Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
WAJAH Darmawati H. Dareho sumringah. Kamis pekan lalu, senyum mengembang di wajahnya yang putih. Tak terlihat wajah muram atau air mata menetes, seperti saat dicegat wartawan seusai diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi dua hari sebelumnya. Hari itu Darmawati mendapat kunjungan tamu istimewa: suami, putra sulungnya yang duduk di kelas lima sekolah dasar, dan putrinya yang berusia satu setengah tahun.
Keluarga ini tak memilih ruang aula kunjungan untuk acara ”reuni” mereka. Darmawati menemui suami dan anaknya di pelataran aula. Mereka lesehan di atas karpet hijau. Ia tersenyum ketika melihat Tempo. ”Ini anak saya, ini suami saya,” ujar perempuan berumur 40-an ini. Darmawati lantas memeluk anaknya. Ia terlihat sangat menikmati kunjungan itu.
Sejak ditangkap pada Senin dua pekan lalu, Darmawati langsung diinapkan di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Ibu dua anak itu ditangkap Komisi bersama Abdul Hadi Djamal. Di dalam mobilnya, Honda Jazz biru, petugas menemukan uang Rp 54,5 juta dan US$ 80 ribu. Uang sekitar US$ 10 ribu juga ditemukan terselip di bawah jok depan. ”Mungkin dia mau menyembunyikan sebagian uang dari Hontjo itu,” ujar seorang sumber Tempo di KPK.
Menurut sumber Tempo yang mengerti lika-liku pengadaan proyek di Direktorat Perhubungan Laut, Darmawati adalah penghubung antara Hontjo Kurniawan, Komisaris PT Kurniadjaya Wirabhakti, Surabaya, dan Abdul Hadi. Darmawati, menurut sumber itu, banyak mengenal pengusaha yang berkaitan dengan proyek di Departemen Perhubungan. Posisi terakhirnya sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Distrik Navigasi Tanjung Priok membuatnya lebih banyak mengetahui proyek apa saja yang akan digarap Departemen ”basah” itu. ”Ingat, navigasi itu bukan bagian kering, lho. Banyak sekali proyeknya, seperti pengadaan alat-alat penyelamatan di perairan,” kata sumber itu lagi.
Karier Darmawati bermula dari staf di Kantor Wilayah Perhubungan Sulawesi Utara. Kemudian dia dipindahkan ke Jakarta. Di sini ia menjadi Kepala Sub-Bagian Tata Usaha Kepegawaian dan Kepala Sub-Bagian Sistem Prosedur Perencanaan di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Di sinilah, menurut sumber Tempo, ia mulai banyak berkenalan—dan dikenalkan—dengan sejumlah pengusaha yang mencari proyek di departemen tersebut. Darmawati, yang pintar menari poco-poco dan juga aktif di berbagai organisasi, antara lain Komite Nasional Pemuda Indonesia, dikenal luwes dan pintar bergaul.
Soal perannya dalam kasus suap ini, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan Sunaryo menyatakan bahwa Darmawati ”jalan sendiri”. ”Mungkin dia mengenal kontraktor dan anggota Dewan,” katanya. ”Kenal kan tidak dilarang.”
Pengacara Darmawati, Sheila Salomo, membantah kliennya menjadi perantara dalam kasus dugaan suap ini. ”Jelas tidak benar itu,” katanya. Sheila enggan menjawab seputar hubungan Darmawati dengan Hontjo dan Abdul Hadi karena masih dalam proses pemeriksaan. ”Jangan bicara materi dulu,” ujarnya. ”Kami belum bisa memberikan pernyataan.”
Kendati menyambut ramah, Darmawati sendiri tak mau berbicara tentang kasus yang tengah menimpanya. ”Sebagai warga negara yang baik, saya taat hukum,” katanya. ”Saya tidak mau mencampuri masalah hukum.” Ia lalu mengunci mulutnya rapat-rapat.
Suami Darmawati, Immanuel, juga meminta istrinya tidak ditanya macam-macam. Menurut pria yang mengaku berprofesi sebagai pengacara itu, istrinya memang aktif dan mengikuti bermacam organisasi. ”Sekarang dia sudah lebih kuat,” kata Immanuel.
Rini Kustiani, Anne L. Handayani
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo