Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font size=2 color=#FF9900>SWEDIA</font><br />Kisah Cinderella dari Swedia

Putri Kerajaan Swedia menikah dengan pelatih kebugarannya. Pesta mewah disaksikan 500 juta penonton.

28 Juni 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SABTU pagi dua pekan lalu itu menjadi hari istimewa bagi warga Swedia. Ribuan orang berkerumun di depan katedral Stockholm, Swedia. Pernikahan Putri Mahkota Victoria, 32 tahun, dengan Daniel Westling, 39 tahun, menyedot perhatian warga Swedia. Ribuan orang yang menyaksikan melalui layar lebar di depan katedral bersorak ketika pengantin perempuan menjawab pertanyaan pendeta: ”Ya, saya bersedia.”

Pernikahan pada 19 Juni itu sama dengan tanggal ketika orang tua Victoria, Raja Carl Gustaf XVI dan Ratu Silvia, mengucap janji sebagai suami-istri 34 tahun lalu. Westling menerima gelar kehormatan His Royal Highness the Duke of Vastergotland.

Pesta dengan sentuhan tradisional ala kerajaan itu dihadiri 1.200 pengunjung dan sejumlah bangsawan Eropa. Pangeran Edward dan istrinya, Sophie, hadir mewakili keluarga Kerajaan Inggris. Ratu Margrethe dan Pangeran Consort Henrik bersama dua anak mereka dari Denmark, Ratu Sofia dari Spanyol, Raja Harald dan Ratu Sonja dari Norwegia, serta Ratu Beatrix dan keluarganya dari Belanda.

Di luar, sekitar 500 ribu orang berkerumun di sekeliling katedral. Pernikahan yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi Swedia, SVT, itu diperkirakan telah menyedot 500 juta pasang mata. Ribuan orang senyap ketika Westling mengucapkan pidato perkawinan.

Mengenakan tuksedo dan kacamata, dia menceritakan kisah asmara dengan idamannya. Victoria dengan gaun pengantin rancangan Par Engsheden mendengarkan sambil tersenyum. Sesekali ia mengusap air matanya dan memegang mahkota Cameo yang dipakai ibunya ketika menikah pada 1976. ”Semakin saya tahu sang putri, semakin saya tertarik padanya,” ujar Westling sambil menatap mesra sang putri.

Kisah cinta Putri Victoria dan Westling bak dongeng Cinderella dengan peran terbalik. Victoria merupakan ahli waris takhta Kerajaan Swedia. Dalam aturan kerajaan 1980—revisi dari aturan 1810—anak sulung menjadi ahli waris takhta tanpa melihat jenis kelamin. Tugas raja bersifat representatif dan seremonial, seperti melakukan kunjungan kenegaraan dan menerima tamu negara ke Swedia.

Victoria sempat menjalin kasih dengan Daniel Collert dari lingkungan kerajaan pada pertengahan 1990. Inilah untuk pertama kalinya sang putri diberitakan berpacaran. Direktur Departemen Pers dan Informasi kerajaan, Elisabeth Tarras-Wahlberg, mengumumkan hubungan Victoria-Collert berakhir pada 2001.

Westling menjadi tambatan hati kedua sang putri. Lahir dari keluarga sederhana pasangan Olle dan Ewa Westling, dia mendirikan sebuah pusat kebugaran, lalu terpilih sebagai pelatih pribadi sang putri. Lambat-laun sang putri jatuh hati kepada pelatihnya itu.

Hubungan putri kerajaan dan pelatih kebugaran itu mulai terendus koran Swedia, Expresson, pada 2002. Sang putri tertangkap kamera ketika berciuman dengan Westling saat perayaan ulang tahun Caroline Kreuger, teman dekat Victoria.

Sejumlah media berspekulasi tentang hubungan beda status itu. Ada yang menilai hubungan mereka tak akan berakhir sampai pernikahan. Ayah Victoria, Raja Gustaf XVI, tak merestui hubungan anaknya, meski ia juga menikah dengan anak pengusaha keturunan Jerman dan Brasil.

Victoria mulai buka suara pada 2004 melalui televisi. Ia menyatakan pendapat miring tentang hubungannya dengan Westling sangat tidak adil. Dalam wawancara dengan koran Jepang, Yomiuri Shimbun, Victoria mengatakan, pada umumnya, warga Swedia memiliki pemikiran modern. ”Menikah dengan orang yang Anda cintai, tak perlu melihat asal-usulnya.”

Hubungan Victoria-Westling terus berlanjut hingga mereka mengumumkan pertunangannya Februari tahun lalu. Ayah Victoria akhirnya menyetujui pilihan putrinya itu.

Pesta pernikahan Victoria itu ditaksir menghabiskan dana US$ 2,5 juta atau dalam mata uang lokal 20 juta krona (sekitar Rp 22 miliar). Krisis ekonomi yang melanda Eropa membuat pernikahan glamor itu disoroti. Apalagi setengah anggaran pesta dibiayai negara. ”Pernikahan ini kontraproduktif dan masyarakat menjadi muak,” kata penyair Thomas Tidholm.

Namun tampaknya lebih banyak warga yang menaruh simpati kepada pasangan ini. Westling, seorang warga biasa, menjalin kasih dengan putri raja. ”Dia orang biasa seperti Anda dan saya,” kata Lennart Soderstrom, warga Swedia yang menonton pesta pernikahan. ”Ini luar biasa.”

Yandi M.R. (Stockholmnews, AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus