Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kgb lagi naas

Jaringan kgb terbongkar di prancis, 47 orang (diplomat dan ofisial) u.s diusir, dituduh melakukan kegiatan mata-mata di bidang industri dan militer. (ln)

16 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESIDEN Francois Mitterand mulai tak ramah terhadap Uni Soviet. Ia bahkan tak segan-segan mengusir. Pekan lalu, Mitterand menyuruh pulang 47 diplomat dan ofisial perwakilan Uni Soviet di Prancis termasuk sekretaris pertama, yang juga dikenal orang KGB, Nikolai Chetverikov. Tuduhannya: melakukan kegiatan mata-mata di bidang industri dan militer. Surat kabar Le Figarro memperkirakan sekitar 30% pengetahuan teknologi tinggi Prancis telah dicuri oleh agen-agen Uni Soviet. Ini dikaitkannya dengan cukup banyaknya jumlah diplomat dan ofisial mereka yang ditugaskan di Paris. Tempo 10 tahun terakhir Uni Soviet telah meningkatkan anggota perwakilan mereka di Prancis dari 200 menjadi 700 orang. "Dalam waktu dekat pemerintah akan mengusir lebih banyak lagi orang Rusia," dugaan harian petang France Soir. Pengamatan lain muncul dari surat kabar sosialis Le Matin. Harian in menduga Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB), dinas rahasia Uni Soviet, telah berhasil mengumpulkan sejumlah informasi penting mengenai kapal selam nuklir, bom neutron, sistem peluru kendali, masalah aviasi, dan kegiatan militer Prancis yang dikategorikan dokumen rahasia A1. Pihak militer belum mengomentari dugaan yang dilontarkan Le Matin. Juru bicara Max Gallo mengatakan pengusiran terhadap 47 warganegara Uni Soviet itu, sebagian besar diduga anggota KGB, dilakukan setelah pemerintah Prancis mengetahui pasti kegiatan yang mereka lakukan selama bertugas di sana. "Ini membuktikan bahwa Prancis bukan negara yang lemah," ujar Gallo. Ia membantah tindakan pengusiran merupakan hasil kerja sama dengan Amerika Serikat. Uni Soviet membantah keras tuduhan mata-mata yang dilontarkan Prancis terhadap 47 warganegaranya. "Tuduhan itu sama sekali tidak berdasr," tulis Kantor Berita Tass - pembawa suara resmi pemerintah. ass menambahkan tindakan itu dilakukan sepihak dan tanpa periksa. Banyak yang berpendapat tindakan pengusiran yang diambil Pemerintahan Mitterand sebagai langkah yang tepat, dan sekaligus membuktikan Prancis sebagai negeri yang kuat. Tapi ada pula . yang melihat tindakan tersebut sebagai pengalihan perhatian masyarakat terhadap program penghematan yang dijalankan pemerintah. Tahun lalu, defisit transaksi berjalan Prancis tercatat US$12 milyar. Akibatnya: warganegara Prancis yang akan berlibur ke luar negeri hanya diperbolehkan membawa uang asing senilai US$275 dan uang lokal Fr. 1.000. Ketua Partai Komunis Prancis (PCF) Georges Marchais, yang ketika pengusiran terhadap orang-orang Uni Soviet dilakukan sedang berada di Athena, memberikan komentar lunak. "Masalah cukup kompleks," katanya. Ia berharap hubungan kedua negara tidak rusak gara-gara itu. Aksi agen-agen rahasia Uni Soviet tak cuma terbongkar di Prancis. Juga di Inggris, Italia, Spanyol, Jerman Barat, Swiss, Belanda, dan Jepang. Seminggu sebelum Mitterand unjuk gigi, Spanyol telah mengusir seorang anggota KGB, dan Inggris memulangkan dua diplomat serta seorang wartawan Uni Soviet. Selama empat bulan terakhir tercatat 57 orang Rusia yang dipersona non grata dari Eropa Barat. Mengenai Jepang, menurut harian konservatif Nihon Jeizai Shimbun edisi Sabtu lalu, diperkirakan ada sekitar 30 mata-mata Uni Soviet melakukan kegiatan spionase industri di Tokyo. Yang mereka curi adalah keterangan teknologi robot, komputer, dan lainnya. Para agen tersebut dilaporkan mernbeli keterangan yang mereka inginkan dari pekerja riset universitas dan lembaga penelitian swasta. Bayaran untuk satu hasil riset disebut-sebut sekitar Rp 200 juta. Surat kabar ini mengaku mengutip laporan rahasia pemerintah. Tapi Pemerintahan PM Yasuhiro Nakasone menolak mengomentari berita tersebut. Tindakan balasan baru dilakukan Uni Soviet terhadap Inggris. Yang diusir adalah Asisten Atase Angkatan Udara David Williams dan koresponden surat kabar The Financial Times Anthony Robinson. Kedua warganegara Inggris ini dituduh melakukan kegiatan yang tidak bisa diterima Uni Soviet, dan diperintahkan untuk angkat kaki dalam tempo sepekan. Keputusan pengusiran disampaikan Uni Soviet, Sabtu lampau. Tuduhan Uni Soviet yang tidak jelas terhadap Williams dan Robinson, menurut Duta Besar Inggris Sir Ian Sutherland, terlalu dicari-cari. "Ini tindakan balas dendam semata," kata Sutherland seusai menyampaikan protes keras kepada pemerintah Uni Soviet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus