Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
FILIPINA
Noynoy Aquino Ditetapkan Sebagai Presiden
Kongres Filipina akhirnya menetapkan Benigno Aquino III sebagai presiden baru negara itu, Selasa pekan lalu. Noynoy Aquino—panggilan akrab Benigno—menang mutlak dalam pemilihan umum Filipina, Mei lalu, lewat kampanye mengakhiri korupsi dan kemiskinan.
Rencananya, Noynoy Aquino diambil sumpah sebagai presiden ke-15 pada 15 Juni menggantikan Gloria Macapagal-Arroyo. ”Sebagai presiden, saya akan berusaha melakukan perubahan. Dengan dukungan rakyat, tidak ada yang mustahil,” kata Noynoy Aquino.
Sejak awal pemilihan, Noynoy Aquino telah mendapatkan suara dan dukungan yang besar dari rakyat Filipina. Meski penghitungan suara memakan waktu yang cukup lama, putra mantan presiden Corazon Aquino ini akhirnya berhasil meraih lebih dari 15 juta suara. Lima setengah juta lebih banyak daripada pesaing beratnya, mantan presiden Joseph Estrada.
BELANDA
Partai Liberal Menang Tipis
Partai Liberal Belanda, VVD, akhirnya memenangi pemilihan umum di negara tersebut. Dari hasil penghitungan suara Kamis pekan lalu, Partai Liberal unggul satu kursi dari Partai Buruh Belanda. Partai Liberal menguasai 31 kursi dari 150 kursi yang ada di parlemen.
Hasil ini membuat Partai Liberal dan Partai Buruh Belanda harus melakukan pembicaraan dengan partai lain untuk membentuk pemerintahan koalisi. Situasi ini membuka peluang bagi Partai Kebebasan, yang berada di posisi ketiga dalam pemilu.
Meski hasil final baru akan disampaikan pada 15 Juni, dari hasil penghitungan tersebut secara otomatis posisi Perdana Menteri Belanda diperkirakan akan dipegang pemimpin Partai Liberal, Mark Rutte. Dalam kampanyenya, Mark Rutte mengatakan pemerintahan koalisi baru akan dipastikan pada 1 Juli mendatang.
AFGANISTAN
Taliban Eksekusi Bocah 7 Tahun
Kelompok militan Taliban telah mengeksekusi bocah laki-laki berusia 7 tahun di basisnya di Helman, Afganistan, Selasa pekan lalu. Juru bicara pemerintah provinsi, Daud Ahmadi, membenarkan insiden itu. Dia mengatakan anak tersebut digantung di depan umum setelah komandan Taliban membacakan vonis keras dan menuduh anak itu sebagai mata-mata pasukan internasional.
Dalam konferensi pers saat melakukan kunjungan kenegaraan di Kabul, Kamis pekan lalu, Presiden Afganistan Hamid Karzai mengatakan berita itu sangat mengejutkan pihaknya. Dia juga mengutuk perbuatan tersebut. ”Saya rasa tidak ada kejahatan yang lebih besar dari itu, menggantung seorang anak laki-laki 7 tahun. Ini kejahatan terhadap kemanusiaan,” katanya.
Tiga tahun silam peristiwa serupa pernah terjadi. Seorang nenek 70 tahun dan seorang anak di Distrik Musa, Provinsi Qala, dieksekusi karena diduga menjadi mata-mata pasukan internasional.
IRAN
Iran Tolak Sanksi PBB
Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menolak sanksi nuklir yang dijatuhkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sanksi tersebut, menurut dia, menghalangi langkah negaranya untuk melanjutkan program nuklir. ”Saya menjamin pemerintah akan sepenuh hati membela hak Iran dan tidak akan mundur sedikit pun,” kata Ahmadinejad dalam pidatonya di Iran Selatan, Kamis pekan lalu.
Sebelumnya, Dewan Keamanan PBB mengesahkan Resolusi 1929, yang berisi sanksi bagi Iran terkait dengan program pengayaan nuklirnya. Dalam resolusi terbaru itu, Dewan Keamanan PBB memperluas sanksi yang dikenakan terhadap Iran setelah resolusi sebelumnya dikeluarkan pada 3 Maret 2008.
Sanksi itu antara lain Dewan Keamanan akan menambah embargo senjata dan sanksi di bidang perbankan serta melarang Iran melakukan kegiatan di luar negeri yang ”sensitif”, seperti penambangan, produksi, atau penggunaan bahan-bahan serta teknologi uranium.
PBB juga meminta semua negara tidak memasok, menjual, atau mengirim tank-tank perang, kendaraan tempur bersenjata, sistem artileri kaliber tinggi, pesawat tempur, helikopter penyerang, kapal perang, dan sistem peluru kendali kepada Iran. Iran berkeras bahwa pengayaan energi atom yang dilakukannya untuk tujuan kesehatan.
THAILAND
Abhisit Tawarkan Rujuk Nasional
Tiga pekan setelah tentara membungkam demonstran Kaus Merah, Abhisit menawarkan rujuk nasional. Tawaran itu disampaikan Kamis pekan lalu, dalam apa yang disebutnya sebagai ”surat kepada rakyat Thailand”.
”Inilah saatnya membangun rumah kita bersama-sama,” ujarnya. ”Kebencian dan balas dendam tak akan bisa membangun masa depan kita.” Lebih lanjut dia menyampaikan lima poin rencana menuju ”rujuk nasional”. Salah satu poin itu adalah mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi yang menjadi akar perpecahan Thailand.
Abhisit menekankan bahwa dia telah memilih anggota komisi untuk menjalankan rencana itu, tapi, ”Rencana tersebut membutuhkan kerja sama dari rakyat Thailand.” Sebelumnya, dia telah menggunakan media elektronik, termasuk Twitter—yang selama ini telah digunakan lawan politiknya—untuk menjelaskan rencana itu.
AMERIKA SERIKAT
Obama Kunjungi Korban Minyak
Presiden Amerika Serikat Barack Obama kembali mengunjungi korban pencemaran minyak di Teluk Meksiko, Kamis pekan lalu. Obama menyampaikan rasa dukanya yang mendalam terhadap para korban. Obama juga berjanji akan membantu keluarga dari 11 pekerja yang tewas dalam bencana tersebut.
”Dia mengatakan bahwa kami tidak akan dilupakan. Dia hanya ingin kami tahu bahwa dia tidak akan meninggalkan kami,” kata Keith Jones dari Baton Rouge, yang kehilangan anaknya karena musibah tersebut.
Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, mengatakan Presiden Obama ingin mendengar secara langsung keluhan para korban untuk memberikan masukan kepada pemerintah guna mengambil langkah terhadap pengeboran minyak di kawasan itu. Kunjungan Obama ini merupakan yang ketiga kalinya sejak ledakan terjadi.
Suryani Ika Sari (BBC, AP, AFP, CBS News,The New York Times)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo