Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Pasukan Libya Sita Rudal Presisi Milik Cina dari Pemberontak

Pasukan pemerintah Libya menyita rudal canggih presisi terpandu laser milik Cina di kota yang sempat dikuasai pasukan Jenderal Haftar.

30 Juni 2019 | 12.37 WIB

Sistem rudal antitank Javelin [AP via TASS]
Perbesar
Sistem rudal antitank Javelin [AP via TASS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Tripoli – Pasukan pemerintah Libya menyita sejumlah rudal canggih dan drone militer milik Cina dan Amerika Serikat dari pasukan pemberontak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca juga: Perang Sipil Libya, Pasukan Jenderal Haftar Rebut Kamp Militer

 

Sejumlah senjata canggih ini ditemukan saat pasukan pemerintah Libya menguasai sebuah kota di selatan negara itu pada pekan lalu.

“Pasukan pemerintah Libya menguasai Kota Gharyan, yang dikuasai pasukan yang loyal terhadap Jenderal Khalifa Haftar,” begitu dilansir Reuters pada Ahad, 30 Juni 2019.

Kota Gharyan merupakan basis suplai untuk serangan pasukan Haftar ke Ibu Kota Tripoli, yang menjadi pusat pemerintahan.

 

Baca juga: Saudi Diduga Biayai Jenderal Haftar untuk Serang Ibu Kota Libya

 

Sejumlah pejabat Libya menunjukkan kepada media sejumlah senjata yang pasukan pemerintah telah sita. Salah satunya, rudal anti-tank Javelin, yang digunakan militer AS.

Mereka juga menyita rudal presisi terpandu laser buatan Cina. Pasukan pemerintah menyita drone militer dan menahan sekitar 150 orang tawanan.

Tulisan dari rudal anti-tank Javelin ini menunjukkan senjata ini awalnya digunakan oleh pasukan militer Uni Emirat Arab, yang merupakan salah satu negara pendukung Haftar.

 

Baca juga: Dunia Serukan Jenderal Khalifa Haftar Hentikan Perang di Libya

 

Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan UEA dan Mesir telah mempersenjatai pasukan Tentara Nasional Libya atau LNA sejak 2014.

Seorang analis keamanan Israel, Oded Berkowitz, mengatakan ini pertama kalinya rudal anti-tank Javelin ditemukan di Libya.

“Ini merupakan senjata sangat canggih tapi tidak akan menjadi pengubah situasi di Libya,” kata Berkowitz, yang juga deputi intelijen di perusahaan konsultan MAX.

Menurut dia, perubahan peta kekuatan bisa terjadi karena senjata canggih AS diberikan kepada pihak ketiga. “Ini bisa mendorong AS melawan UEA dan dukungannya terhadap LNA,” kata dia soal konflik di Libya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus