Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bentrokan di tianjin

Mahasiswa asing -- sebagian besar orang afrika -- bentrok dengan pribumi di kampus univ. tianjin, rrc, usai merayakan hari kemerdekaan afrika. sikap antiasing orang cina seperti ini sudah sering terjadi.(ln)

14 Juni 1986 | 00.00 WIB

Bentrokan di tianjin
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
MALAM itu sejumlah mahasiswa Afrika dan beberapa mahasiswa asing lain asyik berjingkrak-jingkrak. Mereka merayakan hari Kemerdekaan Afrika, Sabtu dua pekan lalu, dengan ajojing. Alunan lagu-lagu rock yang ingar-bingar terdengar sampai di luar ruang makan para mahasiswa di Universitas Tianjin, RRC. Beberapa menit setelah tengah malam, suasana riang itu berubah. Hujan batu, botol, dan kayu masuk ke dalam ruangan melalui kaca jendela yang pecah. Disusul serbuan ratusan mahasiswa Cina. Tak ayal, perkelahian masal pun terjadi. "Salah seorang dari mahasiswa Cina tadi memulainya dengan memukul salah seorang pengunjung," ujar Kazunori Matsumura, 30, seorang mahasiswa Jepang yang hadir di tempat kejadian. Para penyerbu sempat menyandera 25 pengunjung, 18 di antaranya mahasiswa, selama lima jam, sebelum polisi setempat turun tangan dan membebaskan mereka. Gara-gara itu para mahasiswa asing itu kemudian memilih tinggal di hotel, daripada tidur di kampus mereka di Universitas Nankai, yang letaknya berdekatan dengan kampus mahasiswa Cina pribumi. Mereka, para pemuda asal Rwanda dan Burundi di Afrika, serta Pakistan, Bangladesh, dan Jepang itu, meminta jaminan tertulis dari pihak universitas, agar kampusnya dibedakan dengan mahasiswa Cina. Mereka juga meminta agar kuliah mereka pun dipisahkan. Yang' keterlaluan, para mahasiswa Cina tak diperbolehkan melewati jalan terusan yang digunakan mahasiswa asing itu. Mendengar hal itu, mahasiswa lokal pun protes. "Apa-apaan ini. Mereka, yang mengganggu kami yang sedang belajar dengan musik berisik itu, kok dimenangkan," kata seorang wakil dari lima ratusan mahasiswa yang menghadap ke pengurus Universitas Tianjin. Mereka menuntut keadilan bagi tujuh teman mereka yang luka-luka akibat insiden itu. Maka, rencana penyerbuan kembali terdengar. Mendengar itu para mahasiswa asing itu minta diungsikan ke Beijing. Saking ketakutan mereka pun tidak bersedia tinggal di losmen terdekat, ketika bis yang mengangkut mereka kehabisan bahan bakar. Akhirnya mereka terpaksa berjalan kaki 30 km. Pemerintah RRC melalui perwakilan negara mahasiswa itu mengimbau agar mereka mau kembali ke kampusnya di Universitas Nakai. Tapi mereka menolak. Insiden lain antara pemuda Cina dan mahasiswa pendatang terjadi di Beijing, Rabu pekan lalu. Seorang mahasiswa Marokko dikeroyok empat pemuda Cina, yang cemburu karena pipi pacarnya, seorang mahasiswi Jepang, dicolek oleh para pemuda tadi. MENURUT seorang pengamat Barat, perbedaan kebudayaan dan emosional merupakan penyebab yang mudah menyulut api perkelahian. Para mahasiswa asing - sebagian besar dari Afrika - yang mulai masuk Cina selama dua dasawarsa terakhir ini dianggap gagal menyesuaikan diri dengan kebudayaan Cina, malah membangun sikap anti-Cina. Mereka dipandang rendah oleh masyarakat Cina dan dinilai "tak berbudaya". Namun, para mahasiswa itu menyangkal, "Mereka sendiri yang tidak berbudaya. Mereka tidak mengerti kami," ujar salah seorang dari 3.500 mahasiswa asing yang menerima beasiswa dari pemerintah RRC itu. Para pemuda pribumi dianggap tak mau bergaul dengan para pemuda asing, karena rasialisme yang masih kuat. Sikap antiasing seperti itu sudah sering terjadi. Di Shanghai pada 1979, 24 mahasiswa Cina dan 18 asing luka-luka dalam perkelahian yang terjadi di sebuah kampus. Sikap antiasing juga diperlihatkan ketika kesebelasan RRC dikalahkan kesebelasan Hong Kong pada bulan Mei 1985, waktu itu para pendukung kesebelasan Cina turun ke jalan dan melempari bis dan taksi yang ditumpangi orang asing. Didi Prambadi Laporan Seiichi Okawa (Tokyo) dan Mohamad Cholid (Beijing)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus