Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pasar malam yang menggelinding

Expo 86 di kota vancouver, kanada. untuk merayakan ultah ke-100 kota tersebut dan menggalakkan perekonomian. sekitar 54 negara memamerkan hasil teknologinya.indonesia menampilkan becak, pedati, dan phinisi. (ln)

14 Juni 1986 | 00.00 WIB

Pasar malam yang menggelinding
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
"DUNIA Dalam Gerak", itulah tema Expo 86 yang berlangsung lima bulan dan dibuka 2 Mei berselang. Mengambil tempat di Vancouver, Expo dimaksudkan untuk memeriahkan ulang tahun ke-100 kota tercantik di Kanada itu, sekalian memperingati genap satu abad kereta api lintas Kanada. Di balik ini memang ada niat lain yang terpendam, yakni mcnggalakkan perekonomian daerah British Columbia yang kabarnya lama terancam kelesuan. Ternyata, mereka berhasil. Pengunjung - terutama dari AS - tampak datang berlomba. Mcrcka tergoda untuk melihat apakah yang ditawarkan Kanada cukup bermutu sebagai pengganti darmawisata ke Eropa yang terpaksa batal karena takut pada terorisme internasional dan kini, takut pada radiasi Chernobyl. Alhamdulillah, Vancouver tidak mengecewakan orang-orang ini. Memang teknologi yang dipamerkan tidaklah secanggih teknologi expo di Tsukuba, Jepang, tapi cara penyajiannya boleh mendapat acungan jempol. "Expo Vancouver itu lebih terlihat sebagai pasar malam ketimbang pameran teknologi," begitu komentar dosen ITB Priyanto Sunarto, sepulang dari sana Mungkin kelebihannya justru di situ itu. Paling sedikit 54 negara turut ambil bagian, belum terhitung sejumlah perusahaan besar. Dua negara adidaya AS dan Uni Soviet menampilkan teknologi ruang angkasa, dengan Apollo 14 dan laboratorium Soyuz sebagai model. PaviIyun tuan rumah sangat dipuji, antara lain karena piring terbang Hystar. Mirip piring terbang fantasi yang bisa disaksikan dalam salah satu karya Steven Spielberg, Hystar ditampilkan setiap 20 menit, bergerak tanpa bantuan tali ataupun kabel, dengan manisnya turun naik, seakan bebas dari hukum gaya berat. Piring terbang kecil itu dianggap hit dari anjungan Kanada, di samping cerita evolusi komunikasi gubahan Sutradara Emil Radok yang diproyeksikan ke sembilan bidang layar yang dihubung-hubungkan satu dengan yang lain. Singkat kata, sejarah komunikasi manusia, tercakup di sana, secara menawan. Sekalipun begitu, yang paling menggoda hati pengunjung adalah pameran alat-alat transportasi darat di Land Plaza. Sepintas kelihatannya sangat meriah, aneka warna bahkan unik. Di sini Indonesia menampilkan tiga jenis becak model Jakarta, Pematangsiantar, dan Jawa Tengah. Semula ada juga niat menghadirkan kereta api kuno yang kini masih beroperasi di Sumatera Barat, tapi gagal karena dana dari Kanada tidak mencukupi. Toh pedati yang lebih kuno terdapat di situ, juga rikshaw dari Hong Kong. Filipina diwakili oleh jeepney yang khas, tapi nun di seberangnya pengunjung bisa pula menyaksikan Rolls Royce milik Almarhum John Lennon, superstar dari grup musik The Beatles, lengkap dengan gitar, buku, serta daun ganja Imitasi Alat-alat angkutan laut bisa dilihat di Marina Plaza. Dan potensi Indonesia sebagai negara bahari terwakili dengan baik di sini. Dunia bisa memuaskan rasa ingin tahu mereka lewat perahu Madura dan Bali yang ramping-ramping dan kapal Bugis nan unggul di lautan: phinisi (ejaan ini disesuaikan dengan lafaz Bugis asli). Semua itu bersisi-sisian dengan kapal-kapal dagang dari masa keemasan Eropa, kapal-kapal yang katanya "menguasai lautan". Tentang phinisi, ada cerita tersendiri. Phinisi yang kini dipamerkan di Expo adalah hasil karya ahli kapal tradisional dari Dirah, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dibuat dengan sistem knock-down, kapal itu diangkut ke Vancouver untuk kemudian dirakit kembali di sana, oleh orang-orang Dirah itu juga. Phinisi yang di Vancouver itu akan didampingi sebuah phinisi lain yang akan dilayarkan dari Indonesia, 16 Juni depan. Itu dilakukan sebagai "publicity gimmick yang ampuh untuk melawan negara besar," kata Bondan Winarno, manajer hubungan masyarakat tim Expo Indonesia. Sementara itu, tontonan di anjungan Air Plaza tidak kurang menarik dari Marine Plaza. Di situ ada model balon Zeppelin sampai jet masa kini. Juga ada manusia bersayap melayang-layang, yang tak lain adalah Icarus tokoh dongeng Yunani yang terbang kelewat tinggi, hingga sayapnya lumer terbakar cahaya matahari. Banyak pengamat sependapat, Expo 86 Vancouver dari segi komersial pasti berhasil, terutama karena suasananya lebih hidup, lebih bisa dinikmati. Mengapa? Mungkin karena manusia tidak dibiarkan tenggelam dalam pameran teknologi komunikasi itu, justru sebaliknya, mereka diberi peluang untuk bersukaria, menggelinding dan konyol-konyolan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus