DI Roma, Italia, tak kurang dari 35 suporter regu sepak bola Rumania meminta suaka politik kepada Pemerintah Italia. Mereka datang ke kantor polisi setempat dan menyatakan keinginannya. Kepala polisi untuk urusan orang asing Roma, Fabrizio Galotti, menerima mereka. Ia menyanggupi permohonan itu akan disampaikan kepada departemen dalam negeri. Masalahnya, permintaan perlindungan politik biasanya diberikan ketika pemohon melewati perbatasan sebuah negara. Ketiga puluh lima orang itu datang dengan naik bis sejauh 200 km dari Telese, kota antara Roma dan Napoli, tempat sekitar 2.000 pendukung regu Rumania berada. Ternyata, orang-orang itu merupakan sebagian dari l00 orang Rumania di Telese yang memohon suaka politik kepada wali kota Telese, Pino D'occhio. Wakil dari keseratus orang itu mengatakan, mereka tak ingin kembali ke negeri mereka setelah mendengar kabar tentang kekacauan baru di sana. Di Napoli juga terjadi hal yang sama. Empat pendukung kesebelasan Rumania datang ke kantor polisi untuk maksud dan alasan yang sama. Umumnya mereka mengatakan bahwa mereka turut aktif dalam Revolusi Desember untuk menjatuhkan pemerintah Ceausescu. Karena itu, mendengar perkembangan politik di negeri mereka, mereka khawatir ditangkap pemerintah begitu pulang. Salah satu dari pemohon suaka itu bernama Adrian Donea yang bertindak sebagai juru bicara para pembelot. Donea, karyawan sebuah perusahaan humas, percaya bahwa keberadaannya bersama teman-temannya di Italia kini sudah direncanakan oleh pemerintah baru. Tujuannya, supaya mereka berada di luar Rumania pada waktu polisi mengganyang para demonstran. Buktinya, kedatangan mereka di Italia kebanyakan tidak dengan biaya sendiri. Tiket pesawat dan ongkos hidup sebagian besar dari mereka ditanggung oleh pemerintah atau pemerintahan kota tempat asal mereka. Bila Donea yakin bahwa kepulangannya bisa membahayakan dirinya, karena kabar dan istrinya. Kata dia, istrinya mengatakan via telepon agar tinggal saja di Italia, paling tidak sampai keadaan aman kembali. Tapi, di samping mereka yang ingin tinggal, banyak juga yang ingin pulang dengan segera. "Mereka tak mau terlibat dengan orang-orang muda yang umumnya lebih terpelajar," kata wali kota Roma. Untunglah, di Italia, antara yang ingin pulang dan minta suaka tak terjadi bentrokan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini