Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin OPEC pada Rabu, 5 Oktober 2022 kompak menolak sindiran kalau mereka menggunakan energi sebagai senjata. Tuduhan itu dilancarkan oleh Washington pada OPEC karena dianggap berpihak ke Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelompok OPEC+ mengumumkan akan memangkas kapasitas produksi mulai November 2022. Keputusan ini diambil menyusul pasar dunia yang sedang serba tidak pasti yang mengelilingi prospek ekonomi dan pasar minyak global.
“Apakah Anda menggunakan energi sebagai sebuah senjata ?,” kata Hadley Gamble, wartawan CNBC kepada Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, Rabu, 5 Oktober 2022, yang menurut Abdulaziz bin Salman itu adalah pertanyaan provokatif.
Sejumlah media berspekulasi kalau OPEC mungkin akan mengurangi outputnya sekitar 500 ribu sampai satu juta barrel minyak per hari. Namun OPEC mengumumkan pemangkasan mungkin bisa sampai dua juta barrel per hari atau setara dengan 2 persen permintaan global.
Pemangkasan itu adalah yang terbesar sejak 2020 atau ketika banyak negara memberlakukan lockdown sehingga menghancurkan harga minyak dunia.
“Sangat jelas kalau OPEC+ sedang bersekutu dengan Rusia menyusul terbitnya pengumuman ini,” kata Humas Gedung Putih Karine Jean-Pierre.
Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Vivek Prakash
Keputusan OPEC tersebut diambil saat Uni Eropa bersiap mengumumkan paket sanksi baru terhadap Moskow. Sanksi tersebut kemungkinan untuk mencoba memberlakukan patokan harga pada minyak asal Rusia melalui aturan pengiriman minyak yang diperketat. Patokan harga tersebut, didukung oleh Amerika Serikat dan G7.
Sekjen OPEC Haitham al-Ghais mengatakan pihaknya membuka pintu bagi Uni Eropa untuk berdiskusi mengenai masalah energi. Al-Ghais berasal dari Kuwait.
“Kami tidak sedang membahayakan pasar energi. Kami malah sedang memberikan keamanan dan stabilitas pada pasar energi. Semua ada harganya, keamanan energi pun ada harganya juga,” kata al-Ghais.
Sumber: RT.com
Baca juga: OPEC+ Kurangi Produksi 2 Juta Barel Mulai November, Harga Minyak Menanjak ke Level Tertinggi
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.