Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PRANCIS
Kembali ke Pangkuan NATO
PRESIDEN Prancis Nicolas Sarkozy mengumumkan negaranya akan kembali aktif di jajaran komando militer NATO setelah 40 tahun keluar dari pakta pertahanan itu. Dalam pidato di depan para ahli pertahanan di Paris, Rabu pekan lalu, Sarkozy mengatakan Prancis harus mengambil sikap yang progresif. ”Negara yang sendirian adalah negara yang tak memiliki pengaruh,” kata Sarkozy.
Prancis akan mengirim surat resmi penggabungan kembali sebelum perayaan ulang tahun NATO yang ke-60 di Strasbourg, Prancis, bulan depan. Sekretaris Jenderal NATO Jenderal Jaap de Hoop Scheffer menyambut baik pengumuman itu.
Presiden Charles de Gaulle memutuskan Prancis mundur dari NATO pada 1966 dengan alasan pakta pertahanan itu melemahkan kedaulatan Prancis. Para pengkritik mengatakan, kembalinya Prancis itu akan membuat mereka tunduk pada dominasi Amerika Serikat. Tapi, kata Sarkozy, ”Penggabungan kembali ini menjamin independensi negara kita.”
PAKISTAN
Demonstrasi Menentang Presiden
PENGACARA dan pendukung bekas perdana menteri Nawaz Sharif menggelar unjuk rasa antipemerintah, Kamis lalu. Aksi berupa pawai politik ini direncanakan berlangsung selama empat hari. Pawai bergerak dari Queta, Karachi, Rawalpindi, Lahore, dan berakhir di gedung parlemen di ibu kota Islamabad, Senin pekan ini.
Mereka mendesak pemerintahan Presiden Asif Ali Zardari memenuhi janji untuk mengangkat kembali sejumlah hakim agung yang dulu dipecat oleh mantan presiden Pervez Musharraf. Polisi telah menangkap 400 aktivis yang menggerakkan demonstrasi itu.
Sebelumnya terjadi bentrokan antara polisi dan pendukung Nawaz Sharif di Lahore yang dipicu keputusan Mahkamah Agung melarang Nawaz terjun ke panggung politik, dan mencopot adiknya Shahbaz Sharif sebagai kepala pemerintahan di Negara Bagian Punjab. Presiden Asif Ali Zardari memberlakukan keadaan darurat di Punjab.
JERMAN
Remaja Menembak Belasan Orang
SEORANG remaja berusia 17 tahun, Tim Kretschmer, menembak murid sekolah menengah Albertville di Winnenden, di utara Stuttgart, Jerman, Rabu pekan lalu. Akibatnya, 15 orang tewas, yakni 9 pelajar, 3 guru, dan 3 orang lain yang kebetulan melewati lokasi.
”Penembak itu memasuki sekolah dengan senjata dan melakukan pembunuhan berdarah,” kata kepala kepolisian setempat, Erwin Hetger. Remaja berpakaian seragam tentara itu dikejar polisi ketika kabur dari sekolah. Dia bekas siswa sekolah itu.
Pada hari yang sama di Alabama, Amerika Serikat, seorang pria menembak 10 orang hingga tewas dalam empat insiden penembakan di dua kota. Pria itu, Michael McLendeon, 28 tahun, melepas tembakan ke mobil karavan di Kota Samson, yang menewaskan lima orang. Dia masih menembak seorang perempuan sebelum melesat meninggalkan Kota Samson menuju kota terdekat, Geneva.
AMERIKA SERIKAT
Izin Riset Sel Tunas
PRESIDEN Barack Obama mengizinkan penggunaan dana federal untuk riset sel tunas embrionik manusia, Selasa pekan lalu. Sebelumnya pemerintah George W. Bush pada 2001 membatasi penggunaan uang untuk riset itu. Kini Gedung Putih menyiapkan anggaran US$ 10 miliar.
”Kami senang,” ujar Jan Nolta, yang memimpin program riset sel tunas di Universitas California. ”Sekarang kami bisa menggunakan dana federal.”
Larangan penggunaan dana federal bersumber dari kontroversi yang muncul pada 1970-an ketika riset sel tunas mulai dikembangkan. Para senator konservatif menuding proyek itu sebagai sikap arogan peneliti yang mempermainkan Tuhan, dengan menghasilkan modifikasi genetik manusia. Modifikasi ini kini bermanfaat bagi pengobatan penyakit Parkinson dan kerusakan hati.
IRAK
Tiga Tahun untuk Pelempar Sepatu
MUNTADAR al-Zaidi, wartawan televisi Irak yang melemparkan sepatunya ke arah George Bush di Bagdad, lu-put dari ancaman hukuman 15 tahun. Hakim mengganjarnya hukuman penjara tiga tahun. Muntadar menyatakan tak bersalah.
”Reaksi saya alamiah, seperti orang Irak mana pun,” katanya. Saat melemparkan sepatu dalam konferensi pers di Bagdad pada 15 Desember tahun lalu, Zaidi sempat berteriak bahwa sepatunya merupakan ciuman perpisahan dari rakyat Irak yang terbunuh, menjadi yatim piatu dan janda akibat serangan militer Amerika di Irak.
Akibat insiden pelemparan sepatu itu Muntadar dipahlawankan rakyat Arab yang membenci Presiden Bush. Menghantam orang dengan sepatu adalah penghinaan serius bagi orang Arab.
KOREA UTARA
Satelit atau Rudal?
BERDASARKAN laporan intelijen yang dikutip kantor berita Korea Selatan Yonhap, Korea Utara siap meluncurkan satelit pada 4-8 April. Korea Utara telah memberi tahu Organisasi Maritim Internasional (IMO) bahwa peluncuran itu adalah sebuah eksperimen satelit komunikasi.
Namun Korea Selatan dan Amerika Serikat khawatir Korea Utara juga melakukan uji coba peluncuran rudal. Pemerintah Pyongyang menyangkal tuduhan itu, de-ngan menyatakan usaha apa pun untuk menjatuhkan satelit itu akan menyulut perang.
Jadwal peluncuran keluar sehari setelah Menteri Luar Negeri Amerika, Hillary Clinton, memperingatkan Pyongyang bahwa Washington juga bisa bertindak jika Korea Utara ngotot meluncurkan rudal. Manuver Korea Utara ini dianggap mempertegang hubungan mereka dengan Korea Selatan.
MALAYSIA
Cabut Visa Pekerja Bangladesh
PEMERINTAH Malaysia mencabut visa kerja puluhan ribu warga Bangladesh. Pencabutan dilakukan setelah muncul aksi unjuk rasa yang menuntut penyediaan lapangan kerja bagi warga Malaysia sendiri pada Rabu pekan lalu. ”Tak ada lagi kebutuhan tenaga kerja asing kecuali di sektor tertentu,” kata Menteri Dalam Negeri Syed Hamid Albar.
Albar berjanji mengembalikan uang US$ 2.300 yang telah dikeluarkan setiap warga Bangladesh ketika mendapat izin kerja di Malaysia. Diperkirakan sekitar 500 ribu pekerja Bangladesh berada di Malaysia dari total tiga juta pekerja asing, baik yang resmi maupun gelap.
Malaysia belakangan memang semakin khawatir terhadap dampak dari krisis ekonomi global. Belum ada kejelasan apakah Malaysia akan memperlakukan kebijakan yang sama terhadap pekerja asing yang berasal dari Indonesia.
Raihul Fadjri (AP, BBC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo