Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Nyet untuk reagan

Gerakan perdamaian di eropa, yang menolak pemasangan rudal di tanah mereka, bertekad tak akan menghentikan aksi mereka. usul baru presiden reagan untuk perlucutan senjata nuklir ditolak us. (ln)

16 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"PANGERAN Mahkota" Kremlin Andrei Gromyko berkata: nyet - tanda tidak setuju. Dari Lembah Nuklir, kawasan sepanjang 14 mil di Bekshire, Inggris, 40.000 demonstran menyanyikan lagu-lagu antipetang. Meski disuarakan dari tempat berlainan, kedua protes itu dialamatkan kepada sasaran yang sama: usul baru Presiden Ronald Reagan, pengganti zero option, untuk perlucutan senjata nuklir. "Prakatsa yang mengecewakan," komentar pejabat tinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussel, pekan silam. Prakarsa Reagan itu, di mata banyak pengamat politik di Washington, merupakan langkah mundur. Ia, yang sebelumnya sudah mengimbau Ketua Partai Komunis Uni Soviet Yuri Andropov untuk membongkar sekitar 600 rudal SS-20 yang ditujukan ke negara sekutu AS di Eropa dengan imbalan pembatalan pemasangan Pershing II di Jerman Barat, tiba-tiba memperlunak usul yang populer dengan sebutan zero option itu. Tapi, "ini lebih serius," kata McGeorge Bundy, penasihat politik mendiang Presiden John Kennedy dan Lyndon Johnson, yang didengar suaranya oleh Reagan. Usul batu Reagan, disampaikan akhir Maret, yang disebut-sebut untuk menembus kemacetan perundingan Jenewa, berbunyi: AS dan Uni Soviet boleh mempunyai rudal nuklir (baik yang sudah dipasang maupun yang direncanakan untuk dipasang) dalam jumlah yang sama. Kemudian baru jumlah tersebut dikurangi secara bertahap sampai nol. Perundingan perlucutan senjata nuklir antara AS dan Uni Soviet di Jenewa baru akan dimulai lagi 17 Mei depan. Mengapa Uni Soviet menolak-prakarsa AS itu? Wakil Perdana Menteri Gromyko dalam konperensi pers di Moskow, yang untuk pertama kali disiarkan langsung oleh jaringan televisi Amerika CNN, menyatakan keberatan atas usul tersebut dikarenakan Reagan tidak menyebut-nyebut soal 162 rudal Inggris dan Prancis yang sudah terpasang - sekalipun daya musnah rudal tersebut jauh di bawah SS-20 dan Pershing II. Tentang ini Gromyko sempat bergurau. Katanya, ada sebuah rydal yang diarahkan ke Uni Soviet dengan tempelan label: "Saya rydal Prancis. Sebaiknya tidak dihitung." Tanpa menyebut rudal Prancis, bekas Presiden Giscard d'Estaing menilai: "Sekarang ini Kremlin tidak punya minat sama sekali untuk sebuah perundingan serius. Dan sulit dibayangkan bahwa pemimpin yang baru muncul seperti Andropov bersedia membongkar rudal SS-20 yang masa pemasangannya makan waktu empat tahun," katanya. Bertolak dari pendapat itu d'Estaing mengimbau agar pemasangan Pershing II, Desember 1983, tetap dilaksanakan seraya menanti reaksi Sonet. Kanselir Helmut Kohl, Margaret Thatcher, dan Presidenrancois Mitterand juga memberi dukungan kuat terhadap usul baru Reagan. Tentang demonstrasi besar di Lembah Nuklir, Thatcher berucap: "Lebih pantas jika mereka pergi ke Tembok Berlin dan bergandengan tangan di sana." Tapi komentar sinis itu tidak menghentikan upaya generasi muda Eropa melanjutkan aksi mereka. Selama libur Paskah lalu, ribuan demonstran cinta damai turyn ke jalan-jalan sambil mengacungkan slogan-slogan antinuklir. "Kami bukan anti-Amerika," seru aktivis Joan Ruddock. "Tapi kami tidak mau rudal mereka ditempatkan di sini." Ia menambahkan aksi di Lembah Nuklir, tempat pangkalan Angkatan Udara AS dan instalasi nuklir Inggris, baru akan berakhir setelah jaminan AS tak akan memasang rudal di sana. Kampanye menentang pemasangan rudal di Eropa juga ditingkatkan oleh Moskow. Tak kurang dari 130.000 eksemplar buku kecil Bagaimana Menghindarkan Ancaman Eropa diedarkan secara cuma-cuma, minggu lalu. Isinya, antara lain, menyorot masalah pemasangan rudal Pershing II yang akan dimulai AS penghujung tahun 1983. Selain itu Uni Soviet juga mengadakan serangkaian konperensi pers yang memuji aksi-aksi perdamaian rakyat Eropa. "Pemasangan rudal AS di Eropa akan membuat negara-negara NATO sebagai "sandera" strategi nuklir Washington," kata Menteri Pertahanan Uni Soviet Dmitri Ustinov. Jadi "sandera" atau bukan, Belanda, yang sejak NATO memutuskan nuklirisasi di tahun 1979 selalu menunda keputusan penempatan rudal di sana, telah menemukan pilihannya. PM Ruud Lubbers, minggu lalu, telah menyetujui persiapan untuk kemungkinan dipasangnya rydal nuklir di sana .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus