TERWUJUDNYA Jerman yang satu makin dekat. Volskammer (parlemen) hasil pemilu paling demokratis di Jerman Timur mengesahkan pemerintahan baru pimpinan Lothar De Maiziere 50 tahun, Kamis pekan lalu. Pemimpin Partai Demokrat Kristen (CDU) Jerman Timur ini memenangkan pemilu Maret lalu.Inilah pemerintahan nonkomunis pertama. Dari 24 menteri dalam kabinet, De Maiziere mengangkat tiga menteri asal pendeta Protestan untuk pos-pos penting. Ini menunjukkan peran dan pengaruh kuat Gereja pada revolusi tak berdarah tahun silam. De Maiziere juga mengangkat empat menteri wanita. Satu-satunya menteri kabinet lama (pimpinan Hans Modrow) yang bertahan adalah Menteri Kehakiman Kurt Wuenche, yang tetap di kursi yang sama. Tak seorang komunis pun berada dalam pemerintahan koalisi multipartai ini. Dan dengarlah kata De Maiziere, bekas musikus yang kemudian berubah menjadi politikus, di hadapan Volskammer tak lama sebelum dilantik: "Tujuan utama kami adalah penyatuan Jerman dalam Eropa yang bersatu." Memang program penyatuan Jerman secepatnya, inilah yang membuat Aliansi partai partai Konservatif (gabungan CDU dengan partai-partai konservatif kecil lainnya) memenangkan pemilu baru lalu. Pemerintahan baru Berlin Timur jelas condong ke sistem pemerintahan Barat. Tak ada menteri untuk industri-industri khusus, pos yang biasa ada pada sistem komunis. PM De Maiziere menggabungkan pos-pos industri itu menjadi departemen ekonomi. Kebijaksanaan ekonomi yang dianut jelas: pasar bebas. Dan dalam pemerintahan baru inilah, Kamis pekan ini, direncanakan pembicaraan dengan Jerman Barat tentang penyatuan moneter. Rencana penyatuan ekonomi dan moneter Jerman memang sudah disiapkan Bundesbank (Bank Sentral Jerman Barat). Menurut rencana Bundesbank -- sesuai dengan janji PM Jerman Barat Helmut Kohl -- tiap warga Jerman Timur boleh menukarkan mata uang Ost Mark -- yang lemah -- dengan Deutsch Mark -- yang kuat -- dengan perbandingan 1:1.Tapi jumlahnya dibatasi 2.000 Ost Mark per orang. Selebihnya harus ditukarkan dengan perbandingan 2:1 Mark. Bundesbank punya argumen kuat mengapa tidak bisa menerima perbandingan mata uang 1:1. Itu akan menyebabkan mata uang Jerman Barat jadi lemah dan inflasi naik. Ini berbahaya bagi sejumlah industri yang kini sedang merosot. Di pihak Timur, justru nilai tukar 1:1 itulah yang diinginkan. Tugas berat PM De Maiziere salah satunya, ya soal ini. Berhasil tidaknya De Maiziere memenuhi keinginan masyarakat dan memuluskan jalan menuju penyatuan menyeluruh Jerman memang masih harus ditunggu. Yang pasti, tokoh yang tak pandai berpidato dan tak punya "potongan" politikus ini belakangan sudah tampak lebih percaya diri dan juga memperoleh kepercayaan dalam panggung politik negerinya. De Maiziere lahir pada 2 Maret 1940, dari kalangan imigran Prancis pemeluk taat Protestan. Pada usia 16 tahun, ia sudah bergabung dengan CDU, yang pada era komunis lebih merupakan partai boneka. Ketaatan De Maiziere muda pada agamanya membuat karier politiknya tak berkembang. Tokoh berpenampilan lembut dan rapuh ini lalu berprofesi sebagai pemain biola dalam sebuah orkestra. Gangguan penyakit pada lengannya membuat pemusik yang juga kuliah jurusan hukum ini banting setir menjadi pengacara. Ayah tiga anak ini baru tampil dalam arena politik setelah mengambil alih kepemimpinan CDU November lalu. Kemenangan CDU sendiri di luar dugaan banyak orang. Pria berkaca mata yang bertampang profesor "kutu buku" ini sendiri tak menyembunyikan keterkejutannya atas kemenangan partainya. Adakah ia akan terkejut kedua kalinya, misalnya terpilih sebagai pemimpin dalam Jerman yang satu, misalnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini