Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Nafas sambungan (sebentar)

Kabinet pm kukrit berhasil bertahan dari mosi tidak percaya yang dilancarkan oleh pihak oposisi, berkat dukungan partai sosial agraria. ketegangan dengan serikat buruh reda setelah kompromi dicapai. (ln)

17 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENGAPA ada orang yang terus mau jadi Perdana Menteri Muangthai? PM Kukrit Pramoj, dengan kacamatanya yang tampak terlalu besar dan rambutnya yang memutih, pekan lalu mengeluh: "Saya menghadapi tekanan dari pelbagai sudut, sehingga saya bingung tentang hak saya sebagai Perdana Menteri". Untunglah Muangthai bukan Lebnon, yang kini sedang menghancurkan dirinya dengan perang saudara terdahsyat di Timur Tengah. Terancam sebentar oleh mosi tidak percaya dari gabungan partai-partai oposisi di parlemen, minggu lalu itu pula Kukrit tiba-tiba memperoleh kemenangan. Partai Sosial Agraria tiba-tiba meninggalkan kelompok partai-partai oposisi yang tengah menyiapkan mosi tak percaya itu. Bahkan dengan segera memutuskan untuk ikut serta dalam pemerintahan. Kabinet Kukrit sudah menyiapkan pintu terbuka buat mereka. Pemerintahan Kukrit dengan demikian diperkuat oleh 19 suara dari fraksi Sosial Agraria di parlemen. Empat jabatan dalam kabinet sudah dijanjikan buat mereka: dua menteri dan dua wakil menteri. Wakil ketua partai itu, Sawat Knprakorb, menyatakan bahwa partainya telah memutuskan, sesuai dengan mayoritas yang didapatkannya, untuk serta dalam kabinet, "guna menunaikan tugas kepada bangsa". Pemimpin partainya sendiri, Piampongsarn, menolak langkah itu. Ekstrim Kiri Sang pemimpin mungkin kecewa dan begitu juga fihak oposisi terhadap "pengkhianatan" ke-19 rekan mereka itu. Tapi orang-orang itu nampaknya telah dibikin gentar oleh langkah blok sosialis di parlemen. Wakil-wakil sosialis, terdiri dari tiga partai yang nyaris sama besar jumlah suaranya, tiba-tiba setuju untuk bergabung dengan fihak oposisi kelak dalam kabinet yang akan menggantikan kabinet Kukrit. Tapi mereka mencantumkan garis politik yang terdiri atas 12 pasal -- yang ternyata bagi orang-orang Sosial Agraria dianggap "terlalu ekstrim kiri". Antara lain: nasionalisasi perusahaan beras, minyak dan pertambangan, serta juga usaha perbankan. Ketua fraksi sosialis, seorang berpangkat Kolonel, menegaskan bahwa bloknya tak akan mendukung mosi tak percaya melawan Kukrit kalau pokok-pokok garis politiknya ditolak. Kontan fihak oposisi yang nyaris berhasil itu pecah -- dan Kukrit selamat. Di luar parlemen, Kukrit juga selamat. Keputusannya untuk menaikkan harga beras (dan juga gula) -- dengan alasan untuk menaikkan taraf hidup petani di pedalaman -- dengan hebat menimbulkan protes penduduk Bangkok. Pekan lalu, 100 petani dari propinsi Phichit memang datang ke kantor Perdana Menteri, mendukung keputusan pemerintah yang mau menjamin harga padi itu. Tapi di Bangkok sehari sebe1umnya Federasi Petani menyatakan ikut protes kebijaksanaan itu. Di depan 4000 orang di Bangkok, Sekjen-nya menyatakan bahwa dewasa ini petani Muangthai masih harus membeli beras. untuk makan, meskipun merekalah yang menanam padi. Dan Konfeerasi Serikat Buruh pun mengadakan demonstrasi dan pemogokan. Niat pemerintah buat mengalah sedikit, dengan menunda pelaksanaan keputusannya itu sampai dua bulan, ditolak keras. Pemogokan yang nyaris mengancam Bangkok. Presiden Konfederasi, Paisal, bahkan mengancam akan mengacaukan dinas pekerjaan dan pekerjaan umum, termasuk listrik, leiding dan bis. Di Royal Plaza, 10.000 buruh berkumpul. Kira-kira 1000 oiang bertekad jaa semalam suntuk. Di pelabuhan buruh membuat patung Kukrit dan dua menterinya serta membakar mereka. Paginya Kukrit mengalah benar-benar, tapi tak berarti kalah. Dalam pertemuan dengan Paisal disetujui suatu kompromi: serikat-serikat buruh kelak akan ikut serta dalam pertimbangan kebijaksanaan menaikkan harga beras. Juga serikat buruh akan punya kekuasaan untuk mengawasi proyek landreform yang diselenggarakan di seluruh penjuru Muangthai. Ketika Paisal keluar dari tempat pertemuan, para buruh bersorak gembira menyetujui kompromi itu, yang tak akan menaikkan harga gula serta menjamin penjualan "beras murah" di tokotoko yang dibuka Departemen Perdagangan. Kukrit telah berbuat sebaikbaiknya. Tapi mungkin tidak untuk selama-lamanya. Pemerintah menyatakan 1976 akan mengalami kenaikan harga kebutuhan hidup 6%. Meskipun ini tidak serius, katanya, tapi siapa tahu?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus