Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Paul Kagame Kembali Terpilih sebagai Presiden Rwanda

Paul Kagame kembali terpilih sebagai presiden Rwanda. Itu artinya, hampir satu perempat abad dia memegang kekuasaan di Rwanda.

18 Juli 2024 | 20.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Paul Kagame kembali terpilih sebagai presiden Rwanda dengan raihan 99.18 persen suara. Kemenangan Kagame diumumkan Komisi Nasional Pemilu Rwanda pada Kamis, 18 Juli 2024. Dengan kemenangan ini, maka Kagame hampir satu perempat abad memegang kekuasaan di Rwanda. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pemilu ini, Kagame melawan Frank Habineza dari Partai Hijau Demokratik dan Philippe Mpayimana dari kubu independen. Pada Senin, 15 Juli 2024, kedua mengakui kekalahan, yang kelompok-kelompok HAM pemilu Rwanda dirusak dengan tindak kekerasan pada jurnalis, oposisi dan LSM-LSM. Juru bicara Kagame menolak tuduhan tersebut yang diduga terjadi selama proses pemilu.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Oda Gasinzigwa, Ketua Komisi Nasional Pemilu Rwanda mengatakan jumlah pemilih mencapai 98.20 persen dari total 9 juta pemilih yang terdaftar. Hasil akhir pemilu akan diumumkan secepatnya pada 27 Juli 2024.      

Kagame mendapatkan lebih dari 93 persen suara pada pemilu tiga kali terakhir. Kemenangannya mendapat pujian dari negara-negara Barat dan negara kawasan karena dia dianggap berjasa mengakhiri genosida pada 1994 di Rwanda dan membangun kembali negara itu menjadi negara yang menarik bagi investasi dan bantuan.  

Akan tetapi, reputasinya ternodai oleh tuduhan pelanggaran di dalam negeri dan tuduhan mendukung pemberontakan di negara tetangga Rwanda, Republik Demokratik Kongo serta sejumlah tuduhan yang berulang kali dibantah Kagame.  

Komisi Nasional Pemilu Rewanda mencoret delapan kandidat calon presiden Rwanda dalam pemilu 2024, diantaranya orang yang paling sengit mengkritik Presiden Kagame. Komisi Nasional Pemilu beralasan pencoretan itu antara lain karena ada dokumen yang kurang atau tidak lengkap selama masa pendaftaran.    

Sumber: Reuters

Pilihan editor: Unjuk Rasa mahasiswa, Seluruh Universitas di Bangladesh Tutup Sementara

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Suci Sekarwati

Suci Sekarwati

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus