Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SIAPA musuh terbesar Amerika Serikat? Seorang tokoh konservatif punya jawaban yang mengejutkan. Rush Limbaugh, demikian namanya, menyebutnya tanpa ragu: Barack Obama.
Sepekan dua pekan ini, nama Limbaugh melesat ke angkasa, melebihi nama presiden yang sangat ia benci itu. Pengikutnya semakin banyak. Dalam pertemuan tahunan kaum konservatif yang diikuti para aktivis dan pejabat di Washington, DC, ia mendoakan kegagalan Obama. ”Betapa ingin saya melihat Obama gagal,” katanya.
Di mata Limbaugh, Amerika sedang terancam. Diam-diam Obama menggiring Amerika ke dalam jebakan komunisme-leninisme dengan berbagai paket stimulus ekonomi. Alasannya simpel: campur tangan pemerintah seperti itu merupakan ciri ekonomi negara sosialis.
Laki-laki yang lahir dengan nama Rush Hudson Limbaugh III ini selalu punya cara mengejek Obama, sekaligus memikat orang-orang konservatif yang baru kalah telak dalam pemilu. Dan terbukti, pernyataan-pernyataan sinis, bombastis, mampu mengobati hati pendukung Partai Republik yang kecewa itu.
Limbaugh memiliki banyak pendukung karena ia juga punya sarana untuk melampiaskan kebenciannya terhadap Obama. Ia memiliki acara talk show radio berjudul The Rush Limbaugh Show. Sebuah acara yang disindikasikan ke radio-radio di seluruh pelosok Amerika Serikat melalui Premiere Radio Networks.
Kini Limbaugh cukup berpengaruh di kalangan akar rumput. Michael Steele, petinggi Republik, pernah mengkritik Limbaugh yang digambarkannya sosok ”kasar dan menjijikkan”. Tapi ajaib sekali, Ketua Komisi Nasional Partai Republik ini buru-buru minta maaf secara terbuka.
Gara-gara kontroversial, beragam kanal televisi menjadikan Limbaugh obyek sorotannya. Bahkan kanal sekelas CNN pun ikut membahas kasus ini. Ada yang menyebut Limbaugh ”cocok menjadi pemimpin minoritas” dalam tubuh Partai Republik. Bahkan ada yang mendaulatnya maju ke pemilihan presiden pada 2012—meski yang satu ini masih dalam nada mengejek.
Dalam tubuh Partai Republik sendiri krisis kepemimpinan sedang terjadi. Ibarat kapal oleng yang ditinggalkan nakhodanya di tengah badai, mereka tak punya figur mumpuni untuk menghadang kekuatan Demokrat. Citra menyenangkan kaum Republikan pada 1980-90-an—sebagai partai bersih dan melindungi kepentingan nasional Amerika—runtuh karena citra George W. Bush yang penuh cela. Orang-orang yang doyan bicara kontroversial macam Limbaugh—sebelumnya Sarah Palin, sang kandidat wakil presiden—dianggap sebagai hiburan segar.
Sebenarnya, Limbaugh bukanlah sosok politikus kemarin sore yang haus sorotan. Ia lahir di tengah keluarga kelas satu Amerika. Ayahnya pilot pesawat tempur dalam Perang Dunia II dan kakeknya hakim dan jaksa terkenal, yang namanya diabadikan sebagai nama gedung pengadilan di kampung halaman Limbaugh di Cape Girardeau, Missouri. Adapun Limbaugh membangun kariernya di dunia broadcasting dengan penuh dedikasi. Di usia remaja, pada 1967, ia sudah mulai cuap-cuap di radio di kampung halamannya dengan nama samaran Rusty Sharpe.
Limbaugh juga ikut membangkitkan kembali radio gelombang AM yang sudah habis digerus kedigdayaan gelombang FM. Ia juga dikenal sebagai tokoh konservatif yang membantu keberhasilan Partai Republik memenangkan kursi Kongres pada 1994 melalui siaran-siarannya. Pada 1993 majalah National Review bahkan menjulukinya ”pemimpin prinsip-prinsip konservatif” selama pemerintahan Bill Clinton.
Tapi Limbaugh mempromosikan nilai konservatif dengan cara membabi buta. Ia membenci gagasan pasar bebas, pemberdayaan perempuan, dan perbedaan agama—termasuk kian menyebarnya Islam di Amerika. Dan ia tak pernah ragu menunjukkan bahwa orang yang paling bertanggung jawab atas semua ini adalah Presiden Barack Obama.
Angela Dewi (AFP/CNN/NEW YORK TIMES/SLATE)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo