara Moskow dan Minsk. ”Kabar buruknya adalah pihak Belarusia tidak menyelesaikan utang untuk pasokan gas Rusia,” kata Direktur Eksekutif Gazprom Alexei Miller. ”Sejak pukul 10.00 (waktu setempat) pada 23 Juni 2010, sebuah pembatasan pasokan gas Rusia ke Belarusia sebesar 60 persen diberlakukan,” kata Miller seperti dikutip AFP.

Pemangkasan pasokan gas Rusia ke Belarusia berlangsung secara bertahap, yaitu pertama 15 persen, kemudian 30 persen. Rusia menuntut Belarusia menyelesaikan kewajiban senilai hampir US$ 200 juta. Senin pekan lalu, Presiden Rusia Dmitri Medvedev memerintahkan perusahaan energi Gazprom mengurangi 15 persen suplai gas ke Belarusia.

Radio Jerman, Deutsche Welle, melaporkan, Alexei Miller mengatakan di Moskow bahwa Belarusia mengakui tunggakan utangnya, tapi akan membayarnya dengan produk mesin dan komoditas lain. Moskow menghendaki utang dibayar dengan mata uang keras. Akibat pemangkasan pasokan gas itu, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengancam akan menutup saluran pipa gas Rusia ke negara-negara Barat yang melewati negaranya.

Ninin Damayanti (Reuters, BBC, Al-Jazeera, AFP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus