Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penembakan terjadi di terminal kedatangan Terminal 1 Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Malaysia pada Minggu, 14 April 2024 pukul dini hari waktu setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari antaranews, Kepala Polisi Selangor Dato' Hussein Bin Omar Khan CP dalam pernyataan media diterima di Kuala Lumpur, mengatakan terjadi peristiwa penembakan di pintu kedatangan KLIA 1 pada pukul 01.30 waktu setempat oleh seorang laki-laki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan, polisi telah mengidentifikasi tersangka yang sempat melepaskan dua kali tembakan dan melancarkan operasi untuk melacak tersangka yang diyakini melarikan diri ke utara.
Salah satu tembakan mengenai seorang warga Malaysia yang merupakan pengawal dari istri tersangka penembakan, sehingga menyebabkan korban dalam kondisi luka serius dan dirawat di Rumah Sakit Cyberjaya.
Hasil penyelidikan awal, aparat menemukan bahwa tersangka penembakan sebenarnya ingin menembak istrinya yang merupakan pengusaha agen perjalanan yang sedang berada di pintu kedatangan KLIA 1 untuk menjemput rombongan jemaah umrah yang baru datang. Menurut dia, motif penembakan tersebut masih dalam penyelidikan polisi.
Peristiwa ini bukan insiden pertama yang terjadi di Bandara Kuala Lumpur. Sebelumnya, pada 2017, Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tewas dibunuh di Bandara Internasional Kuala Lumpur 2 saat hendak pergi ke rumahnya di Makau, pada Senin, 13 Februari 2017.
Menurut rekaman kamera pengawas CCTV, terlihat dua orang perempuan menghampiri Kim Jong-nam. Salah satu diantaranya meletakkan salah satu tangannya di wajah Kim, setelah itu keduanya langsung beranjak dari lokasi.
Kim meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, karena paparan agen saraf VX, salah satu yang paling beracun dari semua racun kimia.
Korea Utara secara tegas membantah terlibat dalam pembunuhan itu. Tetapi ada empat pria yang diyakini warga Korea Utara dan melarikan diri dari Malaysia pada hari pembunuhan, dituduh terlibat dalam kasus tersebut.
Pada 2019, pengadilan Malaysia membebaskan satu dari dua terdakwa pembunuh. Siti Aisyah, yang dibebaskan pengadilan dan berasal dari Indonesia, serta Doan Thi Huong, asal Vietnam, menjadi terdakwa dalam pembunuhan Kim Jong Nam menggunakan racun syaraf VX.
“Jaksa penuntut Iskandar Ahmad mengatakan Aisyah bisa dikenai dakwaan lagi jika ada bukti baru meski tidak ada rencana untuk itu saat ini,” seperti dilansir Vancouver Sun pada Senin, 11 Maret 2019.
Kementerian Luar Negeri Indonesia melansir pernyataan bahwa Aisyah tertipu dan tidak menyadari bahwa dia sedang dimanipulasi oleh intelijen Korea Utara.
Aisyah dan Huong menjadi tersangka lalu terdakwa setelah empat orang terduga pelaku pembunuhan asal Korea Utara melarikan diri dari Malaysia pada Senin pagi, 13 Februari 2017.
Media South China Morning Post melansir Pengadilan Tinggi di Malaysia sempat menyatakan bahwa ada cukup bukti yang menunjukkan Aisyah, Huong, dan keempat warga Korea Utara yang menghilang terlibat dalam sebuah konspirasi terencana untuk membunuh Kim Jong-nam, yang telah lama tinggal di luar negeri seperti Makau karena dianggap sebagai ancaman bagi kekuasan Kim Jong-un.
Media Malay Mail melansir anggota parlemen dari Korea Selatan menuding para pelaku merupakan orang suruhan dari rezim Kim Jong Un. Ini karena Kim Jong-nam bersikap kritis terhadap pemerintahannya. Pyongyang membantah terlibat dalam kasus ini.
Polisi Malaysia sempat mengeluarkan pernyataan bahwa keempat orang yang diduga pelaku pembunuhan Kim Jong-nam dikendalikan oleh seorang diplomat Korea Utara bernama Hyon Kwang Song.
“Diplomat ini tertangkap kamera CCTV di Bandara Internasional Kuala Lumpur mengirim pulangempat terduga warga Korea Utara,” kata seorang pejabat polisi Malaysia seperti dilansir Channel News Asia, 23 Februari 2017.
Hyon Kwang Song berada di bandara bersama seorang staf maskapai Korea Utara, Air Koryo, saat peristiwa pembunuhan Kim Jong Nam pada Senin, 13 Februari 2017. Staf maskapai itu bernama Kim Uk II.
Keempat warga Korea Utara yang melarikan diri lewat bandara pagi itu adalah Ri Ji-hyon, Hong Song-ha, O Jong-gil, dan Ri Jae-nam. Mereka kembali ke Pyongyang lewat penerbangan transit di Jakarta, Dubai, dan Vladivostok, pada 17 Februari 2017.
Keempat orang ini diduga terlibat dalam merekrut Aisyah dan Huong untuk menyiramkan racun ke wajah Kim Jong Nam, yang sedang dalam perjalanan untuk pulang ke Makau.
MICHELLE GABRIELA | ANTARA | ANDY | BBC | BUDI RIZA
Pilihan Editor: Tak Cukup Bukti Membunuh Kim Jong Nam, Siti Aisyah Bebas